Baek A Yeon- A Good Boy
"Junmyeon!"
Lelaki berkulit putih pucat itu bisa saja tidak akan mengadah ke arah suara, jika tahu siapa pemanggilnya.
Seorang perempuan bersurai hitam panjang, terlihat cantik dengan senyum merekah di wajah cantiknya. Junmyeon kembali merutuk, itu benar-benar tidak baik untuk masa bangkit dari segala kenangan.
Degup jantung pria itu makin tidak menentu kala Irene meninggalkan temannya yang juga tersenyum menggoda pada Junmyeon, Seulgi. Irene makin mendekat, perempuan itu sudah rindu akan lelaki yang berstatus sebagai mantan kekasihnya.
"jun-jun, aku sudah selesai!"
Senyum manis yang ditampilkan Irene seketika makin memudar. Langkahnya tiba-tiba latah dan terhenti, Obsidiannya menangkap sebuah tangan mungil memeluk erat lengan kokoh lelaki yang masih dia cintai.
Junmyeon menoleh menatap Jisoo yang kini tersenyum manis. "Kau kenapa tidak memakai mantel?!"
Sejujurnya dia agak ilfeel dengan panggilan menjijikan itu.
Jisoo menyumpah serapahi lelaki yang kini mengukung dirinya dengan drama murahan. Kalau tidak bernasib sama dengan Junmyeon; masih mencintai mantan kekasih. Ogah sekali Jisoo membuang waktu untuk pura-pura bahagia menjadi calon nyonya Kim Junmyeon. Tapi terlambat untuk menolak, mereka bahkan sudah melakukan technical meeting untuk pernikahan ini.
Lelaki ini malah terlihat tidak mengikuti skenario yang mereka buat dalam perjanjian beberapa hari lalu. Sementara dari sudut matanya, Jisoo bisa menangkap kalau Bae Irene sang kekasih tak sampai Junmyeon masih disana. Menunggu kelanjutan drama mereka. Namun apa yang kini mereka lakukan, sama dengan yang dilakukan So Jeong dan Seok jin pada Jisoo kemarin.
"Aku tidak suka pakai Mantel tebal bau milikmu, Jun-Jun. Kau-"
"Kau tau hukumannya apa jika melawan hmm?" Potong Junmyeon, perempuan didepannya mendelik ingin protes. Mata Jisoo melotot, persetan dengan perjanjian bodoh itu, juga Irene yang masih bertanya-tanya batinya tentang Jisoo.
Cup..
Bibir mereka bersentuhan kembali, sepersekian detik lalu Junmyeon melepaskannya. Bahkan mata Jisoo bergerak ke arah yang sama, saking shock nya dengan serangan tiba-tiba Junmyeon. Simpulnya, Jisoo tidak memakai mantel dan calon suaminya yang sangat posesif tersebut memberikan sebuah 'hukuman' manis.
Hal itu membuat Jisoo menyumpah serapahi mantel milik Junmyeon, sekaligus drama mereka.
Jangan tanyakan Irene yang lututnya lemas seketika, untung saja Seulgi reflek menahan tubuh lemah perempuan itu. Rasa kecewa mulai menyelubungi kedua perempuan itu, terlebih pada Junmyeon yang tidak memiliki perasaan.
Percayalah Jisoo tidak suka keadaan seperti ini, dia merasa menjadi tokoh antagonis di drama Romeo dan Juliet yang sangat romantis ini. Berbeda dengan lelaki itu, dia memang masih mencintai Irene namun masa lalu kelam mereka hanya dianggap angin lalu bagi Irene.
Seolah tidak datang di hari pernikahan adalah hal lumrah dan biasa. Dan mereka bisa menjadi seperti dulu lagi. Lalu playing victim seolah Junmyeon lah yang tidak memiliki perasaan disini.
Namun mencium bibir Jisoo tepat didepan Bae Irene adalah hal yang tidak pernah terlintas di otak Junmyeon.
Meninggalkan kecanggungan mereka, Junmyeon merengkuh pinggang perempuan yang seolah menjadi manekin itu posesif. Berjalan beriringan layaknya sepasang sejoli yang minggu depan akan segera menikah. Melewati Irene yang matanya sudah berkaca, namun sudut bibirnya terangkat kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario
Fanfic"Mari kita menikah" Bukan hanya contoh keberhasilan perjodohan dua keluarga, mencakup juga bagaimana dua insan yang sama konflik cerita percintaan dengan kekasih tak sampai bersatu. Menikah, berlaku sebagai sepasang suami-istri yang bahagia melalui...