13. (not) The only one

462 72 26
                                    

Khalid ft Hwasa-Talk

Jisoo yang malang, juga hampir kehilangan kesadaran.

Iming-imingnya makan malam romantis dengan ratatouille masakan Auguste Gusteau. Memang benar, Junmyeon mengundangnya makan malam di salah satu restoran lantai dua menara Eiffel. Tetapi ada pemandangan sedikit tidak mengenakan disana.

Bukan tentang Jisoo melihat ada seekor tikus bernama Remy yang memasakkan makanan untuknya, tapi seseorang yang pernah hadir dalam hidup Jisoo yang beberapa detik lalu tersenyum samar padanya.

"Kamu terkejut mengenai hubungan mereka berdua?" Jisoo mengalihkan pandangannya pada jendela besar Le Jules Verne, menatap seseorang yang kini merapihkan jasnya.

Jisoo tersenyum kecut. "Tidak, hanya saja menyayangkan Seok Jin harus muncul malam ini"

Sejujurnya, Jisoo tidak pernah menyangka Joohyun akan menjalin hubungan dengan Seok Jin, memang itu bukan urusan mereka berdua lagi, Tetapi bagaimana dengan Junmyeon sendiri?.

"Jangan tanya diriku, tanya saja di Minho apa dia tidak akan depresi." Kata Junmyeon dengan nada sindiran.

Canggung. Jisoo tiba-tiba kehilangan arah bicara, ia masih cukup malu. 

"Lalu, bagaimana dengan kabar kehamilanku?" Jisoo menerawang ruangan yang luas tanpa pengunjung selain mereka itu. Mungkin Junmyeon sudah menyewanya atau tidak ada yang mau membayar menu makanan semahal disini.

"Seoul sudah gempar dengan kabar keguguranmu.-"

"Tapi kau tidak mementingkan perasaan ibu, ayah, dan banyak orang!" Intonasi suara Jisoo sedikit meninggi, ia terbawa suasana lagi.

"Tapi kita sudah sejauh ini!-"

"Dan kau membiarkan ini terjadi begitu saja!"

Junmyeon menghembuskan nafasnya, mereka berada di situasi yang tidak diinginkan. Antara karrier dan perasaan, mereka sama-sama tidak menginginkan keadaan ini. "Lalu kau mau apa, sekarang Kim Jisoo?"

Jisoo menelan ludahnya payah, masih terbayang bagaimana Junmyeon memperlakukannya dengan sangat baik kemarin-kemarin. Mereka menyusun skenario rumah tangga sendiri, atau tentang malam itu.

Jisoo sungguh lemah dalam hal ini, apalagi terlibat Junmyeon didalamnya. Sungguh, ada yang aneh dengan perasaannya akhir-akhir ini. Ia cukup biasa saja melihat Seok Jin dan Joohyun bergendengan tangan, tetapi bagaimana dengan Junmyeon? harusnya ia sadar dan menitik beratkan alasan kenapa mereka menikah.

Namun terlambat, Jisoo terlampau jatuh hati dalam tiga bulan dua minggu pernikahan.

"Kita tetap lanjutkan semuanya, Perceraian sudah hampir didepan mata,  lupakan malam itu," Jisoo menahan deru nafasnya yang makin mendorong air mata keluar.

Junmyeon mengepalkan tangannya, rasanya dasi hitam ini mencekik lehernya ketika Jisoo bersuara lagi. "Juga perasaanku."

Sungguh tidak masuk akal, Junmyeon manrik kedua alisnya bertemu. Ia tidak mengharapkan ini dari semua yang terjadi, Jisoo sudah terlalu melenceng.

Junmyeon, dia tidak punya hal yang sama. Untuk membalas Jisoo, untuk tetap ada timbal balik sesuai perjanjian.

"Kenapa kau menaruh hal itu padaku?, aku bisa memberikan semuanya. Kecuali membalas hal yang kau punya itu."

Cukup, Enyahlah Jisoo!. Suara batinnya berkata keras, wanita malang itu usai meremas kuat tali panjang Leiber Precious-nya. Jisoo berdiri dan mundur menahan susah payah tangisnya dan pergi meninggalkan Junmyeon tanpa suara, Setelah Junmyeon dan hatinya meninggalkan Jisoo tanpa peringatan.

ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang