Bab 5 Tersisih

5.1K 135 2
                                    


"Takdir tak selalu sejalan dengan keinginan. Tuhan telah menentukan semua dengan benar dan tepat."

~My Teacher or My Husband~

🌟🌟🌟

Seminggu berlalu, ujian Griya pun berjalan dengan lancar.

Beberapa hari sebelum ujian kelulusannya Griya lebih memilih refreshing agar ia lebih fresh untuk mengerjakan ujiannya, dan sekarang buktinya Griya bisa mengerjakan ujiannya dengan lancar tanpa kendala.

"Ma, kok tumben mama lama dirumahnya,?" tanya Griya saat sedang sarapan berdua dengan mama nya. "Memang kenapa kalau mama lama dirumah? Kamu gak senang ?" tanya mama nya balik, bingung dengan pertanyaan putrinya itu.

Sebenarnya memang terasa aneh mama nya saat ini, tidak biasa mama nya betah berlama-lama dirumah. Biasanya ibu nya itu hanya bertahan satu dua hari saja untuk dirumah lalu kembali lagi sibuk dengan bisnisnya.

"Ma, tau gak sebenernya momen kaya gini tu sangat Griya inginkan dari dulu." Ujar Griya dengan nada rendah dan sedikit serak menahan tangisnya yang mendesak keluar.

Helaan hafas mama nya terdengar.

"Griya, maafin mama dan papa ya. Mama dan papa selalu sibuk dengan bisnis kami dan kurang memperhatikan kamu," ucap mama Griya mengelus pundak putri nya. "Gak apa-apa ma. Mama bisa sarapan bareng setiap pagi sama Griya aja, Griya udah seneng kok ma," jawab Griya dengan senyum yang merekah membuatnya terlihat begitu manis.

"Oh iya Griya, setelah ini kita jemput papa dibandara ya," ucap mama nya membuat Griya membelalakan mata nya. "Papa pulang ma?!!" tanya Griya dengan mulut yang masih terisi roti isi slai kacang kesukaannya.

****

Matahari mulai menyingsing dibalik pegunungan yang menimbulkan semburat jingga yang begitu indah.

Griya sedang berada dibalkon kamarnya, disini adalah tempat favorit Griya.

Apapun keadaan hatinya ia selalu menghabiskan waktu senggangnya memandangi langit dari balkon kamarnya.

Desain kamarnya ini memang sengaja dibuat dengan sedemikian rupa agar balkon kamar Griya dapat menyuguhkan keindahan pemandangan yang dapat memanjakan netra sang pemilik kamar.

Saat sedang asyik menikmati semilir angin sore, suara ketukan pintu membuatnya terpaksa meninggalkan keindahan tersebut lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Non, udah ditunggu sama tuan dan nyonya dimeja makan," ucap Mbok Nah dan dibalas anggukan oleh Griya sebagai jawaban.

Detik selanjutnya pintu kamar sudah tertutup.

"Ada apa ma, pa ?" tanya Griya setelah duduk disamping mamanya.

"Papa dan mama sepakat untuk menjodohkan kamu," ujar papa Griya to the point tanpa basa-basi dengan tegas, dan seketika itu juga wajah Griya yang semula ceria karena pulangnya papa nya, berubah merah sangat kaget dengan penuturan ayahnya itu.

"Maksut papa apa ?!" tanya Griya yang masih tercengang dengan wajah yang pucat pasi.

"Kami mau ada yang memperhatikan kamu, sayang. Kami sadar kalau kami tidak bisa memberikan perhatian yang kamu butuhkan," kali ini mama nya yang angkat bicara dengan nada yang penuh kelembutan berusaha memberi pengertian pada putrinya.

Linangan air mata memenuhi pelupuk matanya, membuat pandangan Griya sedikit mengabur karena air mata yang menggenang.

"Tapi ma-" ucapan Griya terhenti saat suara tegas ayahnya menyela.

You Are My HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang