The Truth Untold

2.2K 199 34
                                    

Akhirnya ujian semester pun dimulai! Sebagian besar dari siswa sekolah sudah mempersiapkan diri dengan belajar,lalu sebagian lainnya mempersiapkan kunci jawaban yang bocor.Entah sepintar apa tapi mereka sudah mempersiapkan berbagai strategi dalam berbagai situasi.Aku? Aku adalah contoh insan yang tidak dalam dua kelompok tersebut.Karena diriku adalah orang yang malas belajar dan juga orang yang tidak ingin berbuat curang,berapa pun nilaiku,yang terpenting aku tidak melakukan hal curang seperti menyontek dan mengambil kunci jawaban.

Saat ujian,seluruh siswa mendapatkan nomor ujian yang membawa mereka pada satu ruangan dengan orang-orang secara acak.

Entah keberuntungan atau apa,aku mendapatkan nomor yang mengakibatkan aku harus duduk dengan Jeno.

"Jodoh ga kemana."Kata Jeno saat tahu dirinya akan satu meja dengan diriku,aku hanya memutar mata.

Beberapa hari berlalu dan akhirnya hari terakhir.Sebuah kenyamanan atau siksaan jika hari terakhir ujian adalah ujian matematika.Terlihat Jeno kerap kali seperti orang yang baru saja tertabrak tiang listrik,dirinya terlihat 'sakit' karena soal.

Bukannya aku sendiri tidak bingung,aku tentu bingung,tapi aku percaya dengan prinsip bang Jaehyun,"Kita ini dari gen pinter semua,belajar ga belajar tetep aja pinter.",dan dengan pintar atau bodohnya aku mengiyakan dengan sangat yakin perkataan kakak tertua tersebut.

Setelah 120 menit waktu yang diberikan untuk menjawab soal berlalu,semua siswa langsung bersorak gembira kecuali Jeno.

Aku menyenggol Jeno yang tengah menelungkupkan kepalanya diatas meja,"Kok lu kayak ga seneng sih ujian abis Jen?"

Jeno langsung mengangkat wajahnya,"Seneng sih,tapi kepala gua baru aja kebakaran."

Aku terkekeh,"Yok kita padamin,gua traktir dikedai tempat abang gua kerja."

Jeno mengangguk.

Aku belum memberitahukan bahwa ternyata,bang Jaehyun bekerja sampingan disalah satu kedai di funworld.

"Abang ga mau ngerepotin mamah sama papah,abang pengen mandiri.Lu jangan bilang sama siapa-siapa ya,yang tau ini cuman lu doang,Lucas aja kaga tau.",ucapnya saat aku meminta penjelasan kenapa menemukan dirinya memakai baju pegawai saat dikedai tersebut.

~~~

"Pegangan ye,gue pengen ngebut."Kata Jeno sambil menyerahkan helm kepadaku.Sejak kejadian dimana Jeno  mengantarkan martabak kerumahku,setiap pagi dia pasti datang untuk berangkat bersama ke sekolah.Dan anehnya seluruh anggota keluarga ku memperbolehkan dengan alasan masing-masing.

"Gapapa,jagain Yena ya.",itu ayah dan ibuku.

"Yoi bro,biar gua bisa berangkat bareng Doyeon.",itu Lucas,agak kurang ajar.

"Iye dah,awas lu phpin adek gua kek si Jaemin.",itu bang Jaehyun,semakin tidak ada hubungannya.

Kembali ke cerita.

Aku mendorong pelan lengan Jeno,"Apaan sih ngebut-ngebut,ga baik tau."

Jeno lalu menatap datar padaku,"Gua belajar dari Lucas,abang lu."

"Ya jangan ditiru,bahaya,entar kecelakaan gimana?"

Jeno tersenyum,"Cie,perhatian banget sama gua,khawatir gua kenapa-kenapa ya?"

"Ya bukannya gitu,gua jadi korban ga bersalah nih!"Kataku sambil cemberut.

"Ih lucu bat deh bini gua,udah naik aja,gosah cemberut gitu,makin gemes gua."Kata sambil mencubit pipi kananku.

Manis bukan perlakuan Jeno? Siapapun pasti baper.Termasuk diriku.

Aku tidak mengerti sebenarnya hubunganku dengan Jeno ini apakah hanya sekedar persahabatan.Bayangkan saja,mana ada seorang sahabat yang terus-terusan menggombali sahabatnya apalagi itu lawan jenis? Mungkin itu sifat asli Jeno,tapi tetap saja akan menggoyahkan diriku!

Serendipity;Lee Jeno [ ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang