Without You

1.8K 185 7
                                    

"Yena.. Yena keluar nak.. kamu belum makan.."

"Dek.. adek jangan ngurung diri terus dek.. abang khawatir.."

Dan beberapa rayuan lainnya yang ku abaikan,itu hanya beberapa,menyuruhku keluar untuk sekedar makan atau minum.

Disinilah aku,seorang Jung Yena.Berbaring diantara banyak bantal,dengan tubuh yang seluruhnya ditutupi selimut tebal para putri Disney.

Entah sudah berapakali orangtua ku juga bang Jaehyun menceritakan kenapa Lucas bukan keluarga kandung dari kami semua.Tapi hal tersebut hanya membuat air mataku kian terkuras.

Bahkan kini,matahari pun tak ku biarkan menengok keadaanku,dengan kamar gelap juga keadaan siang malam,hanya kesedihan yang membuatku bertahan.

Handphone juga tak ku biarkan menyala walau satu detik.Ku dengar Jeno sering datang hanya untuk sekedar membawakan martabak manis,juga ikut merayu untuk membuatku keluar,tapi semua itu tidak berguna.

"Yena,ini gua,ayo keluar."

Suara datar itu membulatkan mataku,diriku yang kini nampak seperti orang gila,menggigit selimut,memegangi kaki,menatap kosong,langsung tergugah untuk berdiri bangkit dan membuka kunci pintu tersebut.

Dengan cepat langsung memeluk siapa yang berbicara.

"Lucas.. jangan tinggalin gue.. gue ga mau pisah sama lo... gue sayang sama lo..."Ucapku sambil sesegukan,memeluk erat Lucas.

Ku sadari ada orang tua ku,juga bang Jaehyun,dan Jeno.Menyaksikan drama kehidupan secara langsung.

Lucas awalnya sangat terkejut,perlahan mulai membalas pelukanku.

"Maafin gue."Ucapnya singkat lalu mengecup sisi kiri kepala dengan rambutku yang acak secara pelan.

~~~

"Kok kamu gitu banget sih sama Lucas?",tanya Jeno saat kami berdua tengah berjalan-jalan mencari mood baru untuk diriku,setelah acara tangis-menangis untuk merelakan Lucas tidak tinggal dirumahku lagi.

Aku tertawa kecil,"Yang emang kenapa? Orang dia udah aku anggep abang sendiri."

Jeno mendengus kesal,"Ya kan kalian bukan adek kakak beneran.. bukan kandung.. masa iya ngomong jangan tinggalin gitu.."

Aku menatap Jeno,menyenggolnya pelan sambil tersenyum,lalu memasukkan jariku ke sela jarinya,"Acie yang cemburu."

"Ya kalo ga cemburu,berarti aku ga cinta sama kamu."Ucap Jeno sambil memandang langit.

"Idih,masih SMA tau,udah cinta-cintaan aja."Ujarku.

Jeno lalu menatap wajahku,"Ih apaan,orang tadi ngomong sama langit."

Aku tertawa,lalu melepaskan tautan tersebut,merapikan rambutku.

Tiba-tiba saja Jeno memelukku dari samping,menaruh dagunya ke atas bahuku.

"EH EH NGAPAIN NGAPAIN JENO?!"Panikku.

"Ga boleh? Aku kangen tau.."

Aku mendengus kesal,"Ya gak gitu juga Jeno,kamu berat tau gak!"

Melepaskan pelukannya,Jeno langsung menggendongku di punggungnya.Aku yang panik hanya bisa berteriak kaget,sedangkan dirinya tertawa membawa ku berlari mengelilingi taman dengan jalan setapak tersebut.

Serendipity;Lee Jeno [ ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang