Perbedaan.
Aku menyukainya, tidak, ini bukan cinta. Setelah Devin datang kehidupku, aku belum menemukan yang lainnya.
Ia adalah seseorang yang kurang menyenangkan dalam berbahasa. Ia juga tidak suka bercanda. Tidak setampan orang-orang yang pernah melewatiku. Dia jauh sekali dari kata sempurna, tapi aku sempat dimilikinya.
Aji, umurnya sebaya denganku, hidupnya benar-benar tak sama denganku, bahkan aku tak berhadap ada Aji-Aji yang lainnya dalam hidupku. Dia haruslah menjadi satu-satunya.
Ia bilang caraku bersenang-senang terlalu kota, sementara ia tidak suka itu.
Ia bilang caraku bergaya terlalu rapih, sementara ia seadanya.
Ia bilang caraku berteman terlalu klasik, sementara ia hanya cari yang asik.Aku adalah type-type yang akan minum kopi mahal di mall sampai dikirimi pesan untuk pulang. Ia adalah type-type yang akan minum kopi di pinggir jalan sambil menghisap benda dari nikotin yang berasap, dan tidak akan pulang jika tidak ingin. Ia akan bermalam dijalanan bersama sederet manusia yang menurutnya sama dengannya.
Aku dan amarahku adalah satu jika sudah terlibat dengannya, tentu saja bukan tanpa alasan. Dan dia, adalah seacuh-acuhnya manusia yang tak akan mendengar meski semua orang meminta untuk didengar, tentunya kami hanya adu mulut sepanjang hari, sampai lelah dan melupakannya hari esok.
Meskipun kau selalu bertindak gegabah dan bicara kasar padaku, sungguh aku tahu kau adalah orang yang sangat baik, meski kau bertengkar dengan ibu ayahmu, kau masih kembali kerumah. Aku harap kau baik-baik saja.
Sampai akhirnya, perbedaan kami tidak terhingga. Kami saling melepaskan dengan senyum. Pada akhirnya, kami saling tahu, bahwa ini hanya akan berakhir dengan luka.
Aji yang nakal tapi baik, terimakasih sudah memperkenalkan aku dengan lagu kesukaanmu. Aji, si pemberontak yang menyukai sepak bola berbendera biru, maaf aku tak bisa menyukai hobimu, bahkan sampai sekarang, hehe. Aji, yang akan membentak siapa saja yang ada dihadapannya jika sedang tidak dalam kondisi tak baik, semoga kini kau bisa mengendalikan emosimu.
Meskipun kita selalu berusaha menjadi yang terbaik, kita tak bisa menjadi setengahnya dari kata utuh, kau terlalu jauh. Sehingga aku tak bisa patuh dan berakhir runtuh.
Aji, terimakasih sudah menjadi bagian dari kisah, kau sangat baik, tapi aku tak punya cukup nyali untuk bertahan dan menerimamu. Terimakasih juga sudah menjadi lelaki baik yang tak berani menyentuhku.
Jangan hancur, kau pasti akan berubah.
Salam dari aku, Hana.Yang sebelum menulis ini, sempat mengajakmu untuk bertemu. Oh tenang, aku mengajaknya mengembalikan buku ke perpustakaan, ia memintaku untuk mengantarnya, ia bilang ia senang sekali saat melihatku. Kami bukan jalan-jalan, apalagi bicarakan masalalu.
(Fin. Epilog-Ingatan Rindu, novel buatanku yang belum sempat meluncur didunia, jangan ditunggu karena mungkin belum tentu betulan terlahir, hehe, tapi plot sudah rampung. Akan aku kabari jika ia hadir!)- Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas, sajak.
PoesíaUntuk kalian yang 'terlalu' pada seseorang, sampai situ saja, sudah, jangan diteruskan, nanti kau akan menyesal. Sajak adalah bait-bait nyawa cerita seseorang tentang hidupnya, dan batas adalah benar-benar akhir dari cerita itu sendiri. Seperti wakt...