Langit malam yang kelam berwarna kemerahan kembali datang menghiasi malam yang sunyi, seolah memberikan isyarat kepada manusia untuk mengistirahatkan tubuhnya dari kepenatan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi sesosok pria tampan yang sedang menatap langit dari jendela kamarnya.
Matanya terpejam serta wajahnya menengadah kearah langit seakan begitu menikmati malam yang sunyi . Merasakan tiap hembusan lembut angin malam yang menerpa wajahnya nan rupawan dan meniup juntain rambutnya yang keemasan.
Perlahan ia membuka matanya dan pandangannya menangkap sosok gadis yang berjalan tertatih melewati istananya. Senyuman tipis terlukis dibibir rupawan itu, ekor matanya terus mengikuti pergerakan kemana arah gadis itu akan pergi.
Senyumnya perlahan memudar tergantikan dengan raut wajah kesedihan, dadanya terasa menyesakkan hingga membuat netranya meneduh seketika. Tak ingin merasa lebih sedih lagi, dia beranjak dari tempatnya berdiri dan mendudukkan dirinya dengan anggun pada sofa merah yang sedikit berdebu.
"Silahkan Master." seorang pelayan memberikan segelas minuman berwarna kemerahan kepada pria rupawan itu.
Ia mengambilnya dengan anggun serta menggoyang gelasnya perlahan, mendekatkan hidungnya ke bibir gelas dan menghirup aroma segar yang menguar dari cairan merah itu. Tersenyum lalu meminumnya dengan sekali teguk, ibu jarinya membersihkan tetesan yang mengalir dari sudut bibirnya."Malam ini cukup tenang." ucapnya dan memainkan jemarinya pada pinggiran gelas, sang pelayan hanya membungkuk , seakan paham maksud dari kata majikannya.
Perlahan dia keluar dari ruangan majikannya dan kembali dengan membawa vas bunga antik berisikan 6 tangkai mawar hitam.
Tanpa dikomando pelayan itu dengan sigap meletakkan vas antik berwarna coklat keemasan itu disamping sofa tempat pria rupawan itu duduk.Pria itu mengambil setangkai mawar hitam itu dan menghirup aromanya, tidak ada! Bunga sudah itu tidak beraroma. Tapi pria rupawan itu masih saja menikmati aroma mawar hitam itu.
"Apa yang terjadi kalau aku membawanya tuan Shin." tanyanya pada pelayan setianya itu, manik matanya tak berhenti menatap mawar hitam yang berada ditangannya.
Pelayan itu menggeleng pelan "Anda tidak bisa membawanya Master, itu akan merusak keseimbangan hidup manusia."
Ia memicingkan matanya menatap pelayan paruh baya itu, tidak bisa membawanya? Apakah perbedaan begitu diutamakan dibangsa mereka?
"Bagaimana kalau dia yang ingin ikut bersamaku?." tanyanya kembali, meletakkan tangkai mawar hitam itu ketempatnya semula. Matanya tertuju pada gelas kosong didepannya, tanpa pikir panjang pelayan itu menuangkan kembali cairan merah kedalam gelasnya. Dan lagi-lagi dalam satu tegukan pria rupawan itu menelan habis minumannya.
Sang pelayan hanya menggeleng, berharap majikannya ini tidak melakukan hal yang mustahil.
"Bagaimana kalau dia tidak mau? Dia berbeda Master." ujarnya pelan, seakan tidak ingin menyinggung perasaan majikannya, dia tahu mereka tidak akan mungkin bersatu."Sudah berapa lama kau mengabdi padaku Tuan Shin? Kau pasti sudah tahu jelas bagaimana sifatku yang sebenarnya bukan?." Menyunggingkan senyum sinis, kembali dia mengisyaratkan kepada pelayannya untuk kembali menuangkan minuman merah tadi.
"Saya berharap Master tidak gegabah."
"Aku tahu itu."
☆☆☆
Please Leave a good Comments ♡ Gotta update next part sooner~
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose | Taeyong ft Jisoo ✔
Fanfiction[ Warned! Mature content, Harap para pembaca bijak menyikapinya ] "Mawar Hitam dia akan menjadi pengganti diriku untuk menemanimu." "Taeyong apa maksudmu?." "Tinggalkan dia, maka aku akan memberikanmu kebahagiaan." ucapnya lembut dan mencium punggu...