Bujukan dan rayuan yang dilontarkan oleh Taeyong membuat Jisoo terus memikirkannya. Tawaran itu memang cukup menggoda namun ia terlalu takut untuk itu. Apakah Taeyong bisa dipercaya ataukah semua perkataannya hanya kebohongan semata?. Ia tidak mau lagi jatuh kelubang yang sama seperti dulu.
"Peringatan! Banyak adegan darah dan kekerasan disini! Skip jika tidak menyukainya" 😭
☆☆☆
Pagi mulai menyingsing, burung berkicau menyapa rungunya, Jisoo menatap langit biru yang cerah dengan hembusan angin sejuk menyapanya. Bekerja lembur lagi dan lagi bahkan dengan kondisi tubuhnya yang babak belur dia masih bisa bekerja. Jisoo mendudukkan dirinya di teras rumahnya, memukul-mukul pundaknya yang teramat sakit.
"Datanglah padaku maka kau akan bahagia, Jisoo."
Jisoo menyentuh bibirnya ketika ia kembali teringat dengan perkataan Taeyong kemarin malam. Seketika pipinya merona menahan rasa malu yang baru ia rasakan pagi ini.
Jisoo menepuk-nepuk pipinya untuk membuatnya sadar bahwa dia masih berstatus istri Minho. Jisoo pun memasuki rumah dengan menyembulkan kepalanya terlebih dahulu secara perlahan, dia tidak ingin membangunkan tidur Minho yang nyenyak. Ia pun mencoba berjalan berjinjit saat melewati kamar Minho.
Namun, langkahnya Kakinya terhenti ketika mendengar suara tawa berasal dari kamar suaminya. Sejenak Jisoo berpikir bahwa itu tawa dari teman-teman perjudian Minho. Tapi, yang ia dengar itu adalah suara tawa seorang wanita.
Jisoo ragu saat rasa penasarannya membimbingnya untuk melihat ada apa dibalik kamar Minho. Ia takut kalau Minho akan kembali murka padanya. Luka yang ia terima kemarin malam masih belum sembuh betul, ia pun mengurungkan niatnya.
Jisoo memasuki kamarnya, merapikan pakaian serta barang-barangnya yang berantakan karena Minho. Ia mandi lalu memasak sarapan pagi untuk Minho meskipun suaminya itu selalu makan diluar setiap harinya.
Suara televisi yang cukup keras dengan diiringi desahan serta erangan seorang wanita menyapa rungu Jisoo.
'Mungkin Minho dengan menonton film dewasa' batin Jisoo dan tetap melanjutkan pekerjaan rumah tangganya.
Semakin lama suara desahan dan erangan itu semakin keras,
Jisoo yang penasaran pun mengintip kearah pintu yang sedikit terbuka. Jisoo terperangah dengan pemandangan yang disuguhkan oleh Minho. Dengan tangan yang gemetar dia membuka pintu kamar Minho.'cklek'
"Minho.." Panggilnya dengan suara yang lirih.
Sosok yang dipanggil menoleh menatap keasal suara, Minho tersenyum sinis. Melepaskan pelukannya pada sosok wanita tanpa busana dibawahnya lalu duduk disisi ranjang.
"Oh, kau sudah pulang?." ucapnya santai.
" Siapa dia sayang?." Wanita itu bergelayut manja pada lengan Minho lalu menyandarkan kepalanya pada dada bidang Minho.
"Dia, Istriku." Jawab Minho lalu menarik dagu lancip sang wanita untuk mengecup bibirnya.
"Istrimu!? Bukankah kalian sudah bercerai!" Tanyanya kesal lalu melepaskan pelukannya, Minho tersenyum dan meraih tangan mungil yang melepaskan pelukannya.
"Jangan Khawatir Rose, dia akan segera kuceraikan." ucapnya dan mencium punggung tangan wanita bernama Rose itu. Rose hanya terkekeh seakan ciuman Minho terasa sangat geli.
Mata Jisoo tak berkedip saat melihat kemesraan yang dipertontonkan oleh Minho dihadapannya. Matanya panas, amarahnya sudah sampai batasnya, dia tidak bisa berdiam diri menerima setiap perlakuan Minho padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose | Taeyong ft Jisoo ✔
Fanfiction[ Warned! Mature content, Harap para pembaca bijak menyikapinya ] "Mawar Hitam dia akan menjadi pengganti diriku untuk menemanimu." "Taeyong apa maksudmu?." "Tinggalkan dia, maka aku akan memberikanmu kebahagiaan." ucapnya lembut dan mencium punggu...