12

7K 80 0
                                    

Revan mengajakku masuk ke dalam apartementnya dan melanjutkan adegan tadi di mobil.

Ciuman hangat Revan sangat indah bagiku.

Revan menciumi leherku terus menerus dan membisik di telinga kiri. "Gue sayang banget sama lo, Zev."

Aku hanya menjawab dengan erangan desah.

Lumatan Revan benar-benar ganas, hingga aku menempel di tembok dan Revan melanjutkan ciumannya. Kancing pada pakaianku dibuka secara perlahan seraya ia beradu lidah denganku.

Nafasku terengah-engah ketika Revan kembali menciumi leherku, tak lupa ia memberikan kissmark pada bagian kiri leherku.

Sentuhan tangannya di leherku membuatku bergairah, pikiranku udah nggak bisa diajak kompromi lagi. Revan membuatku mendesah kuat dengan sentuhannya di leherku.

"Ahhhh... aaaahhhh."

Revan membuka resleting celana jeansku, hingga aku sekarang ini full naked.

Entah sudah berapa lama menit Revan melumat bibirku ini, mungkin sudah ada 10 menit-mungkin gemas. Aku sayang banget sama Revan, selain dia care denganku, ia lebih memilih waktunya bersama denganku-terkadang melakukan hubungan di apartementnya.

Revan menarikku ke kasur, sepertinya mau bergantian?

Dan benar saja, ia sekarang posisi tidur dan sepertinya mempersilahkanku untuk memuaskan hasrat seksualnya bersamaku. Aku pun juga tidak bakal nolak, aku langsung saja membuka perlahan kancing kemejanya yang berwarna biru telur asin tersebut, dan ia membantuku untuk membukanya.

Aku memainkan puting revan yang menegang itu, mempelintir dan menjilatinya.

Saat aku sedang asyik memainkan putingnya, tangan Revan mengocok penisku dan memegang cukup kencang kemudian melepaskannya kembali.

"Hisap, Zev." kata Revan sambil berbisik.

Tak butuh waktu lama. Aku membuka resleting celana Revan dan hanya menyisakan celana dalamnya. Aku manfaatkan itu untuk bermain bola-bola zakarnya yang tertutup celana dalam.

Kemudian aku mulai membuka ujungnya secara perlahan.

Besar. kataku kesenangan dalam hati.

Revan benar-benar full naked dan penisnya yang menjulang tinggi, tak sabar aku ingin memanjakannya.

Aku perlahan memasukkan penisnya ke dalam mulutku dan menaik-turunkan sesuai irama yang aku mampu, hingga aku benar-benar menikmati.

"Ooohh yess Zev... Isepan lo makin lama makin syuurr aaahhh." desah Revan

Aku terus mengisap penisnya yang besar itu.

Sluurppp lursssppp sslllurpp

Tangan Revan menekan kepalaku agar isepannya semakin dalam, hingga aku tersedak karena ukuran penisnya yang besar itu. Revan benar-benar menikmati isepanku.

Aku terus mengocok penisnya yang berukuran besar itu, lalu kemudian ku hisap kembali dan memainkan lubang kecilnya itu hingga ia merasa geli.

Revan menyuruhku untuk tidur terlentang dan kaki membuka. Ini yang aku sukai. Ia memberikan pelicin di penisnya dan di lubangku yang sempit ini, tak sempit sih tapi biar makin enak saja.

Kemudian Revan pelan-pelan memasukkan penisnya ke dalam lubangku, aku hanya menahan sakit dengan menahan agar ia pelan-pelan memasukkannya.

JLEEBBB

"Aaahhh shittt...." Umpatku sedikit.

"Tahan ya sayang, kamu udah biasa kan sama aku?" tanya Revan di hadapanku.

Aku sedikit menahan sakit. "Iya sayang...."

Revan mulai menggenjotku dengan perlahan, aku terus menikmati setiap genjotannya yang hot ini.

"Aaaahhh yeesss ooohhh..."

"U like it?" tanya Revan.

"Yesss ooohhh yessss aaahhhh."

Revan langsung menciumiku dan beradu lidah seraya dia menggenjotku.

Lalu dia menyuruhku untuk diatasnya. Revan terlentang dan aku diatasnya.

Perlahan aku memasukkan penisnya ke dalam lubangku ini. "Shit kenapa lebih sakit ini." kataku dalam hati.

"Aaaahh aaahhhhhh."

Aku yang memainkan permainan ini, bokongku terus naik turun secara cepat, Revan hanya terperanjang di kasur dengan wajah yang menikmati, tapi jujur aku tak suka dengan gaya ini.

"Aku nggak suka gaya ini."

Tanpa aba-aba, Revan menggendongku di depannya dan penisnya masih menancap di lubangku ini. Ia terus menggenjotku sambil menggendongku, ini aku suka banget.

Sambil berciuman, kami berdua serasa dunia ini milik kita berdua.

Kemudian aku diturunkan dan menghadap ke tembok. Revan pelan-pelan kembali memasukkan penisnya ke dalam lubangku, ia ternyata masih belum mau selesai dengan permainan ini.

JLEEBBB

SHIT.

FUCCKKK.

"Aaaahh yess yesss fuccckkkk meee FUCCCCCKKKKKK." desahku.

Revan terus menyodokku dengan cepat.

"Zev, gue sayang banget sama lo!" katanya sambil berbisik di telinga kananku.

"Yess, i love u too."

Revan terus menyodokku dengan cepat, hingga aku merasa ingin keluar.

"Aku mau keluarr, ssshhh aahhhh."

"Keluarin aja sayang."

"Aaaaahhh fuucckkk aaaaaahhh." kataku sambil mengocok penisku sendiri.

CROOTT CRROOTT.

"Kamu udah keluar?" tanya Revan.

"Ssshhh aaahh hmmm yesss aaaahhhhh."

"Habis ini aku ya, keluar di mulut kamu ya."

WHAT?

Revan terus menyodokku dengan cepat, cepat dan ia langsung mencabut penisnya kemudian mengarah ke mulut. Aku dipaksa memasukkan penisnya ke dalam mulutku.

CROOOTT CRROOOTTT

Mulutku terasa penuh dengan cairan. Karena aku tidak kuat, kemudian aku muntah sedikit. Cairan putih kental itu mengalir dari mulutku turun ke bawah leherku.

Revan kemudian mengangkatku berdiri lalu kemudian ia memberikanku sebuah ciuman hangat kembali dan menuju ke kamar untuk membersihkan diri.

"Thanks ya Rev, gue sayang banget sama lo." ucapku dalam hati.

Zevoyag [SELESAI ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang