11

2.9K 324 99
                                    


Jika biasanya El akan merasa nyaman didalam kamarnya, tapi tidak untuk saat ini, ucapan Mantra masih terus mengusik fikirannya, dan yang lebih membuat dirinya gelisah tak tentu arah karna masih belum mengerti maksudnya.

Gadis itu dirasa El tak tertebak, kadang seperti menurut pasrah meski dengan sikap diamnya, tapi bisa juga menjadi mendadak galak.

El tampak uring-uringan sendiri dikamarnya, tak habis fikir jika akan sampai merasa sebegitu tak tenangnya hanya karna ucapan seorang gadis yang bahkan belum lama dikenalnya.

Mencoba mengingat hingga menerka tapi hasilnya tetap sama, El masih belum menemukan jawaban dari maksud ucapan Mantra.

Ntah El sebegitu tak pekanya atau El tak berfikir jauh kesana, sampai membuatnya bak orang terbodoh yang tampak lugu mungkin.

Saking lelahnya fikiran El sampai akhirnya dirinya tertidur meski sudah lewat tengah malam, setelah liburan bukannya membuat El bahagia tapi justru dibuat resah seketika.

*********

Pagi hari diparkiran Kampus, El keluar dari mobilnya terlihat lesu tanpa semangat, bahkan seolah tak hiraukan kehadiran kedua sahabatnya, El melangkah pelan begitu saja.

"Pagi-pagi muka Lo kusut amat" tegur Nala merangkul El.

El tak menjawabnya, terus melangkah sambil melepaskan rangkulan Nala pada dirinya.

Nala juga Sahara saling pandang tak mengerti pada sahabatnya itu.

"Kurang tidur apa kenapa Lo?" tanya Saha.

Menyamai langkah pelan El, tapi tetap tak ada jawaban dari mulut manis El.

Hingga Saha menarik tangan El untuk membuat langkahnya terhenti, kini Saha juga Nala berdiri tepat didepan El menatap menunggu jawaban.

"Gue berasa males ngampus aja sebenernya" balas El akhirnya.

Tentu saja dirinya berbohong, mana mungkin memberitau yang benar meski pada sahabatnya, untuk yang satu itu belum waktunya.

"Kenapa dihh?" tanya Nala.

"Masih pingin liburlah" balas El cuek.

Kembali melangkah meninggalkan keduanya yang saling kesal karna ulah El.

"Pagi bidadari-bidari Kampus" sapa Aji pada ketiganya.

Ntah sejak kapan Aji menjadi pintar melontarkan rayuan pada lawan jenis, meski apa yang Aji ucapkan langsung membuat Nala juga Saha tersenyum kegirangan.

Hanya keduanya saja, karna El sedikitpun tak memberikan senyuman, tatapannya sedari tadi tertuju pada Mantra yang sempat ikut terhenti sejenak, kemudian meneruskan langkahnya begitu saja.

"Pagi juga Aji ganteng" balas Saha juga Nala seperti mereka janjian, padahal anggap saja kebetulan.

Tak henti senyuman manis keduanya ditujukan kepada Aji demi untuk menjadi pemenang, El kembali melanjutkan langkahnya meski jelas tak ada semangat melewati hari.

Aji menatap El bingung, kadang bahkan Aji berfikir jika El orang yang cuek, meski sering Aji menunjukan rasa peduli juga kagumnya tapi El selalu merespon biasa.

Tapi itulah yang menjadi semangat Aji untuk dapat mengenal El jauh lebih dekat, sehingga secara terang atau diampun tetap berusaha.

Tanpa Aji tau jika hati El sepertinya sedang tahap dicuri seseorang secara diam-diam, terlihat dari betapa tak jelasnya sikap El sejak kemarin itu.

Bahkan saat jam kuliah sudah dimulai beberapa saat lalu, fokus El bukan pada Dosen didepannya tapi masih pada seseorang yang tak terlihat.

Sahara juga Nala masih dibuat bingung akan sikap El yang mendadak menjadi pendiam, keduanya tampaknya tak percaya pada alasan El yang sedang malas kuliah itu.

AbracadabrA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang