11

8.2K 96 4
                                    

"Eh?" ucapku kaget ketika Rian berada di belakangku, padahal dia tadi sudah memakai pakaian yang aku berikan tadi.

Kok di lepas?

"Boleh kan?" tanya Rian sambil meluk aku dari belakang.

Aku bisa merasakan sebuah terong yang sedang berdiri dan menguyel-uyel bokongku ini, tapi aku berpura-pura tidak merasakan apa-apa.

Guyuran shower entah kenapa semakin deras dan seperti moment yang cocok untuk beradegan mesum ketika mandi.

"Kan lo tadi udah mandi, kenapa mau mandi sama gue?" tanyaku saat Rian masih memelukku dari belakang.

"Enggak apa-apa," jawab dia simple. "kayaknya mandi sama lo itu menarik."

"Maksudnya menarik?" tanyaku lagi.

"Menarik untuk dijamah." kata dia makin menjadi-jadi.

Yang benar aja.

Rian memutar balik paksa dan aku berhadapan dengan dia, face-to-face. Kemudian Rian mencium bibirku dibawah guyuran shower ini, aku pun juga ikut berciuman dengannya layaknya adegan panas.

Tangan Rian mengangkat paha kiriku yang kemudian penisnya menempel dengan penisku, kemudian ia menggesek-gesek yang membuatku geli.

Aku terdiam menuruti permainan yang dia perbuat. Entah kenapa ini enak dilakukan di kamar mandi, dosa? Ya pasti tapi kenapa dosa duniawi sangat enak untuk dirasakan.

Rian masih betah di bibirku, lidahnya dengan lidahku saling beradu dahsyat di dalam mulutku.

Kriiinggg... Kriiinggg...

Ada suara telepon.

Rian menghentikan adegan ini. "Wait."

WHAT?

Sumpah aku jadi bete.

Sensasi gairahku langsung hilang seketika ketika telpon itu berbunyi, kenapa disaat sedang enak selalu ada aja gangguan.

Lebih baik aku menyelesaikan mandiku saja dan melupakan kejadian tadi.

Tak berapa lama, ketika aku sudah selesai mandi dan mengenakan baju yang biasa aja, Rian menghampiriku dengan pakaian rapih.

Sebentar.

Dia dapat baju itu darimana? Bajuku saja bukan.

"Sorry honey, tadi temen gue telpon kalau gue disuruh ketemuan sekarang." kata dia.

Aku yang masih bete hanya bisa bergumam saja.

"Cie marah," kata dia sambil mencubit pipiku.

"Aw, sakit tau!" jawabku ketus.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam dan dia pergi meninggalkan apartementku, aku yang masih bete karena adegan tadi hanya bisa berdiam. Mau bagaimanapun aku nggak bisa melarang dia pergi dengan siapa, tapi tiba-tiba ada rasa cemburu ketika Rian pergi dengan teman yang lainnya.

**

Senin, jam 9 pagi di kampus.

Pikiranku saat ini sedang kacau.

Aku duduk di pojok kelas paling belakang-hanya aku saja yang duduk di belakang-dan sesekali curi-curi pandang ke depan pintu, soalnya Fiona saat ini tidak masuk kelas. Aku sempet kepikiran olehnya, pasalnya dia tidak mengabariku sejak kemarin meskipun kemarin aku sedang beradegan panas.

Mata kuliah bisnis seharusnya sudah selesai, tapi ini dosennya kok tetap kekeuh ngajar gitu, aku juga bodoamat sama materi ini.

Tiba-tiba ponselku bergetar, dan setelah aku cek ternyata dari Virzuz-temanku dari jurusan sistem informasi.

Zevoyag [SELESAI ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang