Langit malam kembali terang dengan bantuan sinar rembulan,Taeyong berjalan gagah dengan Jisoo yang tertidur dalam pelukannya. Para pelayan tidak lagi menanyakan siapa wanita yang dibawanya. Semenjak kepergian Tuan Shin mereka sudah tahu kalau Taeyong amat sangat mencintai wanita itu. Tidak satu pun dari mereka yang berani untuk menentang keputusan Masternya.
Taeyong pun membawa Jisoo menuju kamarnya sendiri, kali ini dia akan merawat Jisoo dan memastikan kalau Jisoo akan berada disisinya untuk selamanya. Ditatapnya wajah Jisoo yang masih dipenuhi bercak darah yang mengering. Lelapnya tidur Jisoo menandakan kalau wanita ini sudah terbebas dari beban batinnya.
"Yeri."
Yeri segera menampakkan sosoknya dihadapan Taeyong sedetik setelah ia memanggilnya.
"Iya Master."
"Persiapkan segala kebutuhan Jisoo ketika dia terbangun, bersihkan tubuhnya dan berikan ia pakaian yang pantas." Titah Taeyong yang masih berdiri diambang pintu kamarnya.
"Baik
Jisoo wanita hebat yang mampu bertahan dari siksaan suaminya yang mengerikan itu kini sudah berada disisinya. Jisoo sudah memutuskan untuk menerima tawaran Taeyong akan kebahagian yang sudah dijanjikannya.
Perlahan dan lembut Taeyong meletakkan tubuh Jisoo diatas kasur peristirahatannya, dia membelai untaian surai itu lembut. Seulas senyuman terlukis pada bibirnya selalu terlihat kaku. Diselimutinya tubuh Jisoo dan membiarkannya tidur untuk memulihkan tenaganya kembali.
Yeri sudah kembali dengan perlengkapan mandi dan pakaian pada trolinya. Taeyong paham lalu segera beranjak dari sisi ranjang.
"Master, kenapa tidak menunggu nona Jisoo terbangun?." Yeri bertanya bingung pada sikap Taeyong.
"Kalau dia tahu aku menunggunya mungkin dia tidak akan merasa nyaman, kupercayakan semuanya padamu Yeri."
Yeri membungkuk hormat ketika kaki Taeyong melangkah keluar dari kamarnya sendiri. Kebaikan hati yang diperlihatkan oleh Taeyong sudah menjadi hal yang lumrah bagi mereka para sub vampirenya.
Yeri duduk disisi ranjang dengan seember air hangat dan lap basah ditangannya. Ia cukup prihatin melihat keadaan Jisoo kali ini, lebih parah dari terakhir kali mereka bertemu.
"Kau pasti melalui malam-malam yang sulit." Gumam Yeri dengan tangannya yang mulai membasuh membersihkan sisa bercak darah pada wajah Jisoo. Bahkan luka lebam pada bagian bawah mata Jisoo membuat Yeri menahan geramnnya.
"Semoga kau betah disini, Master Taeyong pria yang baik dan berhati mulia. Kau pasti merasa aman dan akan menemukan kebahagiaanmu kembali." Tambah Yeri lagi yang perlahan mulai menerima keberadaan Jisoo karena mereka sama.
Jisoo tampak menggerakkan kepalanya perlahan lalu membuka matanya. Sinaran temaram ruangan ini tidak begitu menyilaukan namun, begitu sakit pada penglihatannya. Pandangannya menyapu setiap sudut ruangan dan ia sadar kalau ini bukan rumahnya.
"Ah benar aku telah membunuhnya." Racau Jisoo dengan tubuhnya yang masih terbaring pada kasur Taeyong. Ia mengingat setiap rincian kejadiannya hingga pikirannya terhenti pada satu adegan yang sejenak ia lupakan.
Lee Taeyong yang menggendongnya layaknya pengantin baru lalu membiarkannya tertidur pada dada lebar pria itu. Jisoo langsung terduduk dengan telapak tangannya yang menutupi wajahnya. Bagaimana ia akan bereaksi saat bertemu dengan Taeyong nanti? Sungguh kejadian yang amat memalukan.
"Nona Jisoo, anda baik-baik saja?." Yeri membuyarkan lamunan memalukan Jisoo, awalnya ia tak ingin menoleh kesampingnya takut akan Taeyong yang mungkin duduk disana melihat segala keanehannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose | Taeyong ft Jisoo ✔
Fanfiction[ Warned! Mature content, Harap para pembaca bijak menyikapinya ] "Mawar Hitam dia akan menjadi pengganti diriku untuk menemanimu." "Taeyong apa maksudmu?." "Tinggalkan dia, maka aku akan memberikanmu kebahagiaan." ucapnya lembut dan mencium punggu...