13

5.9K 66 0
                                    

"Makasih ya udah berusaha menjadi Zevo yang aku kenal." ucap Fiona perlahan.

Aku yang sudah merasa bodo amat sama dia hanya memasang ekspresi senyum saja, meskipun aku agak sedikit kesal dengannya yang menjadi 'ayam'.

"Aku juga cukup berterima kasih dengan kamu," balasku. "aku ada sedikit uang sebagai ganti kalau aku pernah ml sama kamu."

Saat aku mengeluarkan amplop putih kecil, Fiona menahanku.

"Tidak apa-apa ambil saja, aku ikhlas kok, lagipula ini juga kesalahanku juga." imbuhnya. "aku tau kamu marah sama aku, aku begini karena aku butuh uang, kalau kamu mau kita selesai tidak apa-apa."

"Kalau kamu butuh uang, kenapa kamu tolak uangku ini?" tanyaku.

"Aku merasa bersalah sama kamu." jawab Fiona sambil menunduk.

"Kalau kamu tau ini salah, kenapa ngelakuin?" tanyaku lagi.

Fiona hanya terdiam sambil menudukkan kepalanya, aku tau dia sedang menangis.

"Kalau itu mau kamu, kita putus saja, terima kasih udah nemenin hari-hariku." ucapku sambil pergi di taman dan meninggalkan Fiona sendirian disana.

Aku berjalan menjauhi Fiona dan segera menyalakan mesin motor ninja warna merah ini.

Tetapi aku merasa tidak tega meninggalkan dia seorang disana.

Aku memutuskan untuk kembali ke taman dan segera mengantarkan Fiona pulang ke kosannya.

"Fi? Fiona??" teriakku memanggil namanya.

Fiona sudah tidak ada di taman.

Apa mungkin dia sudah pulang tanpa sepengetahuanku? pikirku dalam hati.

Hati ini terasa tidak tenang.

**

Hari Rabu, jam 9 pagi

Ah sial aku kesiangan jadi tidak masuk kelas pagi.

Aku membuka handphone dan ternyata sudah ramai notifikasi yang bejibun, berasa kayak lagi diinterogasi.

Notifikasi pertama yang aku buka adalah Revan.

Bangun, udah jam berapa ini. Isi pesan chat Revan jam 7 pagi.

Kemudian aku membalas. Kesiangan nih.

Terus aku melihat notif dari teman-temanku dengan isi pesan yang hampir sama.

Zev, lo dimana? Fiona meninggal.

Fiona meninggal, lo dimana?

Zev, Zeevvvv, lo dimana sekarang?

HAH???!!!!

FIONA MENINGGAL?

Buru-buru aku segera menelpon temanku Jopsi.

Aduh kenapa ga diangkat sih telponnya.

"Halo, Zev." suara Jopsi terdengar.

"Jo, ada apa sih di kampus sekarang?" tanyaku.

"LO DIMANA ZEV? FIONA MENINGGAL." suara Jopsi membesar.

"HAH?? Jangan bohong, Jo."

"Gue nggak bohong sama lo, Fiona gantung diri di toilet cewek."

"Hah kok bisa gantung diri di toilet?"

"Udah lo kesini dulu."

Aku langsung menuju kamar mandi untuk cuci muka dan segera memilih pakaian seperti biasanya, masa bodo nggak mandi.

**

Aku menjatuhkan diri ketika mengetahui Fiona meninggal di toilet cewek.

"Zev, bangun..." Leo menadahku agar tidak jatuh.

"Eh, Zev." sambung Yova ikut menadahku.

"Kenapa bisa gini? Kenapa?" tanyaku terus.

Jopsi, Leo dan Yova langsung terdiam.

"Kenapa dia bisa meninggal, Jo!" bentakku ke Jopsi.

"Petugas kebersihan menemukan Fiona gantung diri jam 5 pagi ketika mau mengisi air." kata Jopsi.

"Tapi kenapa?!!"

"Udah, Zev, gue ngerti perasaan lo, udah ikhlaskan saja." Leo berusaha menenangkanku.

Aku hanya menangis di sekitar ruangan guru.

"Revan mana?" tanyaku.

"Dia sudah pulang, tadi bantuin semuanya, kasian dia tadi udah mau nangis juga liat Fiona." kata Jopsi lagi.

Fi, kenapa lo mengakhiri hidup lo seperti ini. Kenapa? Gue jadi bingung dengan semua ini.

"Nanti siang pemakaman Fiona, mending lo makan dulu sebelum menghadiri pemakamannya, perkuliahan libur selama 3 hari sebagai bentuk berkabung." lanjut Yova.

Aku hanya menuruti mereka, aku juga belum sarapan.

**

Pemakaman jam 14.00

Semua teman-teman Fiona dari SD sampai kuliah menghadiri pemakamannya untuk memberikan penghormatan terakhir, tak terkecuali aku.

Aku memakai pakaian serba hitam yang aku pinjam dari Leo dan memakai kacamata hitam.

Air mataku tak kuat membendung di kelopak dan akhirnya pecah juga dengan deras.

"Zev, lo harus ikhlas, gue tau ini berat tapi perlahan, Zev." ucap Jopsi perlahan.

Aku menaburkan bunga di pusara Fiona untuk terakhir kalinya dan sambil menangis, meskipun begitu, Jopsi tahu bahwa aku sedang menangis.

Akhirnya upacara pemakaman telah usai.

Aku memutuskan untuk segera balik ke apartement untuk menenangkan pikiranku sejenak untuk menghilangkan kesedihan.

Selamat jalan Fi, gue bakal inget lo terus, thanks banget udah nemenin hari-hari gue.

I LOVE YOU.

Zevoyag [SELESAI ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang