9

3.2K 328 110
                                    


Mantra menatap El sedikit tajam atas pertanyaannya, niatnya hanya ingin mengingatkan El bukan malah mendapat pertanyaan balik yang bukan urusannya itu.

"Terserahmu, yang terpenting bukan adikku" balas Mantra.

Berlagak seolah tak peduli meski dihati terdalam siapa yang tau.

"Apa menurutmu aku seperti  memberi harapan pada Aji?" lagi tanya El.

Matanya tak mau berpaling dari wanita didepannya yang pelan namun pasti bagai menghanyutkannya.

"Iya" balas Mantra singkat nan padat.

"Hanya karna yang tadi kamu lihat?" balas El.

"Karna itu jelas" balas Mantra.

"Jangan secepat itu membenarkan satu hal yang belum pasti, itu tadi bukan apa-apa tak ada istimewanya, jadi kamu tak perlu khawatir" balas El.

Seolah berharap gadis didepannya percaya akan ucapannya, bukan soal dirinya yang tak memberi harapan pada Aji tapi dirinya yang tak ingin disalah fahami.

Mendengar jawaban El yang tampak jujur, Mantra merasa sedikit lega ntah karna Aji atau yang lainnya, tatapannya kini menunduk menghindari gadis didepannya.

"Bersiaplah karna kita akan makan malam bersama yang lain" beritau El.

Setelahnya mengambil baju ganti lalu melangkah kedalam kamar mandi, meski El masih cukup dibuat bingung akan ucapan Mantra tadi, karna dirinya tak merasa memberi harapan pada Aji.

El menyentuh bibirnya yang tadi sempat terkecup bibir Mantra saat dipantai, El mengingat rasanya jika bibir gadis itu lebih lembut ketimbang bibir laki-laki yang pernah dirasainya.

Wajah ayunya saja akhir-akhir ini sering membayang dibenak El, apalagi setelah merasai bibirnya meski hanya sekilas,  siapa yang tau gemuruhnya badai asmara nampaknya kian berdatangan.

Saat El keluar dari kamar mandi, Mantra terlihat sudah siap karna tentunya sudah mandi duluan, meski tampilannya sederhana tapi yang namanya cantik pembawaan dari lahir pastilah akan tetap menawan.

Setidaknya seorang gadis kini menatapnya bagai terpesona, meski jelas-jelas tau jika hal itu tak diperbolehkan.

"Apa ada yang salah pada diriku?" tanya Mantra tampak bingung.

Saat tau jika sedari tadi El tak berkedip menatapinya.

"Haa..apa..maksudnya?" balas El tak kalah bingung.

"Kamu natap aku gitu banget El, ada yang salah atau aneh padaku atau apa?" balas Mantra.

"Gak ada Kak" balas El tertawa palsu.

Menjawab pertanyaan Mantra, El merasa dirinya ketauan sudah menatapi gadis lebih tua didepannya itu, kemudian El meraih ponselnya untuk menghindari rasa gugupnya.

"Ayuk kita keluar yang lain udah nunggu" ajak El.

Karna Nala sudah mengirim chat jika dirinya bersama Saha juga Aji sudah ditempat makan.

"Lama lo El" protes Nala.

Sesaat setelah El duduk didepannya, sedang Mantra duduk disebelah Aji.

"Bawel lo ah" balas El.

"Udah sekarang mending pesen deh, dari pada lo berdua brisik yang ada makin lama" timpal Saha.

Akhirnya mereka tak ada yang ngebantah, karna sibuk memilih menu masing-masing setelah memanggil pegawai restoran.

"Em..Ji, kamu seneng gak liburan disini?" tanya Nala pada Aji disela nunggu pesanan.

"Seneng, ada kalian rame, ada Kak Mantra juga karna udah lama gak liburan bareng" balas Aji.

AbracadabrA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang