................
"Ssstt, udah yang anteng, duduk sana."
"Iyaaa.."
Yena lalu duduk di sebelah Yohan sambil cengar cengir garing.
~~~
"Dilanjutin makannya Yena.." kata papa Yohan ramah.
"Iya om.. Selamat makan." Yena langsung makan dengan lahap.
"Nak Yohan juga yang banyak makannya.." tawar papa Yena.
"Iya om.."
"Oya Yena.. Kamu kan sekolah di SMA Produce kan ? Besok senin udah masuk kelas XI ya.." papa Yohan mulai membuka obrolan.
"Iya om.."
"Yohan juga mulai senin nanti sekolah di SMA Produce. Semoga kalian bisa sekelas ya.."
"Oya ?"
"Diajak maen Yohan nya.. Jangan dicuekin ya.." suruh papa Yena.
"Oke deh.."
"Ngomong-ngomong, kalian nggak inget ya ? Waktu kecil tu kalian suka maen bareng, beranteeem terus, tapi kalo salah satunya nggak ada, pasti nyariin sampe nangis." kata mama Yohan.
Yena dan Yohan saling pandang masih sambil mengunyah makanan dan mencoba mengingat. Tapi mereka tidak ingat.
"Yena nggak inget lho.. Pas kecil kapan sih ?"
"Yohan juga nggak.."
"Pas kalian dari lahir tu, mama sama mamanya Yohan sering jalan bareng, jadi kalian juga udah berteman dari lahir. Sampai kelas 2 SD, keluarga Yohan pindah ke Busan."
"Terus ini lagi reunian gitu ya ?" tanya Yena masih sambil ngunyah.
"Om dipindah kerja ke cabang di Seoul, jadi sekarang udah menetap di Seoul."
"Oooh.. gituuu.."
"Selain itu.." mama Yohan menggantung kata-katanya.
Mereka semua jadi memperhatikan mama Yohan.
"Selain itu, sebenernya dulu kami pernah membuat perjanjian. Dan saat ini kami ingin mewujudkan perjanjian itu." lanjut mama Yohan.
"Janji ketemuan ini ya tante ?" tanya Yena yang mulai menikmati makanan dan obrolan.
"Itu salah satunya, tapi ada yang lebih penting." jawab papa Yohan.
Mereka diam agak lama, mencoba membangun suasana.
"Kami, orang tua kalian, Yena dan Yohan, berjanji untuk menjodohkan kalian saat kalian sudah berusia 18 tahun."
"Uhukh !"
Yena dan Yohan tersedak bebarengan. Mama mereka segera memberikan minuman.
"Ha ?" Yena membelalakkan matanya.
"Apaan ini ?" Yohan yang tak kalah kaget mulai bereaksi, setelah berusaha diam sedari tadi.
"Iyaa.. Kalian sebentar lagi kan 18 tahun.. Jadi kami pengen kalian tunangan dulu lah seenggaknya." lanjut mama Yena.
"Tunangan ? Ma, Yena kan udah pu-"
"Dengerin dulu baik-baik Yena.. Kalian bisa pertimbangkan dulu kok.." sergah mamanya karena mamanya tau Yena akan bilang dia sudah punya pacar.
"Tapiii.. Tante benar-benar berharap kalian bisa mewujudkan janji ini.."
"Yang janji kan para orang tua, bukan Yohan dan Yena.. Kenapa kami yang harus menepatinya ?" Yohan memotong perkataan mamanya dan mulai menyuarakan pendapatnya, Yena mengangguk setuju.
"Yohan.. Umur mama nggak panjang lagi.."
Ucapan mama Yohan ini membuat Yohan dan Yena menjatuhkan sendok dan garpunya.
Mereka langsung terdiam, memandang lekat mama Yohan yang kini menunduk sedih.
Papanya mengusap air mata mamanya yang mulai menetes."Udah maaa.. Seharusnya mama jangan bilang dulu ke anak-anak.." ujar papa Yohan.
"Tapi mama pengen, sebelum mama nggak ada, mama bisa liat Yohan punya hubungan yang serius sama gadis yang baik. Dan mama yakin Yena gadis yang baik. Mama udah tau Yena dari kecil, kenal baik juga dengan kedua orang tuanya. Makanya mama pengen banget janji kita dulu segera dipenuhi."
Yena tampak murung, sedangkan Yohan shock dan nggak tau mesti bilang apa lagi.
Yena memandang Yohan yang menunduk sedih.
Yena lalu memegang tangan Yohan, sehingga Yohan kini melihat Yena dengan mata berkaca-kaca."Om, tante.. Mama papa, boleh Yena ngomong berdua dulu sama Yohan ? Di luar ?" Yena berusaha bicara dengan tenang.
Yang lain mengangguk setuju. Yena menarik pelan tangan Yohan, mengajaknya berdiri dan berjalan keluar.
Para orang tua saling pandang dan terbersit senyum tipis yang berusaha mereka tahan.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE or LOVE - [Yohan x Yena x Sihun] | END
Hayran Kurgu"What ?! Terus gue mau dijodohin sama cowok macam lo gitu ? Sementara gue udah punya pacar yang baik banget." -Yena- "Gue bosen, tapi sekarang ada yang menarik.." -Yohan- "Ada yang kamu perlu jelasin ke aku, sayank ?" -Sihun- "Sebenernya.. yang gue...