Part 01 - Mood

5.7K 245 9
                                    

Seorang lelaki sedang menata beberapa barang di sebuah ruangan. Dikeluarkannya beberapa dari kardus dan menatanya di meja serta rak-rak.

"Yohaaan.. Makan dulu nak.."

Panggilan itu membuat lelaki bernama Yohan tersebut segera beranjak walaupun belum semua barangnya selesai ditata.

"Iya Ma.."

Yohan pun keluar kamar dan menuju meja makan.
Disana sudah duduk mama dan papanya. Yohan duduk di depan mamanya dan mereka mulai makan malam sambil sedikit berbincang.

"Gimana ? Barang-barang kamu udah ditata semua ?" tanya sang Mama.

"Belum ma, tapi tinggal dikit lagi kok.."

"3 hari lagi kamu udah mulai di sekolah baru. Kamu udah prepare ?"

"Yohan sih santai aja Pa.."

"Iya, mama yakin kamu pasti bakal cepet adaptasi dan punya banyak temen. Anak temannya mama sama papa yang seumuran kamu juga sekolah di SMA Produce kok.."

"Hm.." jawab Yohan sedikit acuh.

"Oya, besok malam kita mau makan malam bareng sama temen papa dan keluarganya. Anaknya yang bakal satu sekolah sama kamu itu."

"Oke.." jawab Yohan singkat.

"Kamu masih belum terima kepindahan kita ya nak ? Kamu jadi pisah sama temen-temen deket kamu." tanya mama khawatir, karena Yohan menjawab dingin.

"Santai aja ma.. Yohan nggak masalah kok.." jawab Yohan tanpa memandang dan tetap melanjutkan makannya. Sementara sang mama masih tampak khawatir.

~~~

Sabtu siang agak sorean, di sebuah cafe yang cukup ramai.

Seorang gadis imut tampak celingak-celinguk dari tempat duduknya.
Sesaat kemudian, wajahnya tampak ceria.

"Hun-nyiii.."

Gadis itu melambaikan tangannya ke arah yang dipanggilnya.
Seorang lelaki manis menoleh karenanya lalu tersenyum pada sang gadis imut.
Saat lelaki itu berhadapan dengan sang gadis, dia langsung mencubit pipinya dengan wajah sedikit sebal.

"Hiiih... Udah dibilang jangan manggil Hunyi.."

Gadis itu mengelus pipinya sambil cemberut. "Emangnya kenapa sih ? Itu kan panggilan sayang buat kamu.. Imut tau.."

"Ah, kayak manggil bayi, lidahnya kesrimpet ntar.."

"Ah, biarin. Aku mau tetep manggil kamu Hunyi ! Hunyi Hunyi Hunyiii.." gadis itu tampak begitu menggemaskan.

Akhirnya lelaki itu tersenyum, dia luluh dan tidak bisa marah pada kesayangannya.

"Kamu mau pesan apa?"

"Aku mau es krim stroberi."

"Itu doang ? Kalau es krim stroberi kan kamu emang selalu pesen."

"Ehm, sama jajangmyun..."

"Yakin nih cuma itu doang ? Mana kenyang kamu cuma makan jajangmyun."

Lelaki itu melirik sambil tersenyum, sedangkan si cewek cuma nyengir.

"Kamu tuh ngertiin aku banget sih Hunyiii.."

"Ya iyalah, Yena.. Kita kan kenal udah 3 taun, pacaran 2 taun.."

"Oke, kalo gitu aku juga mau deokbokki, mandu sama pancake kimchi!"

Sang cowok cuma tersenyum memandangi pacarnya yang bernama Yena, yang mungil tapi makannya banyak itu.

*Tiluli lulit*

"Halo." Yena menjawab telepon sambil mengunyah makanannya.
"Ah, ada apa ma?" Yena memandang pacarnya sambil cemberut.
"Emangnya ada acara apa sih? Kenapa mesti belanja baju sama sepatu baru segala? Pakai yang lama aja kan bisa ma ?"
"Iya iya deeeh.. bentar lagi Yena pulang." Yena pun mematikan teleponnya.

"Mama ?"

"Iya, mama nyuruh cepet pulang, diajak belanja katanya."

"Emang mau ada acara apa ?"

"Nggak tau juga nih.. Maaf ya kita pacarannya nggak bisa lama-lama..
Ish, sebel deh.. Padahal masih kangen.."

"Hahaha.. Nggak papa.. Besok kayaknya bisa kok kalo mau ketemu lagi. Aku juga masih kangen.."

Yena nyengir mendengar perkataan pacarnya yang kemudian mengelus pucuk kepalanya.
Pacar Yena juga senyum melihat Yena yang sebentar cemberut, sebentar nyengir.. Gemes.

~~~

Yena terus cemberut saat rambutnya ditata dan wajahnya dirias.
Bahkan dia harus menggunakan gaun yang tampak elegan dengan high heels.
Yena sangat membencinya.

"Mama, sebenarnya kita mau ada acara apa sih ? Kenapa Yena mesti didandani kayak gini coba ?"

Mama Yena hanya tersenyum di kursi di sebelahnya.

"Ah, tolong bagian sini dirapikan lagi ya." Kata mama Yena pada capster yang menanganinya.

"Mama, kenapa diam aja ih ? Nggak tau kenapa, ni perasaan Yena jadi nggak enak nih.."

"Udah deh.. Yang penting kamu kliatan cantik."

"Berarti biasanya Yena nggak cantik nih ?" bibir Yena langsung manyun.

"Anak mama cantiiik, tapi lebih cantik lagi kalo dandan kayak gini.."

"Tapi Yena nggak suka ma.. Yena lebih suka apa adanya."

"Kamu ini banyak omong banget sih, protes terus ?"

"Mama pikir ini sifat turunan dari siapa ?"

"Papamu."

"Ih.. Jangan nyalahin papa lah.."

"Papamu kan juga banyak ngomong."

"Tapi menurut Yena, mama yang lebih banyak ngomong."

"Kamu ini bawel banget sih ?"

"Karena Yena anak mama."

Mama Yena hanya menghela nafas karena lelah dan malas menjawab. Nggak akan ada habisnya.

~~~

LIKE or LOVE - [Yohan x Yena x Sihun] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang