Stay With Me

2.3K 161 7
                                    

Kini aku berdiri depan makam Jeno,tanpa pengecualian aku menangis.Ayah Jeno juga menangis.Mark,Jaemin dan teman-teman satu squad nya yang hadir hanya mencoba menahan tangis,terlihat dari mata mereka yang berkaca-kaca.

Pagi tadi saat aku dibangunkan Jaemin,betapa sakitnya telinga ku mendengar suara mesin yang menampilkan garis lurus dilayarnya.

Dengan air mata tergenang aku berlari mencari dokter dan suster yang merawat Jeno.Sedangkan Jaemin menghubungi ayah Jeno,Mark juga bang Jaehyun yang secara khusus ku suruh untuk menenangkan adiknya karena orang tua kami sedang berada diluar kota dan Lucas beserta keluarganya sedang di China.

Dengan ekspresi tidak sedramatis drama yang ku tonton,aku menangis memohon kepada Tuhan saat jalan ku sudah diiringi dokter dan beberapa perawat.

Ditemukan Jaemin yang memerah matanya mengajakku keluar dari ruangan saat dokter sudah tiba.Jaemin nampak sangat lemah saat ini,tangan kekarnya mendorong bahuku pelan,mengiring keluar.

Ia menangis tertunduk dikursi disebelah pintu.

Aku begitu shock,tidak mengerti apa yang kini sedang dipikirkan otakku.Rasa kehilangan yang tidak bisa di ceritakan,sungguh berbeda.

Dokter keluar dari ruangan setelah beberapa waktu,memberikan suara bahwa Jeno sudah tiada sejak 10 jam yang lalu.

Langkah gontai ku diiringi Jaemin yang kian menahan tangis.Aku duduk disebelah Jeno yang sudah tertidur untuk selamanya,memegang tangan dinginnya yang sudah tidak dialiri darah.Mencium punggung tangannya berulang kali sembari memanggil-manggil namanya,berharap ini hanya sekedar prank yang Jeno rencanakan bersama dokter dan perawat.

Namun apa yang terjadi? Seluruh tubuhku kian membeku,dingin tanpa rasa yang lain.

~~~

Aku duduk di kursi jauh dari makam Jeno dikuburkan,mencoba menenangkan diri.

Menangis hanya membuang waktu ku,apa jadinya jika Jeno tidak suka kalau aku menangisi dirinya padahal ia sudah berpesan agar selalu bahagia?

Tak lama setelah duduk,seseorang duduk di sebelahku,dirinya Jaemin.

Dengan dress code senada warna hitam,kami diam dalam keramaian suara orang yang menangis.Tak lama,hujan turun.

Aku tersadar dari lamunanku,merasa hanya beberapa tetes menjatuhi kepalaku,terlihat Jaemin sudah memayungi diri kami berdua.

Ia tak melihat,memandang,bahkan melirikku sedikit pun.Ia fokus memperhatikan tanah yang dilalui semut-semut.

Perlahan,aku menyandarkan diri di bahu Jaemin.Sepersekian detik kemudian,air mataku jatuh.

Jaemin yang nampaknya mengerti langsung mengusap rambut ku halus.

Hanya diam,tak bersuara.

"Apa kita bakalan menuhin permintaan Jeno? Lo bakal nikah sama gue?"Tanya Jaemin datar,tak melihat padaku.

Aku masih jatuh,namun segera melihat padanya,"Beri gue waktu untuk melepas Jeno secara mental.Gue mungkin emang bakal nikah beneran sama lo,tapi gak sekarang."

Ia tertawa kecil,membuat senyuman miring pada bibirnya.

"Adil gak sih ini?"Tanya Jaemin.

"Maksud lo?"

"Gue hutang budi banyak sama dia,sedangkan gue sekarang bahkan harus nikah sama perempuan yang dia suka.Gue jahat ya?"

Aku tertawa pelan,"Gue juga jahat kok,buah simalakama Min,gak nikah berarti gak menuhin permintaan terakhir Jeno,kalo kita nikah,kita emang bakal bahagia?"

Disaksikan alam semesta,kami diam dalam kebingungan,juga bingung karena diamnya kami.

The end?




Yo yo hai helo annyeong ^^

Makasih udah baca dari awal sampe akhir,TERHARU ADEG ㅠㅠ yang komen juga sumpah naikin mood.. makasih juga karena udah ngevote dan dukung cerita ini :D lapya dari istri Jaemin.

Banyak banget kan hal janggal dan membingungkan kayak apa ceritanya Jeno sama Jaemin saudaraan tiri,trus kenapa Jaemin pernah ngamuk dan bilang ga suka jadi anak haram,trus juga part awal itu,sebenernya siapa yang sama Yena.

Oiya,kalyan mikir visualnya Yena itu siapa :>
Padahal bukan Yena iz*one loh :)

Baca part sehabis ini ya,ada yang perlu ditunggu buat kejelasan book serendipity ^^.

-xdfyra

Serendipity;Lee Jeno [ ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang