22

3.7K 298 84
                                    


Hari hampir menggelap ke malam, parkiran Kampus terlihat mulai sepi, sepasang kekasih melangkah berdampingan begitu serasi, seperti sedang berlatih untuk berjalan dipelaminan suatu kelak yang tak tau kapan.

El menghampiri mobilnya, sedang Mantra memilih melangkah dekat kegerbang, sembari tangannya meraih ponsel disaku untuk menghubungi Aji jika dirinya tak akan pulang malam ini.

Mantra tau adiknya mungkin akan bertanya lebih atau bahkan curiga, tapi untuk saat ini lebih menuruti hatinya yang ingin terus menghabiskan waktu berdua dengan El.

Bertepatan dengan Mantra yang ingin kembali menyimpan ponselnya setelah digunakan, sebuah mobil melaju cukup kencang menghampiri gerbang dimana Mantra berdiri, hampir saja tubuh Mantra terseremped mobil itu jika saja tak diteriaki oleh penjaga disitu untuk lebih menepi, meski posisi Mantra sebenarnya sudah ditepi.

Terkejut tentu saja setelah menghindari lajunya mobil itu, yang kini sudah melewati gerbang Kampus dengan seenaknya, padahal semua juga tau jika diarea itu tak ada yang boleh melaju kencang. 

Tapi orang dibalik stir mobil  tentu tak peduli dimanapun itu, karna niat kesengajaan yang sudah membuatnya nekad, meski aksinya gagal karna tidak sedikitpun mobilnya menyentuh tubuh Mantra.

Orang itu harus mengalami lagi dibuat kesal karna kegagalan sendiri, jika sesaat tadi fikirannya salalu menganggap dirinya hebat tapi sepertinya sekarang sebaliknya karna tak ada hebat-hebatnya sedikitpun.

Kalian tak perlu repot-repot menduga, karna sudah sangat jelas tertebak siapa orang sialan dibalik kemudi mobil itu.

Mantra dibuat cukup tak terima dengan apa yang baru saja dialami, benarkah salah satu anak Kampus yang sedang terburu tanpa melihatnya tadi, atau mungkin orang dengan  kesengajaannya.

Fikiran Mantra mendadak menerka hingga mobil El kini sudah berhenti didepannya, El keluar dengan tersenyum mempesona membukakan pintu mobilnya untuk Mantra, tanpa tau jika wanitanya hampir saja terseremped mobil, jika saja El tau pasti akan murka seketika.

Mantra tersenyum tipis menatap El lalu masuk kedalam mobil, El kini sudah duduk dibalik kemudi, senyuman sedari tadi bagai tak mau lepas dari bibir El, melajukan mobilnya meninggalkan Kampus dengan hati yang sedang kasmaran.

Satu tangan El terulur menggenggam jemari Mantra, membuatnya menoleh yang sedari tadi diam, Mantra tak menceritakan apa yang dialaminya tadi, difikirnya itu belumlah hal penting.

Suasana petang sudah terlihat nyata, meski sedari siang mendung menghiasi langit tapi nyatanya hujan tak jua turun.

"Kita mampir makan dulu ya" ajak El.

Mantra hanya menatapi El tanpa mengiyakan atau menolak, seperti sedang menggagumi atau ada hal lain.

"Sayang kitakan butuh tenaga" tambah El, kali ini mengusap lembut pipi Mantra.

Tersenyum lucu kala mata itu menatapnya sedikit tajam karna ucapannya.

"Makan dipinggir jalan aja, disekitaran sini banyak" balas Mantra.

El mengangguk setuju, bagi dirinya makan dimana asal bersama Mantra tak akan keberatan tentunya, karna masih untung mau diajak makan, kalau tidak bahaya fikir El yang nanti akan sangat butuh tenaga.

Mobil El berhenti disalah satu warung tenda yang diinginkan Mantra, sepertinya Mantra pernah makan ditempat itu, beberapa orang tampak sedang menikmati pesanan mereka saat El juga Mantra masuk.

Mantra yang memesan karna El hanya ikut saja apapun makanannya, dirinya percaya saja pada saja pada sang pujaan.

Keduanya memilih duduk diluar tenda, beratapkan langit meski tanpa bintang tapi tak mengapa, karna diluar udara lebih segar.

AbracadabrA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang