14. Tidak Bisa Gombal

36 3 2
                                    

Jika aku bilang aku sayang kamu, tolong jangan langsung percaya, kamu harus mencintai pria dengan pintar. Kalau kau tak percaya aku, tidak usah percaya, karena aku tahu betul siapa aku dimatamu.

Jangan percaya juga ketika orang-orang bilang cinta itu sederhana, aku sudah menjadi saksi dari teori cinta yang menurut orang-orang sudah paling sejati itu. Tulus? Bertahan? Rela berjuang? Tidak ada salahnya sih.

Tapi biar kutegaskan pendapatku, bahwa sederhana adalah omong kosong yang dibuat orang-orang karena belum pernah bertemu dengan orang semacam kau, orang yang bahkan sangat tidak suka diajak tertawa, orang yang tidak suka dekat-dekat dengan anak banyak bicara, orang yang tidak suka dengan wangi parfum—padahal mahal. Atau lebih tepatnya—kau tidak suka aku, cukup menyebalkan jika aku katakan sendiri.

Kau adalah orang yang tanpa sadar sudah jadi bagian yang harus kuperdalam, aku belajar kamus baru setelah mengenal dirimu setelah banyak mengamati , tidak ada satupun teknik lelaki yang kuhafal itu bisa kugunakan untukmu.

Wakti itu aku pikir, ah aku mencintaimu dengan percaya diri saja, tidak usah banyak pikir, kau hanya seorang wanita yang perlu kutaklukan, begitu aku bilang pada kawanku. Tapi aku yang percaya diri saja masih bisa terperangkap kata-kata.

Kau harus kuapakan untuk bisa mencintaiku?

Tapi tahu tidak kenapa aku tidak menyerah?

Saat kau kehujanan pagi itu di halte, aku dengan sigap berlari ke arahmu sembari menerobos hujan ditengah sedikitnya orang-orang yang sudah siap masuk kelas.

"Kok kesini sih?" Kamu tanya aku.

"Ya mau aja sih, ga akan ngapa-ngapain kok."

Dengan sinis, kau mengalihkan pandangan ke arah lain. Sampai kau menoleh lagi saat aku berkata.

"Kenapa sih jutek banget? Segitu nggak sukanya ya lo sama gue? Lagian beneran kok gue nggak akan jahatin lo."

"Yang bilang gasuka siapa?"

Aku terdiam memikirkan apa maksud dari ucapanmu.

"Nggak ada kan? Udah sih sana lo pergi."

"Ya tuhan, gabisa apa lo panggil gue kakak sekali aja."

"Nggak bisa, geli, cuma beda umur 2 tahun juga."

"Yaudah, saya nangkep maksud ucapan kamu tadi, berhenti pura-pura nggak tau kalo saya naksir kamu, kurang-kurangin jutek, kamu sudah kasih saya izin untuk mendekat, jangan menyesal setelah terpikat, nih payung, sampe ketemu nanti."

Kau tersenyum setelah aku pergi, aku menjadi kuat untuk membuatmu terpikat.



(1)

Fyi, saya sedang menyukai gaya tulis dengan muse sudut pandang laki-laki yang cinta akan sastra, ini dedikasi khusus terhadap seseorang di dunia nyata yang sudah menjadi inspirasi saya ketika membayangkan dia mengatakan hal-hal seperti ini, hahaha.

Fyi, lingkungan saya sekarang adalah lingkungan sastra tidak usah heran lagi ya apa maksudnya, haha, sampai jumpa.

25 februari 2020

Batas, sajak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang