10

3.2K 328 112
                                    


El tak membuang waktu langsung mengejar Mantra lagi  yang sudah beberapa langkah didepannya.

Menarik untuk kedua kalinya tangan gadis lebih dewasa itu demi menghentikan langkahnya, walau jelas ada kekhawatiran tapi Mantra kini menatap El juga.

"Kenapa mendadak melarikan diri?" tanya El saat mata mereka bertemu.

"Ini sudah hampir tengah malam, sebaiknya memang kita pulang" balas Mantra.

Antara benar dan menghindar apa yang diucapkannya.

"Tapi gak harus ninggalin aku gitu ajakan?" balas El.

"Maaf" balas Mantra merasa tak enak.

Menunduk dari tatapan mata El yang sedari tadi tak berpindah.

Posisi tangan El kini berubah dari tadi yang memegang pergelangan tangan Mantra, kini menjadi menggengamkannya dijemari Mantra.

Sedikit kaget Mantra dibuatnya tapi seolah tak ingin mengelak, saat merasakan kehangatan yang cukup dari jemari El pada jemarinya.

"Lain kali jangan seperti tadi, kita pergi berdua pulangpun harus tetap bersama, bahkan bila kamu pergi sendiri aku tak keberatan jika harus menemani" ucap El tampak sungguh-sungguh.

Membuat gadis didepannya sedikit salah tingkah, tapi kemudian El menarik lembut tangan Mantra untuk melangkah melewati jalanan menuju Hotel tempat mereka menginap.

Tak ada hal lebih aneh dari apa yang Mantra alami kini, seperti ada percampuran rasa dibenak juga hatinya, meski karna satu gadis lebih muda darinya yang kini sedang dengan santainya terus menggenggam tangannya.

Tak pernah seperti itu sebelumnya dengan siapapun, bahkan dengan sahabatnya dulupun, semuanya Mantra merasa biasa saja tak ada yang mendebarkan apalagi mengkhawatirkan.

Tapi kini jelas berbeda saat adanya El yang ntah kebetulan atau tidak, menjadi keanehan  luar biasa dihari-harinya, Mantra bagai tak bisa menolak apapun itu meski terkadang tak sejalan dengan nalarnya.

Masih jelas Mantra akan hal tadi saat El memeluknya dari belakang, debar dijantungnya kian berontak tak beraturan, bagaimana mungkin jika dirinya tak dirundung kekhawatiran.

Meski kini semua itu coba Mantra ketepikan, menuntun fikirannya untuk sekedarnya saja merasai tiap kejadian.

Hingga keduanya kini sampai didalam kamar, tanpa bicara sepatahpun setelah kejadian tadi, kecanggungan yang dirasakan masing-masing tampak terlihat.

Ntahlah bagaimana fikiran juga hati mereka kini, tapi yang pasti hampir sama menyerupai satu sama lainnnya, ketika harus melewati semalam lagi dalam seranjang.

Tengah malam sudah terlewat tapi kedua gadis itu belum juga terlelap, walau mungkin tak saling tau, karna posisi Mantra membelakangi El, sedang El memposisikan tubuhnya menatap langit kamar.

Meski keduanya sama terpejam sedari tadi, tapi kenyataan bukan tertidur melainkan sibuk dengan benak sendiri, ketiga kalinya El kini menoleh pada Mantra, mungkin difikirnya sudah tertidur sedari tadi.

Hingga tampak berani El coba merubah posisinya, ntah sengaja mengambil kesempatan atau karna El kedinginan, El dengan beraninya merapatkan tubuhnya pada Mantra, tangannya melingkar sempurna dipinggang Mantra yang kini sedang menahan debaran.

Batinnya dibuat tak tenang akan ulah El, tapi terpaksa diam agar dikira tertidur, hingga mau tak mau Mantra terus berpura tertidur, sampai dirinya merasakan nafas lembut El yang mungkin sebagai pertanda jika gadis dibelakangnya sudah berada dialam tidurnya.

Mantra yang sedari tadi berperang dengan debarannya, kini tampak mulai bisa meredakanya seiring rasa kantuknya yang kian menyerang.

*********

AbracadabrA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang