Bab 18

4.4K 117 4
                                    

"Terkadang hal sederhana mampu menerbitkan kebahagian"

~Griya.clary~


🌟🌟🌟

“Lo kenapa gak hubungi gue waktu itu? Lo harusnya bilang sama gue, jangan lakuin semuanya sendiri!” kata-kata pedas muncul secara bertubi-tubi dilontarkan Febby pada Griya setelah Griya selesai menceritakan semuanya pada Febby.

Terlihat sekali jika dia sangat marah pada kecerbohan sahabatnya ini. Griya hanya diam tak bisa menjawab ataupun membantah ucapan sahabatnya yang sedang kesal padanya.

Setelah beberapa saat keduanya terdiam, Febby tiba-tiba memeluk Griya yang masih terbaring dibrankar dengan lelehan air mata yang sendari tadi dia tahan meluncur dengan derasnya membasahi baju rumah sakit yang dipakai oleh Griya, “Gue—gue tuh khawatir sama lo. Lo tuh harusnya bilang kalau lo mau ngikutin dia, gue udah ada rencana tau gak?! Se—seenggaknya ada gue kalau lo kenapa-napa.” Ucap Febby disela tangisnya yang pecah dalam pelukan Griya.

Griya yang merasa hatinya menghangat pun ikut meneteskan air matanya dan membalas pelukan sahabat terbaiknya ini. “Griy, sekarang lo gak usah mikirin hal-hal itu lagi ya. Biar gue yang cari tahu tentang dia dan cewek itu.” Ucap Febby yang sambil mengurai pelukannya, raut wajahnya terlihat memohon namun juga terlihat menahan kesal secara bersamaan.

Griya menghela napasnya pelan, “Gimanapun ini masalah rumah tangga gue Fe, tapi gue gak bisa selesaiin sendiri.” Kata Griya dengan wajah sendu, “Jadi, biarin gue tetep nyelesain masalah gue. Dengan bantuan lo pastinya,” ucap Griya dengan senyum tipis menghias wajah sayunya.

Obrolan mereka terhenti ketika seorang laki-laki memasuki kamar inap Griya, “Selamat siang gadis-gadis cantik!! Prince charming datang.....” teriak Elang dengan kantung hitam dalam genggamannya.

“Griy dia siapa? Nyeremin gitu,” tanya Febby berbisik pelan didekat telinga Griya, “Ya ampun biasa aja dong tatapannya, gue tahu kok gue emang ganteng. Mahasiswa tertampan seantero kampus,” jelas Elang menaik turukan alisnya dengan cengiran yang mampu membuat dua gadis dihadapannya bergidir ngeri.

“Ya Allah kak Elang apaan sih, jangan lebay deh. Kasian temenku kayaknya bakal mimpi buruk deh malam ini,” kata Griya membuat Elang memberengut sedangkan tawa Febby pecah detik itu juga.

“Gila sumpah! Perut gue sakit.....” ucap Febby disela tawanya yang tak kunjung reda sampai memukul-mukul pinggiran brankar. “Udah diem deh lo pada, gue bawain makanan nih. Masih ketawa gue bawa balik nih,” ancaman Elang malah makin membuat Febby kembali tertawa tak hanya Febby, Griya juga menahan tawanya agar tidak pecah saat itu juga.

“Febby kenalin ini kak Elang, senior dikampus dan orang yang bawa gue rumah sakit. Dan ini Febby kak, semacam best friend gitu.” setelah tawanya mereda, Griya memperkenalkan keduanya dengan senyum yang menghiasi wajah pucatnya.

“Cantik. Tapi kayaknya ngeselin deh,” ucap Elang memicingkan matanya dengan tatapan meneliti kearah Febby, menilai penampilan Febby dari atas sampai bawah, yang ditatap malah memelototkan matanya, seakan-akan muncul laser yang bisa memusnahkan apapun yang dia tatap.

Griya melihat itu tak bisa lagi menahan tawanya, “Ih kok lo ketawa sih Griy. Bukannya belain gue! Lagian nemu dimana sih senior macem ni upil?” ucap Febby dengan wajah kesal sambil menunjuk Elang dengan dagunya. “Eh kutu! Siapa yang lo bilang upil?!” Elang menunjukan wajah sok-garang nya pada gadis yang menurutnya sangat songong ini.

Febby siap akan membalas ucapan Elang dengan kalimat super pedas namun Griya lebih dulu melerai keduanya, “Udah-udah. Jangan berantem dong, mendingan makan aja deh.

You Are My HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang