26

6K 308 97
                                    


Sebagai hukuman yang mau tak mau harus Sahara terima, karna  El mendapat dukungan penuh dari Nala juga Mantra.

Saha harus memasak untuk mereka makan siang juga malam dirumah Mantra, hukuman tampak sangat ringan jika bagi seseorang yang pandai atau hobi memasak, lain dengan Saha yang ceritanya tak pernah memasak karna memang dirinya tak suka.

Awalnya Sahara kekeh menolak memasak, diganti saja dengan mentraktir makan direstoran mewah tapi mereka tentu tak setuju, karna bukan makanan atau kemewahan yang diingini tapi lebih ke agar Saha terasa jera jika berniat mengulangi perbuatannya itu.

"El, panggil tukang masak dirumah gue aja ya" rayu Saha pada El.

Terdengar seperti anak kecil sedang merenggek, Nala memberi tatapan tajamnya saat Saha mengkodenya untuk membantu dirinya.

Tentu saja karna Nala harus sedikit tega kali ini sebagai pelajaran buat Saha.

"Cepat masak sana udah mau waktu makan siang" perintah El digalak-galakin.

"Ellll..gaibie" terus renggek Saha.

Sebenarnya hanya akting karna sesungguhnya dirinya tak iklas merenggek didepan El.

"Mau dipecat jadi sahabat haa?" tanya El sok tajam.

Saha langsung menggeleng cepat tampak lucu, gadis itu jelas tak mau dipecat sebagai sahabat oleh El ataupun Nala, karna dirinya sudah terlanjur jatuh hati sebagai sahabat sehidup  samatinya pada kedua gadis itu.

Nala menahan senyumnya menyaksikan dua orang didepannya, Mantra datang dari arah dapur membawa beberapa gelas minuman, El langsung mendorong Saha yang berada disampingnya untuk pindah tempat, kemudian tangannya menarik tangan Mantra untuk duduk disampingnya.

Semakin membuat Saha berdecak sebal-sebal menggemaskan meski tak ada yang peduli.

"Nyesel tadi aku udah abaiin panggilan sayang dari kamu yang merdu itu, gara-gara sikampret Saha tu" ucap El pada Mantra.

Terdengar antara alay atau bahkan lebay memang tapi namanya orang cinta, bebasin ajalah biar senang, Mantra hanya tersenyum menangapi omongan El.

Saha mendelik tajam mendengar perkataan El, setelahnya berpura-pura mau muntah akan tingkah El yang sangat amat jauh berbeda itu.

Lain Nala yang cekikikan lucu menatapi mereka, gemas pada Saha juga El karna sedang tak akur sedari tadi.

Saha menarik Nala kedapur dari pada tetap disana terus muntah beneran melihat El yang menurutnya alay pada kekasihnya.

Nala yang tak terima ditarik memukul-mukul tangan Saha agar dilepaskan tapi gadis itu tak mau melepaskannya.

"Saha ihh main tarik aja" protes Nala.

"Lo demen gitu liatin orang pacaran" balas Saha.

"Bilang aja Lo pingin makanya liat gituan aja gak kuat padahal mereka cuma alay-alayan" balas Nala.

"Kalau gue pingin Lo udah gue sikat karna disini cuma Lo yang tersisa, buktinya Lo masih utuh" balas Saha tak mau kalah.

Mata Nala mendelik tak terima menatap pada Saha, omongan nyleneh Saha mengusik hatinya tentang kata sikat dikira dirinya apaan main sikat.

"Maksud lo?" tanya Nala.

"Udahlah gak usah dibahas, mending Lo bantuin gue masak" balas Saha.

Tak mau membahas tentu saja karna apa yang diucapkannya saja hanya kata yang keluar begitu saja dari mulutnya.

"Ogah, itukan hukuman Lo" tolak Nala.

"Jadi Lo tega?" balas Saha memelas.

"Kejam malah" balas Nala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbracadabrA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang