{Bagian 34}

1.2K 51 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca + kalau suka, dan coment sesudah baca ya...

Happy reading all...

Have fun...

.

♡♡♡

.

"Raihan, gue takut..." bisik Fathia pelan ke Raihan yang berada di samping nya

"Udah... lo Jan takut. Kan Ada gue di sisi lo, gak ada yang perlu lo takutin, percaya deh sama gue, lo percaya kan sama gue? Gak akan terjadi apa pun sama lo, gue gak bakal ngebiarin lo terluka sedikit pun. Jadi lo harus berani, ya?" Ucap Raihan hangat sambil mempererat pegangan nya pada pedang panjang di hadapannya, Fathia mengangguk pelan

'Bakal gue coba.'  Batin Fathia sambil mencoba menguatkan diri

.

Para pembunuh bertopeng itu berlari ke arah mereka dan mereka makin dekat, makin dekat, makin dekat, dan...

'Prang!' Suara bertemu nya pedang Desi dan pedang pembunuh bertopeng itu memulai pertarungan besar ini. Dan kini yang terdengar di udara hanya lah dentingan pedang yang saling bergesekan.

Mereka semua bertukar banyak sekali serangan, mereka mencoba melawan, dan mencoba mengelak agar tidak terluka.

.

Walaupun Alvaro dkk dan Desi dkk sangat kuat dan mereka juga bisa menyerang musuh mereka, tapi nyatanya mereka juga tidak bisa menghindari terkena nya beberapa serangan dan terluka cukup parah.

.

.

Sepuluh menit kemudian...

.

.

"Agh!!" Erang pembunuh yang menjadi lawan Desi

Kini ia sedang terbaring kesakitan, kedua pedang nya sudah terlepas dari tangan nya, dan entah hilang kemana. Nampak Desi menginjak badan sang pembunuh, agar ia tak bisa memberontak.

Desi nampak berkeringat, dia memandang kearah pembunuh itu dengan tatapan benci. Di tangan kiri nya, bercucuran darah segar karna terkena salah satu pedang pembunuh itu.

Walau Desi nampak dengan mudah melumpuhkan musuh nya, tapi nyatanya ia juga harus mendapatkan 1 luka yang cukup parah di lengan kiri nya, tapi itu sebanding dengan lumpuh nya musuh.

Ia nampak kesakitan walau tak begitu terlihat. Ia berniat mengorek informasi dari pembunuh itu

.

Sedangkan keenam teman nya yang lain masih sibuk, mereka masih terus mencoba melumpuhkan musuh mereka, mereka tak ingin cepat putus asa.

.

"Nyerah aja lah! Kata kan siapa yang menyuruh lo ngelakukin ini!" Ucap Desi lantang

"Gak akan. Aku gak akan nyerah, apalagi memberitahu mu tentang bos ku" ucap pembunuh itu

Desi memutar bola mata nya kesal.

"Cepat kata kan saja! Kalau tidak..." ucap Desi dingin, sengaja tidak ia lanjutkan, melainkan langsung menodongkan pedang nya ke leher pembunuh itu

"Aku tetep gak akan bicara apa pun." Ucap pembunuh itu

"Apa?!" Ucap Desi geram.

"Aku tak akan berkhianat pada kelompok ini, kelompok yang sudah banyak membantu ku. Bahkan aku lebih memilih untuk mati di tangan mu dari pada memberitahu mau tentang bos ku" ucap pembunuh itu

The Most Wanted Vs Good Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang