24

3.6K 292 103
                                    


Setelah menit demi menit berlalu hanya dalam keheningan, kini terdengar Mantra menghela  nafasnya sedikit berat, kedua Pria didepannya masih sangatlah setia menunggu penjelasan, bukan karna mereka sabar tapi Mantra masih tak merespon atas pertanyaan sama yang dilontarkan padanya.

Keempat orang kini duduk saling berhadapan diruang tamu rumah sederhana milik kakak beradik itu, El cukup santai tak terlalu tegang membalas tatapan demi tatapan kedua Pria didepannya yang terbebani  penasaran.

Raqi sedari tadi sesungguhnya sudah tak sabaran, tangannya sempat terulur menggapai tangan Mantra, tapi pemiliknya menghindari seketika.

"Aji, Kakak menjalin hubungan special dengan El" jujur Mantra akhirnya.

Matanya menatap Aji meyakinkan, selama ini bukan Mantra takut untuk pengungkapan ini tapi lebih menjaga hati adiknya yang jelah sudah ditaruh pada El, namun kali ini nampaknya Mantra harus jujur meski bersamaan itu hati adiknya pastilah suka tak suka terluka juga.

Raqi menajamkan tatapnya mendengar ucapan dari mulut Mantra, sedang Aji belum ada reaksi berlebih.

"Special seperti?" tanya Aji memastikan.

El hampir saja langsung menjawab pertanyaan Aji, tapi Mantra menarik tangannya lembut sehingga El menoleh padanya.

"Berpacaran" balas Mantra.

Kali ini tak hanya menatap Aji tapi juga Raqi, kedua Pria yang tentu saja tampak syok dibuatnya dengan pengakuan lantang itu.

"Bagaimana bisa Mantra, kalian sama perempuan?" tanya Raqi.

Dalam hati Raqi tak percaya  akan sikap Mantra yang demikian.

"Nyatanya kita bisa, berpacaran tak hanya hak Pria bersama Perempuan, karna Pria dengan Pria atau Perempuan dengan Perempuan itu hak hati pemiliknya" balas Mantra.

Seolah tak peduli jika Raqi yang selama ini mendambanya akan berfikiran buruk tentang dirinya setelah ini.

Aji semakin syok mendengar penuturan Kakaknya begitu berani, bukan semata karna hatinya yang sakit tapi karna benar pertanyaan Raqi jika keduanya berjenis sama.

Satu hal yang baru Aji tau jika Kakaknya seorang penyuka sesama, dan parahnya gadis itu adalah pujaan hatinya, dirasa kejadian ini sungguh mempermainkan kepriaannya.

"Kak, taukan kalau hubungan seperti itu dilarang disini?" tanya Aji lemah.

Meski hatinya sakit serta ingin marah tapi cukup ditahannya saja.

"Kakak tau juga faham, tapi biarlah apapun itu akan kutanggung dan tetap kujalani" balas Mantra.

"Mantra, aku gak nyangka ya  kamu seperti ini, bukankah itu hal yang menggerikan, di dunia ini masih sangat banyak laki-laki, bahkan ada aku yang siap menikahimu saat ini juga" ucap Raqi mulai ikut campur.

"Siapa yang peduli omongan Anda, mulai sekarang berhenti mencari perhatian Mantra karna dia kekasihku" El cukup emosi membalas ucapan Raqi dengan cepat.

Jemari lembut Mantra sempat mengusap tangan El agar gadis itu lebih kalem, matanya sempat menajam beradu dengan mata Raqi yang menyorot marah.

Aji menunduk seolah tak peduli omongan El juga Raqi, kedua tangannya meremas rambutnya pelan, kemudian berdiri melangkah masuk kekamarnya begitu saja, tak ada yang berniat mencegah dibiarkan.

"Mantra, kamu hanya main-mainkan dengan ucapanmu? ayolah gadis secantik kamu akan lebih baik menikah dengan seorang Pria yang menyukainmu lalu punya rumah tangga  bahagia" lagi ucap Raqi terdengar mengganggu kuping El.

AbracadabrA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang