Way back home-shaun.
Menikah dengan Jisoo itu, sudah ada konsekuensi nyata bahwa Junmyeon siap mati muda.
Mulai dari menaruh mainan hewan melata sejenis ular Piton di ranjang milik Junmyeon, Mematikan air saat Junmyeon mandi, atau bahkan menaruh merica di kopi yang Junmyeon minum.
Jika ada nominasi tahunan suami tersabar Korea Selatan, Junmyeon bisa menjadi juara tak tertandingi jika memiliki istri yang ia terima nakalnya, cerewetnya, suara bisingnya, dan fikiran serta sikap batita hasil sodokan pikachu semasa kecil.
Bukannya Junmyeon takut terhadap istrinya, budak cinta Jisoo, atau apalah sebutan melagenda jaman Justin Bieber anniversary satu bulan dengan Selena Gomez. Tapi Junmyeon malas meladeni sikap Jisoo yang makin tidak waras selama tiga minggu penikahan mereka.
"Kau tidak berniat untuk cerai?", Itu adalah kata sambutan Junmyeon saat Jisoo menginjakkan kakinya dirumah mereka, yang kini punya tiga kamar sehingga tidak lagi berebutan untuk tidur nyaman di single bed apartement Junmyeon.
Baru pulang setelah sesi pemotretan yang melelahkan, disambut dengan pertanyaan menyebalkan dari fikiran orang idiot macam Junmyeon, makin berapi pula amarah Jisoo. "Seriuously?, tiga minggu cerai. Kau mabuk?"
"Jangan bilang kau mulai jatuh hati padaku?, maaf aku tidak membalas hal seperti itu."
"Dasar gila!, kau ingin netizen maha benar itu mengomentari apa lagi huh'?. Jika kau ingin cerai nanti enam bulan saja!, jika sangat ingin menikahi Joohyun silahkan jadikan istri keduamu, itu tidak menjadi excuse mu buat menjatuhi pamorku!" Ujar Jisoo berurat, ia lelah untuk sekedar menaruh sianida di teh Junmyeon.
Apa lagi dengan mengurus perceraian di pernikahan seumur jagung ini. Jika mereka bukan publik figure, akan mudah melambaikan ke kamera dengan senyum mengembang saat muak dan berkata, 'kami akan segera bercerai'.
Jengah, Junmyeon melepas jasnya dan melemparnya kesembarang tempat. "Aku berusaha pulang malam ini bukan untuk berkelahi dan membahas hal bodoh, Kim Jisoo!. Tapi bisakah kau juga bersikap layak istri padaku?, kau tidak lihat betapa banyak komentar miring tentang aku dan kau yang tidak terlihat seperti pasangan?"
Junmyeon berdiri tepat didepan Jisoo yang masih lengkap dengan wedge dan Palazzo ditambah blazzer berwarna senada itu mendengus kasar, berkelahi, berkelahi, dan itu terus yang mereka lakukan dirumah mewah ini.
Jika dipikir kembali, entah berapa ribu komentar miring tentang pernikahan mereka;
'Apa yang Junmyeon pikirkan dengan menjadikan chopard blue diamond lapuk itu cincin pernikahan? bahkan dia tidak akan bangkrut dengan membeli sepuluh pasang wittelsbach'- Choi Sooyoung, wanita bujang adik dari ibu Junmyeon. Mantan Seunghyun, yang saat skinship tertular skill rapp beratnya menurut Jisoo.
'Apa-apaan dengan taman resepsi yang tidak akan muat menampung satu squad sosialitaku'- Lee Sunmi, kritikus idol yang melagenda sepanjang masa.
'Tiga minggu menikah, tapi untuk sekedar diantar ke tempat pemotretan saja hanya diantar supir pribadi'- mata mata Federal Bureau of Investigation
Dan banyak lagi hal yang lupa Junmyeon dan Jisoo tampal saat sibuk dengan urusan masing-masing. Karena ekspektasi mereka tentang pernikahan ini tidak sejalan dengan yang sebenarnya.
"Kau bahkan tidak memasak untukku," tukas Junmyeon, sontak mata Jisoo membesar ikut tertantang untuk membunuh suaminya ini.
"tidak memasak?! Aku memasak kau memuntahkannya!, bahkan tak segan menyindir makananku!"
Apa salah memuntahkan racun?
Junmyeon berdecih lalu duduk kembali ke sofa hitam yang empuk itu sesudah memungut jas hitamnya, lalu mengambil sesuatu dari salah satu sakunya. "Kau ingin honeymoon kemana? Santorini? Savannah?Maldives? Lake Mcknezie? atau Waiheke?"
Mata cipit Jisoo makin menyipit, saat sedang panas-panasnya lelaki itu bertanya tentang bulan madu?. "Aku sibuk dengan projek drama baru, nanti pikirkan itu lain wak-"
"Kita bisa pikirkan itu lain waktu, jika kau mau memiliki anak sekarang. Itu adalah pilihan yang Ibu Oh dan ibuku berikan." Ujar Junmyeon acuh, membuat Jisoo tidak habis pikir pilihan macam apa itu?. Junmyeon mungkin ingin memiliki predikat Hot daddy ataupun Sugar daddy, tapi bagaimana dengan karir Jisoo? ia masih nyama dengan aktingnya.
"Venice, dua minggu lagi. Aku punya waktu luang besok, temani aku esok". Pilih Jisoo tidak sesuai dengan daftar tempat yang Junmyeon pilihkan.
Sebelum Jisoo beranjak menuju kamarnya, Junmyeon menarik tangan Jisoo dan memeluknya sebentar. Jisoo sudah mulai terbiasa, dengan sikap aneh lelaki ini. Yang berakibat fatal bagi kesehatan jantungnya.
"Apa kau benar-benar memperbolehkan Irene menjadi istri kedua ku?"
Junmyeon meminta persetujuan Jisoo untuk di madu, malam ini. The real Honeymoon.
******
"Kenapa kau mengajakku kemari? ditempat kumuh ini?"protes Junmyeon sambil berbisik disamping Jisoo yang berjalan dengan semangat melewati gang-gang sempit dengan balon berwarna di pegangnya.
Bukannya menjawab Jisoo malah melebarkan senyumnya ketika melihat segerombolan anak kecil. "Siapa disini yang ingin balon?"
Pertanyaan Jisoo menarik perhatian sekelompok anak-anak kecil yang sedang berlarian Mereka berlari mengerubungi Jisoo dan Junmyeon, berbeda dengan wajah Jisoo yang gembira Junmyeon sebaliknya, tidak suka akan kotornya lingkungan ini.
"Aku! Aku kakak!"
"Aku kakak cantik!, balon yang berwarna hijau!"
Jisoo tersenyum senang lalu memberikan satu persatu balon kepada anak-anak kecil yang mengerubungi mereka. "Lucu kan' mereka?" bisik Jisoo pada Junmyeon.
"Mereka? Lucu? yang benar saja." Junmyeon memilih meninggalkan Jisoo dan duduk di kursi kayu lapuk di samping gang, jujur saja ia terganggu dengan bau anak-anak itu. Tapi Jisoo terlihat biasa saja seolah itu adalah bau parfum burberry.
Memperhatikan Jisoo yang sibuk dengan anak-anak, tampak asing dari Jisoo yang sangat suka membuat Junmyeon naik darah. Kadang kala wanita itu memeluk anak-anak kumuh itu sayang, memberi permen dan tertawa bahagia.
Junmyeon tanpa sadar mengangkat satu sudut bibirnya, bentuk hati dari senyum wanita itu menurutnya sangat lucu, dan cantik. Junmyeon terus memperhatikan istrinya lalu terdorong untuk mengambil gambar dengan ponselnya.
"Cantik." gumam Junmyeon sambil tersenyum simpul.
"Siapa yang cantik? aku?"
Jelas Junmyeon kaget dan langsung menaruh ponselnya ke saku. "Joohyun, dia cantik. Jangan pikir aku memujimu."
Jisoo mengangkat bahunya, "Hari sudah mulai malam, kau tidak berniat makan malam?"
"Tentu! aku lapar sekali, selain makan bibimbap buatanmu yang hampir saja membuatku mati."
Jisoo baru saja ingin memukul punggung lelaki itu, tangannya sudah di genggam erat oleh Junmyeon, bahkan sampai di mobil dia tidak melepas genggaman tangannya.
"Sudah aku bilang, untuk tetap seperti ini. Walaupun tidak ada yang sama diantara kita,"
Jisoo mengerinyit, lelaki ini selalu saja mengombang-ambingkan dirinya di waktu yang sama. Entah Jisoo harus percaya sisi Junmyeon yang mana, dan menetapkan hatinya atau sekedar menganggap semua ini permainan. Tapi lagi, dan lagi.
Junmyeon mengecup dahinya sejenak. "Venice, we will come soon."
To Be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario
Fanfiction"Mari kita menikah" Bukan hanya contoh keberhasilan perjodohan dua keluarga, mencakup juga bagaimana dua insan yang sama konflik cerita percintaan dengan kekasih tak sampai bersatu. Menikah, berlaku sebagai sepasang suami-istri yang bahagia melalui...