C H A P T E R 21

371 51 6
                                    

HALOOOO PARA READERSSS..

SEBELOM BACA CERITANYA, BACA PENGUMUMAN INI DULU YAAAK.

Biar kalian gk salah paham, biar author jelasin ya kenapa hari sabtu yang lalu saya nggak update. Jadi, begini.

Seharusnya saya update hari sabtu sore, tapi jaringan kartu saya mendadak hilang dan mengalami gangguan berkepanjangan. Bayangin aja, saya dari hari sabtu sore sampai minggu malam sama sekali nggak punya jaringan dan nggak ada notif masuk. Sumpah, saya ngerasa nelangsa banget /alayluthor/ jadi, itu sebabnya saya nggak jadi update di weekend padahal sebelumnya saya udah post pengumuman tuh ya buat update, buat yang dah baca tuh pengumuman, maap banget nggak jadi up sesuai janji :')

Maapkeun ya, jangan katain saya PHP dong yak :( saya punya alasan tersendiri karena nggak jadi update dan mengingkari janji :(

Kenapa nggak update hari senin nya aja thor?

Yah kagak bisa lah bambank. Hari senin woi, seniinnnnn!!! Hari sibuk tersibuk sepanjang masa. Authornya ini nggak mampu merevisi cerita dengan konsen kalau pikirannya lari kemana-mana. Jadi, here we go! Akhirnya selesai juga chapternya yang kelen tunggu2 setelah sekian lama saya nggak update :') udah macem orang hiatus aja yak.

Saya mohon maap dan kemakluman para readers, okeee..

Makasi banyak karena masih mau menunggu, memberikan vote, komen, dan nggak bosen2 sama cerita ini. Saya pengin cerita ini cepat tamaaat :( biar kalian nggak pusing juga mikirin endingnya kan yak wkwkwk

Soalnya saya setiap bikin chapter itu selalu fresh, selesai abistu revisi seadanya dan langsung update. Nggak nunggu buat draft bejibun dulu baru di revisi satu2 dan di update perminggu, tydaaaak, saya tydak begitu wahai readers sekalian. So, jangan heran kenapa saya agak slow update.

Tapi, di usahakan kok bakal update terus tanpa hiatus!

Tapi, gimana yak, kalau misalnya SETIAP CHAPTER SAYA KASIH TARGET VOTE EHEHEEHEHE /KETAWAJAHAT

Saya cuma minta usul aja kok untuk meramaikan cerita ini :) sekaligus menyemangati saya untuk menulis. Tapi, itu kalau banyak yg setuju wkwk

Halah, authornya aja masih amatir plus slow update wkwkw gimana yak jadinya klo pake target. Apa nggak keteteran :')

Oke, cukup di sini saja pengumuman nggak pentingnya ehehe. Maklumin ya para readers :)

Lov ya!

Enjoy~

.

.

●○●

Keesokan harinya aku bersiap untuk bergegas pergi mengunjungi rumah empat orang korban yang semalam sudah kami rencanakan. Namun, sebelumnya, aku berbicara dengan Ocean dan memintanya agar pergi ke Desa Dermalias, karena menurut informasi dari Mr. Albert, di desa itu terdapat sebuah toko yang menjual perak dan segala macam pertahanan di dunia malam. Jadi, aku mengambil keputusan untuk mengirim Ocean dan Leo ke desa Dermalias yang hanya berjarak satu jam dari desa Saint Anthonio. Lagipula itu lebih baik daripada mereka harus pergi kembali ke kota dan memakan biaya lebih mahal serta menghabiskan waktu lebih banyak.

"Baiklah, Leo, Ocean, kembali sebelum matahari terbenam, kalian paham?" Aku menaikkan kedua alisku seraya mengusung senyum manis yang antusias.

Ocean menganggukan kepalanya cepat. "Siap, Bos!" Kemudian, ia terkekeh pelan.

Aku tergelak, lalu beralih menatap Leo yang masih sama seperti biasa. Raut wajah serius dan tegas, namun aku yakin pikirannya penuh dengan segala macam luapan pertanyaan. "Leo, kau baik-baik saja?" Aku bertanya.

Lou Length: The White WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang