13

3.2K 330 119
                                    


Keluar dari rumah Mantra yang masih belum membuat El tenang, langsung menuju rumah Nala, disana sudah ada Sahara juga yang diminta datang.

Malam memang semakin larut tapi El rasanya tak ingin pulang kerumah, soal menginap dirumah Saha atau Nala sudah terbiasa baginya, begitupun dengan mereka berdua yang kadang juga menginap dirumah El.

Langkah El lesu menuju kamar Nala, membuka pintu yang tak terkunci itu lalu begitu saja menjatuhkan dirinya diranjang, kedua sahabatnya menatap heran keadaan El yang jelas belum mandi itu, karna masih mengunakan baju yang sama saat dikampus, bahkan raut muka El terlihat kurang enak dipandang bagi keduanya.

"Belum mandi Lo?" tanya Nala.

Meski dirinya sudah tau tapi tetap saja bertanya, aneh memang tapi biar saja.

"Lo ngapain nyuruh gue kesini diwaktunya orang tidur nyenyak?" giliran Sahara yang bertanya.

Tapi El belum terdengar bersuara, matanya masih terpejam sedari saat dirinya membaringkan tubuhnya itu.

Saha yang tak sabar mengguncang tubuh El agar menjawabnya, tapi El masih saja diposisinya.

"Lo cuma mau numpang tidur? rese Lo kumat ya El, mana belum mandi bau tau" ucap Nala sedikit mulai kesal.

"Soal taruhan Aji, kita hentikan sampai disini" suara El terdengar berat.

Saha juga Nala saling bertatapan lalu menatap El geram yang masih betah dengan mata terpejam itu.

"Lo nyerah?" tanya Saha.

"Kakaknya Aji sudah tau" balas El.

"Kak Mantra, tau dari siapa?" tanya Nala.

"Waktu kita pulang dari liburan, dia denger pas kita bahas dideket mobil" balas El.

Keduanya langsung mengingat saat itu, merasa ceroboh dengan bahasan itu yang harusnya tak ditempat dimana ada kakak adik itu juga.

"Berarti Aji tau juga dong?" tanya Saha.

"Ntahlah, tapi yang jelas kakaknya sangat marah" balas El.

Suaranya terdengar begitu sendu kali ini, bagaimanapun El mengingat jika Mantra masih memendam rasa marah dan tak sukanya.

"Kalau Aji belum tau, kita lanjutkan saja, nanggung deh" ucap Nala dengan entengnya.

Saha mengangguk ragu namun seperti setuju akan ucapan Nala.

"Jangan, gue gak mau Kak Mantra makin marah dan gak suka sama gue" balas El.

"Masalah banget emang kalau kakaknya Aji marah ataupun gak suka sama Lo?" tanya Nala.

El bangun dari dari tidurannya, membuka matanya menatap kedua sahabatnya bergantian, yang mendapat tatapan penasaran dari mereka.

"Iya masalah banget" balas El menatap keduanya bergantian.

"Kenapa? Lo ada hubungan apa sama kakaknya Aji, gue pernah liat tatapan mata kalian yang gue rasa kaya ada beda-bedanya gitu" balas Saha.

Dirinya memang pernah beberapa kali mendapati tatapan mereka yang beda dari lainnya.

"Terserah kalian setelah ini, masih mau sahabatan atau gak, mau maki-maki atau nonjok gue juga silahkan, tapi rasanya....gue suka sama Mantra" balas El.

Suaranya cukup lirih tapi masih jelas dipendengaran kedua sahabatnya, wajahnya tampak  gurat sedih yang jarang mereka liat.

"Apaaa" balas keduanya bersamaan menatap El tajam.

Antara percaya atau tidak pada ucapan El, tapi jika El becanda masa iya rautnya segalau itu.

"Lo serius El?" tanya Nala memastikan.

AbracadabrA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang