Aroma ramuan rempah menguar disetiap sudut kamar yang ditempati oleh Jisoo. Jisoo tampak duduk bersandar pada ranjang pembaringannya dengan tempo napas yang tenang.
Tuan Shin tampak sibuk mempersiapkan ritual untuk penyembuhan Jisoo. Yeri dengan kelopak mawar hitam terendam didalam cawan tembaga, siap untuk melakukan tugasnya.
Taeyong menonton dari ambang pintu menanti keberhasilan dari Tuan Shin. Terpercik rasa khawatir Taeyong akan keselamatan jiwa Jisoo, sebab Tuan Shin mengatakan kalau tubuh Jisoo sanggup menahan semua sihir maka ia akan selamat.
Jika tidak, Jisoo hanya akan berakhir seperti sosok manusia yang linglung kehilangan semua ingatannya.
Yeri yang berdiri berdampingan dengan Tuan Shin mulai mendekati Jisoo dan membiarkan Jisoo meminum Air rendaman kelopak mawar hitam. Tubuh lemah Jisoo bergerak menyambut cawan tembaga, bibirnya yang tak merona menyentuh ujung cawan yang dingin.
Jisoo sedikit tersentak ketika air dirasanya itu tak sedap namun, Yeri meminta Jisoo untuk meminumnya dengan perlahan. Setelah semuanya selesai, Yeri membaringkan dan menyelimuti tubuh Jisoo dengan kabut tebal penghantar tidur. Yeri ingin Jisoo menganggap semua kejadian yang menimpanya hanyalah mimpi.
Ketika semuanya siap, Tuan Shin menarik napas dalam lalu perlahan meniupkan butiran pasir halus di sekitar ranjang Jisoo. Kemudian, telapak tanganny menyentuh puncak kepala Jisoo, ia kemudian merapal mantranya.
Taeyong masih menonton dari ambang pintu ketika tubuh Jisoo melentik seiiring dengan perapalan mantra tuan Shin. Ia masih bersikap tenang karena Tuan Shin pasti bisa melakukannya tanpa kesalahan.
Dahi Jisoo mengernyit, giginya bergemeretak seolah menahan rasa sakit, Yeri yang berada disamping Tuan Shin juga turut membantu pe-netralan. Melihat itu Taeyong semulanya ingin melarang Yeri untuk turut membantu namun, Tuan Shin memberikan isyarat kalau semuanya akan baik-baik saja.
Benar.
Proses demi proses yang dilalui berjalan dengan mulus tanpa kendala sedikit pun. Jisoo pun kini tampak tertidur dengan tenang, bahkan kulit yang memucat kini kembali merona. Taeyong merasa lega.
"Semuanya sudah selesai Master, Nona Jisoo tidak akan mengingat kejadian buruk yang dialaminya." Ujar Tuan Shin dengan keriput wajah yang semakin terlihat. Mungkin ini adalah hasil dari menggunakan kekuatan spiritualnya.
Taeyong mengangguk paham lalu berkata "Apa kau masih sanggup berjalan, Tuan Shin?."
"Tentu Master, saya harus melakukan teknik yang sama terhadap suami Nona Jisoo."
"Baguslah, setelah semuanya selesai kau boleh mengisi kembali nutrisi tubuhmu." Ujar Taeyong yang kemudian berlalu meninggalkan kamar Jisoo.
☆
Aroma citrus yang menusuk hidung membangunkan Jisoo dari tidurnya. Mengernyitkan dahi lalu mengerjapkan matanya, Jisoo sadar.
Netranya menelusuri setiap sudut ruangannya, Jisoo merasa aneh dan bingung bagaimana dia bisa berada disini. Hiasan pintu dan jendela yang bergaya abad victoria dengan kain jendela berwarna coklat keemasan. Bahkan ranjang dimana dia terbaring saat ini begitu besar dengan tambahan tiang kelambu disetiap sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose | Taeyong ft Jisoo ✔
Fanfiction[ Warned! Mature content, Harap para pembaca bijak menyikapinya ] "Mawar Hitam dia akan menjadi pengganti diriku untuk menemanimu." "Taeyong apa maksudmu?." "Tinggalkan dia, maka aku akan memberikanmu kebahagiaan." ucapnya lembut dan mencium punggu...