10

9.3K 101 3
                                    

"Gimana filmnya tadi?" tanya Rian ketika film selesai.

Aku yang masih takut dengan bersembunyi di pundak Rian hampir tak sadar bahwa film itu selesai bahkan sudah memunculkan nama pemain.

"Eh..." aku masih glagapan pas baru sadar filmnya udah selesai. "makasih ya pundaknya hehehe."

"Iya, kalau nyaman nempel terus ya hahaha, canda kok."

Maksudnya apa ya?

Nyaman?

Kalau suka ya ngomong dong.

"Film tadi serem banget, jadi gimana gitu." aku berusaha mengembalikan topik tadi yang Rian tanyakan kepadaku.

"Seru kan?" tanya Rian.

Seru mata lo. umpatku.

Aku buru-buru berdiri untuk keluar studio bioskop, Rian juga ikut berdiri dan segera keluar. Tak lupa mengecek ponselku, dan ternyata ada 25 panggilan tak terjawab dari. Kakakku.

Mampus aku ini.

"Tenang, gue udah chat sama kakak lo," kata Rian tiba-tiba. "kalau kita berdua sedang nonton."

"Masa?" tanyaku tak yakin.

"Telpon aja kakak lo kalau nggak percaya."

Ya udah daripada aku nggak yakin apa kata Rian, aku mencoba menelpon kakakku. Apa kakakku marah atau apa, aku takut banget.

Akhirnya kakakk mengangkat telponnya.

"Kakak maafin aku ya nggak angkat telpon dari kakak." ucapku perlahan.

"Nggak apa-apa, Rian udah chat sama kakak kok," jawab kakakku tba-tiba baik.

"Tapi ini sekarang kakak dimana?" tanyaku.

"Kakak udah pulang, kamu pulangnya bareng Rian aja ya, dia juga bawa mobil kok."

Ini kabar baik atau apa nih?

Sikapku harus bagaimana ini.

"Terus kakak pulang ke apart nggak?" tanyaku lagi.

"Nggak, Rian yang nginep di apart kamu untuk sementara waktu."

Horeeee, lebih leluasa deh gue nih. kataku dalam hati kegirangan.

"Oke deh, bye-bye." ucapku sebelum menutup sambungan telpon.

Sekarang hari apa sih ini? Minggu?

Apa Dewi Fortuna sedang berbaik hati kepadaku?

"Gimana?" tanya Rian tiba-tiba.

Ini orang daritadi nanya suka nyelonong mulu alias tiba-tiba muncul, kan aku kaget.

"Jadi lo nginep di apart bareng gue nih?" tanyaku tak percaya.

"Iya lah, kan sekalian bisa hap-hap lo hahaha, just kidding." Rian tertawa cool.

Gue juga mau di hap-hap sama lo kok, Rian, hehehe. Gausah just kidding, mending real aja deh langsung praktekkin langsung. pikirku yang sudah mesum.

"Makan yuk, Zev." lanjut Rian.

Aku hanya mengangukkan kepala saja, dan Rian kemudian megang tanganku kemudian pergi menuju restoran untuk makan.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Aku dan Rian masih di dalam mall, kita berdua memutuskan untuk makan berdua. Sumpah, aku nggak mancing dia untuk makan atau apa. Malah inisiatif dia sendiri yang ngajak aku makan malam berdua dan megang tanganku. Maafin gue ya Revan.

**

"Apartement lo yang sebelah mana nih?" tanya Rian sambil nyetir ketika sampai di gate parking.

"Itu disana," kataku sambil nunjuk ke depan. "parkirnya di basement sebelah sana."

Rian langsung mengerti dan mengarahkan mobilnya yang aku tunjuk tadi. Mobil masuk ke dalam basement 2-biasa aku menaruh kendaraan disitu dan memarkirkan mobilnya dengan hati-hati.

Bingung banget sama dia. Terlebih aku baru mengenalnya hari ini, masa iya harus mengajaknya ke apartementku sih. Kalau Fiona sih nggak apa-apa.

Aku dan Rian masuk ke dalam lift, tak ada obrolan hingga masuk ke dalam kamarku.

"Sorry kamar gue seadanya." kataku sambil mengunci pintu kamar.

"Nggak apa-apa kok, kamar lo bagus juga ya."

EH?

Bagus darimana? Ini dia sarkas atau gimana nih?

Kamarku udah kayak kamar mayat kalau kata Fiona, dan tembok kamarku hanya ditempeli stiker paris dekat tempat tidurku, selain itu hanya kosong melompong.

"Lo pakai baju gue muat nggak?" tanyaku seraya sambil membuka lemari pakaian.

"Pasti muat dong," kata dia sambil berdiri.

Aku memilih kaos ganti untuk dia serta celana pendek-bukan boxer-untuk sementara waktu dia di apartementku.

Saat aku mau ngasih pakaian untuk dia.

Tiba-tiba dia langsung buka baju di hadapanku dan celana, hanya menyisakan celana dalamnya berwarna hitam.

Sexy. Pikirku.

Astaga.

"Lo bikin gue kaget aja, buka baju depan gue."

"Lho kenapa? Kan kita sejenis bukan lawan jenis." ucap Rian enteng.

Ya tapi kan gue jadi pengen sama lo kan. kataku dalam hati.

"Yaudah terserah deh, nih pakaiannya sama celananya, ini handuk dan kamar mandinya ada di ujung situ ya."

Rian langsung mengerti dan menuju kamar mandi untuk bilas-bilas, sedangkan aku segera ke dapur untuk membuatkan ia minuman berdingin yang kebetulan di kulkas ada minuman bersoda-kakakku baru beli tadi siang.

"Zev, gue minjem sempak lo." kata Rian tiba-tiba dari belakang sambil menepuk pundakku.

Aku langsung menoleh ke belakang.

BUSET.

Dia bugil di hadapanku blas.

Aku hanya bengong liat dia.

"Kok bengong sih," sela Rian saat aku liatin body dia.

"Eh iya maaf, sebentar."

Buru-buru aku mengambil celana dalamku yang masih dibungkus yang belum pernah aku pakai sama sekali.

Kenapa tanganku jadi gemeteran gini sih?

Anjir aku jadi panik gini.

Kemudian aku menuju kamar mandi dan memberikan celana dalamku yang baru itu ke Rian, dan aku baru sadar kalau dia mandi nggak nutup pintu.

"Thank you." katanya.

"Ah, iya sama-sama."

Aku kembali ke dapur untuk melanjutkan membuat minuman soda.

Ah itu sangat besar, sepertinya 11:12 besarnya sama Revan. pikirku mesum.

Setelah Rian selesai mandi, sekarang giliranku untuk mandi. Aku segera mengambil pakaianku di dalam kamar.

"Gue mandi sebentar ya, itu di meja ada minuman dingin." ucapku saat aku mau masuk kamar mandi.

"Iya sayang." balasnya sambil memakan cemilan.

Aku segera mandi dibawah pancuran shower air hangat. Sentuhan air ke tubuhku membuatku relax seketika. Seperti biasa aku membersihkan seluruh badanku menggunakan sabun kesukaanku berbau lavender. Percikkan air seperti ini, aku sangat menikmati.

Saat aku mandi dibawah shower menghadap tembok dengan nikmat.

"Boleh gue ikut mandi bareng sama lo?"

Zevoyag [SELESAI ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang