10. A million Longing

436 76 19
                                    

Some- Soyou ft. Junggigo.

"Kamu hamil 'kan sayang?".

Demi Tuhan, Dalgom, dan desahan Kwon Jiyong di playlist favorit Jisoo, Apakah Ia harus melakukan konfrensi pers untuk meluruskan hal ini?.

Jisoo masih perawan, tidak tahu kalau Junmyeon. Bagaimana bisa hamil?, apakah ia.. wanita pilihan Tuhan atau semacamnya?.  Yang benar saja, Jisoo kadang malas untuk berdoa, karena itulah mendapat suami seperti Junmyeon.

"Ibu, istriku tidak-- belum hamil! Berhentilah mendengar berita diluar sana yang tidak benar, apalagi mendengar si bujang lapuk seperti adikmu!", Untung saja ada suaminya yang selalu Jisoo temukan di garis terdepan untuk membelanya.

Walau hanya didepan ibunya, setidaknya Junmyeon sudah menepati prinsip pernikahan mereka; saling membutuhkan bukan melengkapi.

Soyeon menatap anaknya dengan tatapan membunuh seolah mengatakan 'shut up' ala Dua Lipa di lagunya idgaf, Sudah gatal tangannya untuk menggendong cucu, anaknya malah berusaha membeberkan bahwa ia masih perjaka. 

"Ibu tahu, Junmyeon ini berotak panas diatas rata-rata. Pasti kalian sudah melakukan itu dengan sedikit kesalahan berujung cucu untukku."

Jisoo memaksakan senyumnya, melahirkan anak yang ingin berpoligami dan jadi Hot Daddy macam Junmyeon, Choi Soyeon juga suka berimajinasi dan halusinasi tinggi selain suka membuat konten video Youtube tutorial menghabiskan uang.

Soyeon yakin berjuta persen kalau menantu kesayangan yang langka didapat teman-teman sosialitanya ini sedang berbadan dua, tapi ayah dari anak yang Menantunya kandung sedang berhati dua.

Mulai dari makin rajinnya Junmyeon menjenguk Joohyun, dan foto wanita itu terpampang di dompet Junmyeon. Entah Mino buta atau berhati baja, tetapi Soyeon ingin sekali menikahkan mantan tunangan anaknya itu dengan Mino. Soyeon tidak menyalahkan Irene, tetapi Junmyeon yang tidak bersyukur dengan siapa yang ia nikahi.

Soyeon juga tidak tahu perjodohan ini berujung bagaimana, hanya saja Ingin sekali wanita Lima puluh Tiga tahun ini mengatur segalanya agar tentram.

"Kamu muntah-muntah terus dari minggu lalu? Jisoo juga agak berisi, sudah jangan banyak drama. Akui saja sayang kalau kamu sedang hamil!" Gemas Ibu mertuanya.

Untung banyak Jika Jisoo hamil, menang kategori  Hot Grandmother adalah impian Soyeon selain mendapat Gold Play Button. Selain bisa membuat konten bersama cucu-nya, itu juga bisa menjadi berita hangat di perbincangan squad sosialitanya mengalahkan kabar dating Kang Daniel.

Jisoo bisa saja frustasi, muntah-muntah? memang benar, tapi itu bukan karena dia hamil. Karena terjebak macet hingga menghabiskan satu album pink milik Nicki Minaj. Tentang ia yang mulai gendut? Bahkan Jisoo sedang rajin-rajinnya olahraga minggu ini.

"Ibu bisa tunjukkan bukti-".

"Jelaskan testpack dengan dua garis biru siapa ini yang aku temukan di kamar mandi kalian?".

******

Tangan mulus Jisoo terulur menyentuh perutnya, mengelusnya perlahan. Ia yakin, didalam perutnya masih utuh lambung dan kawan-kawannya. Lalu, dimana letak embrio diperut ratanya itu? Sperma siapa yang mengubah diri menjadi zigot dan tumbuh menjadi janin disana.

Sudah hampir seminggu Jisoo bersikap seperti Ibu hamil, minum susu yang rasanya tidak manis sama sekali, menghadiri senam kehamilan dengan lagu Bangtan boys yang syukurlah hanya itu yang bisa Jisoo syukuri.

Jisoo tidak hamil, ia masih wanita perawan.

Tapi terlanjur sudah, Ibu mertuanya, Ibu Oh, teman-teman kampret dan semua orang sudah tahu. Kalau Jisoo hamil, entah kesialan dari mana ini, entah test pack siapa itu, Jisoo hanya bisa menahan pilu akan semua ini. Kadang kala tertawa sembari menatap perut rata yang tak kunjung ada pergerakan, jelas! tidak ada isinya.

Bahkan mereka langsung percaya tanpa pengecekan lanjutan pada Dokter.

"Makanlah, kata dokter Apel baik untuk Ibu hamil".

Jisoo menahan nafas melihat satu buah apel merah yang seseorang sodorkan untuknya. "Bodoh! aku tidak hamil?! sudah berapa kali aku bilang aku tidak hamil!"

Junmyeon menatap istrinya ditengah kekalutan, ia ikut berjongkok dan merapihkan beberapa helaian rambut yang menutup pandangan wanita itu. "lalu kau pikir aku percaya, bahwa kau hamil?. Orang bodoh mana yang percaya singa perawan sepertimu bisa hamil?."

Junmyeon menjeda perkataannya, "Tapi dengan adanya rumor ini. Kabar miring mengenai kita akan tuntas."

Duakh..

Jisoo menerjang Junmyeon. Bisa-bisanya lelaki itu mengambil hikmah ditengah kesialannya ini. "Kalau kau ingin menikah dengan Irene silahkan!, buat dia hamil tapi jangan aku!" Bentak Jisoo setengah meringis menahan air matanya.

Ditengah banyaknya orang mensyukuri kabar bohong ini, Jisoo lah yang paling tersiksa. Terlebih hanya kabar bohong, Jisoo takut Tuhan akan marah padanya jika suatu saat ia menginginkan seorang Anak. Entah dosa apalagi yang ia akan perbuat semenjak bersama Junmyeon.

"Kita bisa membuatnya menjadi nyata. Kau tidak usah takut, aku siap untuk memiliki anak bahkan sampai dana pernikahannya kelak." Ujar Junmyeon enteng

Jisoo menggertakkan giginya, menatap dalam Junmyeon yang memang berencana menghadap Tuhan lebih cepat. Jisoo bisa melakukan itu, bahkan sekarang. "Kau lebih sensitif setelah dikabarkan hamil, atau.. Apa kau memang benar hamil?. Setelah malam itu aku tidak yakin langsung memindahkanmu ke depan kamar mandi."

Jisoo memelototi Junmyeon dengan perasaan makin kalut. Semenjak fitnah dari Ibu mertuanya Minggu lalu, pagi hari akan menjadi hal yang paling mengerikan dengan segala macam hal buruk yang Jisoo bayangkan akan terjadi padanya. Ia juga lebih banyak berdiam diri, padahal dahulu suka mengacaukan hari Junmyeon dengan ocehan skill Cardi B.

"Kita bahkan belum Honeymoon, dan aku sudah hamil" Ujar Jisoo sumbang. Namun ia harus segera bersiap, Jennie akan segera datang mengajak Jisoo memanjakan si kecil. Entah si kecil mana yang ia maksud, kantung empedu? Atau usus dua belas jari.

Junmyeon ikut berdiri mengikuti istrinya yang sudah beranjak dari ranjang. "Kita buat bayi sungguhan di Venice? yang kamu mau bukan."

Jisoo berdecak, ia kehilangan mood-nya karena Junmyeon lagi pagi ini. Namun tangan Junmyeon menarik Jisoo untuk kembali duduk di ranjang empuk itu.

Lalu lelaki itu akan mencium dahi Jisoo, seperti yang sudah-sudah. Jisoo bahkan sudah hafal perlakuan lelaki itu yang kian mengikis menyebalkannya setiap hari. Walaupun Jisoo sudah tidak menaruh merica di kopi Junmyeon, melainkan saus Gochujang. Lelaki itu tetap bersikap manis, meminta persetujuan menikah lagi mungkin.

Jisoo menaruh lengannya di bahu lebar Junmyeon, baru saja ingin menangis,ia suka menagis dengan membohongi banyak orang. "Bagaimana jika ayah, Ibu Oh, Ibumu, dan semuanya tahu kalau ini bohong? mereka akan membenciku."

Junmyeon menaruh dagunya di pundak Jisoo, wanita ini selalu saja begitu. "Mau aku berikan kata-kata penenang?"

"Aku yang akan tetap mencintaimu."

Jisoo menahan nafasnya untuk kedua kali. Jika tidak sedang dalam keadaan luka, mungkin saja Jisoo bisa saja melakukan dance pratice Ringa Linga kesukaannya. Remahan berlian didepannya ini suka sekali membuat Jisoo seolah terserang sejuta kerinduan.

Tak berlama dengan scene yang tak sesuai naskah ini, Junmyeon merasa sesuatu yang aneh menempel di punggungnya. Gatal dan menggelikan bergerak lamban namun nyata di punggungnya. "Kau.. Tidak menaruh hal aneh disana kan Jisoo?"

"Tidak. Hanya sejenis ular jinak peliharaan Lisa yang aku minta." Jawab Jisoo santai. Bukannya Tuhan bersama Hambanya yang Santai?.









To Be Continued.

ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang