Sudah aku bilang, mencintaimu dengan segenap jiwa adalah sebuah kesalahan. Yang mencelakai hati, menghinakan pengharapan. Sebab aku telah melanggar sebuah perjanjian, jatuh hati padamu.
Pagi ini aku terbangun setelah malam panjang yang memilukan, jemariku mengendap-ngendap meraba perlahan mencari tubuh yang aku harapkan terlelap disamping.
Namun tidak, aku tidak menemukannya. Junmyeon memilih pamit, disaat rumit seperti ini.
Jika tahu akhirannya akan seperti ini; ditinggalkan. Aku tidak akan pernah berani mengucap janji suci diatas altar hanya untuk bersayapkan popularitas, bermandikan doa kebahagiaan, dijunjung keluarga akan perjodohan yang berhasil.
Aku, Kim Jisoo akan dengan segenap hati menahan rasa kekecewaan diselingkuhi seokjin, sebab mencintai Junmyeon yang tidak mencintaiku lebih menyakitkan. Lelaki yang tidak bisa aku rengkuh raga dan jiwanya itu telah pergi, bersama seorang perempuan yang tidak aku mengerti kenapa semesta menyorotnya.
Aku menangis tersedu, mengelilingi rumah besar itu berulang kali dengan langkah terseok. Tetapi, sosok itu sama sekali tidak ada. Baik kekasihnya. Mereka pergi.
"Junmyeon.." Lirihku, kegaduhan paling romantis untuk dibicarakan pada sang pencipta itu telah pergi.
Menjadikan dirinya kesunyian paling pilu yang bahkan bukan diriku penerangnya. Aku mencintainya tanpa batas, tanpa balas, tanpa syarat.
Tanpa gugur karena ingkar.
------
Ayah pemabuk dan ibu pelacur, diperkosa pada umur 12 tahun dan dipekerjakan di tempat lokalisasi bertahun-tahun. Alur kehidupan Park chorong.
Perempuan berwajah nelangsa itu tahu betul bagaimana menjilati debu pinggiran kota yang usang. Rasanya tuhan memang tidak adil padanya.
Lima tahun beranjak dari tempat lokalisasi kotor itu, chorong kembali terpaksa terkubur oleh kenyataan pahit, ibunya meninggal sebab overdosis obat terlarang.
Ayahnya memaksa perempuan itu kembali ke tempat aktifis seks komersil, namun ia berhasil melarikan diri dan masuk pada perangkap tikus lain. Ia menjadi model majalah pria dewasa, dan dikirim di thailand secara legal.
Namun di tanah seribu pagoda tersebut, tuhan seolah menunjukkan keadilannya. "Aku pernah menyelamatkan seorang gadis yang berniat bunuh diri di sungai han, tapi tenang saja, aku tidak akan menahan dirimu yang akan loncat."
Kesenduan chorong kali itu hilang, lelaki dengan kulit pucat itu sedang menatapnya, menunggu tubuh kecilnya itu jatuh dari ketinggian gedung.
"Namun sebelum kau mati, dengarlah ceritaku sebentar. Nama gadis itu joohyun, perempuan rapuh yang sebentar lagi akan jatuh kedasar sungai han.
Aku menahannya, membujuknya kalau aku akan selalu ada untuknya. Padahal aku sama sekali tidak mengenalnya. Lalu waktu berselang begitu cepat, aku jatuh cinta padanya. Kami akan segera menikah sebab ia juga mencintaiku."
Chorong dengan wajah pucatnya saat itu hanya menatap hamparan langit biru dengan tetap mendengar lelaki itu. "Hari itu pernikahan kita tampak megah, aku dengan setia menunggu di altar akan joohyun. Namun aku salah, setengah jam berlalu, tak kunjung datang. "
"Kau tahu nona?, joohyun meninggalkanku di altar dalam kepiluan mendalam."
Chorong tertegun, tubuhnya seketika lemas. Bukan bersiap untuk jatuh terjun, tetapi seolah dia mendapatkan sesuatu yang berharga, untuk tetap bertahan.
Hingga waktu berjalan sangat cepat, Junmyeon seolah memberikan dirinya ketulusan memberikannya pengharapan. Namun pengharapan itu patah akan kabar yang ia terima kembali.
Bahwasanya lelaki yang ia cintai itu, sudah menjadi suami seorang aktris.
Kuncup kemarahan chorong menjadi, tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Rasa itu kembali lagi, rasa kekecewaan pada tuhan akan takdirnya. Namun bukan bunuh diri pelampiasannya.
Namun menghancurkan dongeng aktris itu untuk menghidupi dongengnya kembali.
-------
"Junmyeon,"
"Kau yakin, kau tidak mencintainya?""Ada apa denganmu chorong? kenapa bertanya seperti itu?" Junmyeon mendelik, perempuan pucat itu tertunduk.
Lelaki itu tampak tidak suka, untuk apa membawa-bawa nama jalang itu kemari. "Aku tertekan akan kehilangan bayi, begitu pula dengan keadaan ini Junmyeon. Aku takut, kau pergi meninggalkan diriku."
Junmyeon menghela nafas panjang, ia memeluk perempuan rapuh itu tulus beberapa kali menepuk bahunya agar tegar.
"Aku tidak akan pergi, aku ada disini."
"Namun hatimu tidak." Potongnya, chorong menahan isakannya.
"Aku tidak bisa membayangkan, jika aku menjadi dirinya. Jujur Junmyeon, apa kau tidak memiliki perasaaan kecil padanya?"
Amarah Junmyeon beradu, ia tidak suka dengan arah pembicaraan yang seolah memojokannya.
"Demi tuhan! Aku tidak mencintainya, dia perempuan kotor-"
"Kau tahu itu darimana? bukannya terbalik, kau yang menyakitinya atas dasar kebahagiaanku. Aku perempuan kotornya Junmyeon."
"Kemarin temannya mengajakku makan siang, Jennie kim seolah tahu apa yang terjadi pada rumah tangga kalian. Jisoo hamil anakmu..""Cukup park chorong! hentikkan omong kosong ini!"
Chorong terisak, ia telah berserah pada takdir saat ini. "Jika kau akan meninggalkanku demi Jisoo, itu adalah perihal ikhlas yang harus aku hadiri."
------
"Brengsek, Jisoo hamil anakmu bodoh."
"Tunggu apa lagi? temui dia, dan minta maaf. Walaupun itu sia sia""Jika aku hamil, maka ceraikan aku."
Junmyeon akan mati perlahan dengan kondisi seperti ini. Kepalanya berputar, namun sangat lamban baginya untuk menelan hakikat yang ada.
Chorong telah menghantarkannya pada penghujung cerita, perempuan itu telah menghadiri perihal ikhlasnya.
Berminggu-minggu telah berselang, Junmyeon memang pengecut. Sebab ketakutan kehilangan Jisoo selamanya kalah akan ketakutannya terhadap kenyataan. Pada hakikatnya ia memang makhluk tolol yang terlibat percintaan tai kucing.
Namun tiba-tiba ilusi berasap muncul, menampakkan sosok kecil bertanduk berekor merah berwajah picik. "Asyiap, yang sedang tolol. Sudah relakan saja jisoo, ada banyak perempuan diluaran sana."
Bersamaan dengan berakhirnya ocehan makhluk ilusi kecil itu, muncul lagi si kecil dengan sayap dan lampu bulat diatas kepalanya yang botak. "Asyiap, jangan tolol makhluk tuhan yang hina. Jisoo mencintaimu, persetan dengan perceraian yang akan terjadi jika dia tahu kau tahu kalau dia sedang hamil. Yang terpenting sekarang ia juga tahu, kalau kau mencintanya balik"
"Asyiap, bacot! modal otak kentang saja, Jisoo sudah bahagia bersama bobby! kau tahu mereka lovestagram semalam. Kamu hanya remahan rengginang yang tidak patut bersama Jisoo."
Junmyeon kembali pada kewarasannya, berusaha menyadarkan dirinya sendiri dari lusi barusan. Benar, kata tuyul barusan, persetan dengan apapun.
Jisoo miliknya, itu adalah hak paten.
.
.
.
ini hanya bakal menjadi storiette, untuk ending saya spoiler saja. Junmyeon bakal jadi remahan rengginang, tahniyah buat shipper bobsoo disini! entah ini hoax atau tidak.
Tinggal 2-3 part lagi, saya bakal lanjut SorryNotSorry dan kemungkinan bakal publish cerita blackvelvet ::)
#dirumahaja, dan bucin jisoo-suho, jaga kesehatan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario
Fanfiction"Mari kita menikah" Bukan hanya contoh keberhasilan perjodohan dua keluarga, mencakup juga bagaimana dua insan yang sama konflik cerita percintaan dengan kekasih tak sampai bersatu. Menikah, berlaku sebagai sepasang suami-istri yang bahagia melalui...