14

5.1K 59 6
                                    

2 minggu kemudian

Jam 07:00 di Yogyakarta

Triingg... Tringg... Tringg...

Siapa sih yang telpon jam segini, ganggu orang tidur aja. umpatku dalam hati.

Baru aku mau buka handphone untuk melihat siapa yang telpon, eh panggilannya sudah mati, aku bete banget. Aku cek ternyata panggilan dari Revan, tapi aku tidak memperdulikannya.

TING...

Ada notifikasi Whatsaap masuk, ternyata dari Revan.

Kamu lagi dimana sayang? tanya Revan di chat.

Aku lagi males sama Revan saat ini, mood tidak mendukungku saat ini, tapi mending aku balas saja. Masih di rumah eyang di Yogya, kenapa?

Masih marah sama aku?

Jujur.

Aku saat ini masih marah sama Revan. Kenapa?

Ya karena Revan selingkuh dari aku, aku memergoki dia jalan sama cowok lain. Kalau sama cewek sih aku nggak apa-apa, karena memang udah komitmen kita berdua masih mengijinkan untuk berpacaran sama cewek untuk menutupi semua ini. Kalau sama cowok lain dari aku, ya jelas aku bakal marah.

Saat itu hampir 2 minggu pasca meninggalnya Fiona, aku masih berduka sebenarnya. Lalu kemudian aku mengajak Jopsi ke Mall Grand Indonesia karena sesuatu hal yang ingin aku beli sekaligus refreshing dari kepenatan pikiran. Entah aku salah liat atau bagaimana, pada saat aku sedang makan bersama Jopsi, aku melihat seseorang yang aku kenali.

Dari postur tubuh serta berpakaiannya nampak tidak asing bagiku, jarak antara resto dengan dia tidak jauh tetapi aku masih kelihatan. Saat orang itu berbalik, ternyata Revan. seketika aku langsung kaget dan mempertajam penglihatanku agar aku tidak salah lihat, tetapi memang benar itu Revan dan dia sedang bersama seorang cowok juga tetapi saat itu aku positif thinking kalau itu adalah sepupunya.

Semalaman Revan tidak membalas chatku, tapi aku tetap positif thinking kalau dia sedang sibuk ngerjain tugas atau tidur. Besokkannya di kampus, aku dicuekkin sama dia. Yang biasanya selalu bersamaku dan yang lain, dia memilih cuek dan pergi begitu saja dariku.

Hingga akhirnya hari kamis sewaktu pulang kuliah, aku memperhatikan Revan di parkiran mobil. Ternyata dia bareng sama cowok yang sama saat aku lihat di Grand Indonesia. Aku ikuti mereka dengan motor kesayanganku, ternyata Revan mengantar pulang si cowok itu dan sempat berciuman di depanku.

Aku geram kemudian langsung melabrak Revan sama cowok itu. Aku benar-benar marah sama Revan, aku omelin terus mereka berdua di depan kost si cowok itu dan kebetulan sedang sepi hingga aku leluasa marah-marah. Aku meninggalkan Revan sampai dia mengejarku, tetapi aku sudah marah besar sama dia. Malamnya aku putuskan untuk pergi jauh dari Revan, aku tidak perduli besok ada kuliah atau tidak, intinya aku pergi.

Zev? Kamu masih marah sama aku? tanya Revan lagi di chat.

Nggak usah chat terus. jawabku di chat.

Padahal aku nanya kamu serius lho.

Halah serius-serius kayak tahik.

Kenapa sih? tanyaku di chat agak sedikit kesal.

Boleh telpon nggak? Aku mau ngomong sama kamu, kangen.

Tai.

Udah selingkuh terus seenak jidat bilang kangen? Tahik banget.

Tiba-tiba ponselku berdering bikin aku kaget sebenarnya, Revan menelponku. Lalu aku keluar kamar sebentar untuk memastikan kalau eyang masih belum pulang dari pasar.

Zevoyag [SELESAI ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang