Bab 10 Cinta datang karena terbiasa

5.2K 143 7
                                    

witing tresno jalaran kulino,
(Cinta datang karena terbiasa)

~bahasa orang jawa~

🌟🌟🌟

Jam sudah menunjukan pukul 11.00 malam, namun rasa kantuk tak kunjung menyapa Griya.

Dia hanya berguling-guling di tempat tidur, beberapa kali dia berusaha memejamkan mata namun tetap saja tidak bisa.

Beberapa saat dia menatap langit-langit kamarnya lalu menoleh kearah sofa melihat seorang lelaki yang akhir-akhir ini sering membuat jantungnya berdetak tidak normal, tengah tertidur pulas.
Melihat wajah tenangnya, ada perasaan aneh yang muncul saat menatap wajah dengan rahang tegas yang selalu memperihatkan wajah datar pada siapapun yang ditemui. Lama Griya menatap Dion, hingga tanpa sadar ia tertidur.

Saat memasuki halaman rumahya, Dion disambut dengan pemandangan yang membuat senyumnya mengembang.

Pemandangan pagi yang akan menjadi kebiasaan gue tiap hari, ucap Dion dalam hati sambil berjalan menghampiri Griya yang tengah menyirami bunga yang membelakanginya.

“Hmm... masak apa ya buat sarapan hari ini. Kayanya harus tanya Umi deh makanan kesukaan pak guru datar.” Kata Griya sambil tersenyum mendengar sindirannya pada suaminya itu.

Dion yang mendengarnya pun mengerutkan kening, ada perasaan sebal bercampur rasa ingin tertawa mendengar istrinya memanggilnya dengan ‘pak guru datar’.

Apa segitu parah ekspresi gue?. Tanya Dion dalam hati.

Mendengar Griya yang memanggilnya seperti itu, entah darimana sebuah ide jahil muncul dikepalanya.

Senyum devil tercetak jelas diwajahnya sambil berjalan kearah kran air yang terhubung dengan selang yang Griya pakai untuk menyiram bunga. Memutar kran dan air berhenti mengalir, Griya yang sedang asik menyiram bunga pun bingung.

Keningnya berkerut dalam sambil melihat kearah lubang selang yang sudah tak mengalirkan air lagi.

Dion yang melihat itu pun mengembangkan senyum dan siap menghitung, “Satu.... dua..... tiga!” pada saat hitungan ketiga Dion segera memutar kran sehingga menyemburkan air melalui selang yang tengah Griya pegang.

Karena Griya sangat fokus memandang ujung selang, alhasil air itu menyembur ke wajah Griya dan membuat wajah serta jilbab yang Griya kenakan basah kuyup.

“Astagfirullah!!!” teriak Griya yang membuat tawa Dion pecah seketika.

Bahkan Dion sampai memegangi perutnya karena tidak tahan melihat wajah terkejut serta kesal yang Griya tunjukan, belum lagi jilbab dan setengah baju Griya yang basah.

“Huaaahaha....... Ya Allah perut saya sakit!!!” ucap Dion yang tertawa terpingkal-pingkal dan terus memegang perutnya.

Griya yang mendengar itupun sontak melihat kearah pelaku yang sudah membuatnya basah kuyup pagi-pagi begini. Dengan dongkol Griya mengarahkan selang kearah Dion yang sedang tertawa terbahak-bahak.

Dion terkejut dan berusaha menangkis air yang sengaja Griya semprotkan padanya.

“Ampun!! Griya udah! Jangan.... nanti saya masuk angin! Udah Griya.....” kata Dion yang berlari ke teras namun Griya tak menyerah untuk membalas perbuatan Dion.

“Gak mau!! Baju Griya juga basah gara-gara pak Diooonn!!” balas Griya tak berhenti meski dia sudah mengejar suaminya sampai ke teras rumah, sehingga membuat teras yang kering dan bersih menjadi kotor penuh dengan air dan jejak kaki yang penuh dengan tanah.

You Are My HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang