Jisoo terbangun dari tidurnya yang lelap, matanya mengerjap menahan rasa kantuk yang masih ada. Sesaat kemudian ia tersenyum ketika melihat langit-langit kamarnya. Ternyata semua yang dialaminya malam itu hanya mimpi. Semua pelukan dan Cumbuan itu hanya hasil dari rasa rindunya pada Taeyong. Dia bisa bernapas lega tanpa rasa gugup ketika berhadapan dengan Taeyong.
Jisoo pun bangkit dan mendudukkan tubuhnya diatas tempat tidur dengan sisa-sisa nyawa yang masih berusaha dikumpulkannya. Namun, lirikan matanya menangkap sosok yang amat dikenalinya telah berbaring disebelahnya.
"Ommo!" Ia memekik pelan dan segera menutup mulutnya untuk menjaga agar Taeyong tidak terbangun. Taeyong memperlihatka raut wajah yang begitu tenang, sepertinya ia bermimpi indah.
Jisoo memperhatikan lekuk wajah itu dengan seksama, pria yang telah menyelamatkannya begitu tampan. Cumbuan panas yang terjadi semalam pasti bukan mimpi! Apa yang harus dilakukannya sekarang, pipinya bahkan merona setiap kali mengingat rasa manisnya bibir Taeyong.
Jemari Jisoo dengan sendirinya tergerak untuk menyentuh pipi tirus itu dan juga warna rambut Taeyong berubah. Sejak kapan?.
Taeyong melenguh menerima sentuhan halus pada kulitnya, perlahan dia membuka matanya dan melihat ekspresi keterkejutan pada wajah Jisoo.
"Apa kau menatapku sepanjang malam, Jisoo?." Tanya Taeyong bangkit dari tidurnya dengan sedikit merapikan pakaiannya yang berantakan.
"Ti...Tidak! Aku juga baru bangun, aku hanya penasaran dengan warna rambutmu." Ujar Jisoo sembari memalingkan wajahnya menyembunyikan rona pada pipinya.
Taeyong menyentuh rambutnya lalu melihat bayangan samar yang dipantulkan oleh kaca jendela kamarnya.
"Ah, ini pasti karena efek ciuman panas semalam, warna rambutku berubah tergantung suasana hatiku." Jawab Taeyong santai.
Jisoo semakin dilanda kegelisahan ketika tahu Taeyong mengingat semua kejadian dimalam itu.
"Jisoo, lihat kesini ketika aku sedang berbicara." Tegas Taeyong yang membuat Jisoo segera berpaling menatap Taeyong.
Chup
Sebuah kecupan singkat mendarat tepat pada bibir Jisoo yang tentu sama membuat detak jantung Jisoo semakin tidak stabil. Taeyong tersenyum melihat reaksi Jisoo yang begitu lucu, kalau saja ini bukan waktunya bagi para manusia untuk sarapan, Jisoo pasti sudah dicumbuinya kembali.
"Sebaiknya kau bersiap atau makananmu akan dingin." Ujar Taeyong melemparkan kedipan matanya dan tersenyum pada Jisoo sebelum ia melangkah keluar dari kamar itu.
Taeyong berjalan dengan langkah tegap menuju ruangan makan dimana ia dan Jisoo akan melaksanakan rutinitas sarapan paginya. Yeri dengan sebotol minuman ditangannya membungkuk hormat menyambut kedatangan Taeyong. Taeyong duduk pada kursi makan, jarinya meraih gelas lalu memberi isyarat pada Yeri untuk menuangkannya minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose | Taeyong ft Jisoo ✔
Fanfiction[ Warned! Mature content, Harap para pembaca bijak menyikapinya ] "Mawar Hitam dia akan menjadi pengganti diriku untuk menemanimu." "Taeyong apa maksudmu?." "Tinggalkan dia, maka aku akan memberikanmu kebahagiaan." ucapnya lembut dan mencium punggu...