Bab 21

4.7K 131 6
                                    

"Jangan terlalu peduli pada orang lain, ada kalanya kita harus egois"

~youthideal~
🌟🌟🌟


Flashback on

Pintu ruanganku terbuka dengan keras, saya yang sedang menelungkupkan kepala dilipatan tangan langsung mengangkat kepala karena terkejut.

Seorang lelaki berperawakan kekar menghampiri saya dengan tergesa dan langusng melayangkan bogeman keras yang telak mengenai ujung bibirku hingga saya tersungkur dilantai.

"Dasar bajingan! Berani-beraninya kau membuat adikku sakiti! Aku sangat menyesal sudah membiarkan adikku dinikahi oleh lelaki bangsat sepertimu! Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku." Kata Geran dengan keras mencengkram kerah kemeja yang saya pakai.

Beruntung ruangan saya ini kedap suara, jika tidak sudah pasti akan menjadi tontonan dan menajdi treanding topic terhangat diseluruh penjuru kampus.

Dengan geram Geran kembali menendang perut saya dengan keras, saya sama sekali tidak berniatan untuk membela diri padahal jika saya melakukannya saya tidak akan babak belur karena kemampuan bela diri kami berdua setara, ini semua saya lakukan karena saya memang salah, saya memang bodoh karena telah menyia-nyiakan istri yang sangat saya cinta.

Saya hanya diam tidak melawan, tidak juga berusaha memberi penjelasan. Biarkan Geran menghabisi saya sepuasnya.

Teryata Allah masih melindungi saya disisa-sisa kesadaran saya, Febby datang dan langsung menarik Geran mundur menjauhi saya, meski awalnya agak kuwalahan tapi akhirnya berhasil, "Kak Geran pliss stop!" ucap Febby memegangi kedua lengan Geran dengan sekuat tenaganya. Geran masih menatapku dengan sengit, napasnya memburu, dadanya naik turun, urat-urat disekitar pelipisnya masih menyiratkan kalau dia masih sangat emosi.

"Untuk apa kamu nahan aku buat habisain laki-laki bangsat ini Febby? aku gak akan pernah maafin dia dan aku mohon kamu lebih baik perg," kata Geran tanpa mengalihkan tatapnnya, aku berusaha bangun dan bersandar dimejaku, berusaha mengatur napasku.

"Kak, aku juga sakit ngeliat Griya kaya gini. Tapi kakak tau sendirikan kalau Griya sangat mencintai pak Dion. Kak Geran harus dengar dulu penjelasan pak Dion!" entah sihir darimana, Geran mulai tenang, tangan Febby tak hentinya menggenggam lengan Geran, menenangkannya.

"Kenapa kamu bisa sepercaya itu sama lelaki ini?" kali ini Geran menoleh, menghadap Febby sepenuhnya. "Wanita itu- sudah hampir menyelakai Griya saat dirumah sakit. Dan itu alasan pak Dion menuruti semua permintaan wanita itu karena tidak mau wanita itu berbuat nekat menyakiti Griya," kata Febby dengan lembut menatap Geran yang tadinya masih terlihat marah kini kian melunak.

Flashback off

Dion POV

Semua sudah saya persiapkan. Anak yatim sudah datang memenuhi ruang tamu.

Saya yakin Griya pasti akan sangat senang banyak anak yatim yang menyambut kepulangannya dari rumah sakit sekaligus mendoakan kesembuhannya- juga mendoakan rumah tangga kami pastinya.

Rasanya saya sudah tidak sabar lagi untuk bertemu dengannya, sudah lama rasanya kami tidak bertemu sampai rindu yang saya rasakan sudah tak terbendung lagi ingin cepat-cepat diungkapkan pada sang pemilik hati.

Semua ini Febby yang menyusun dengan bantuan si mahasiswa tengil itu, meski sebenarnya saya tidak rela tapi mau bagaimana lagi, Febby yang memaksa agar Elang ikut membantu.

Saya hanya sedikit membantu karena waktu itu saya harus bersitegang dengan kakak iparku, menghadapinya sama dengan berurusan dengan seekor singa yang kelaparan, bahkan hampir saja saya sekarat dirumah sakit karena terus terusan terkena amukannya.

You Are My HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang