-Part 16

12.8K 410 3
                                    

Cleveland Apartment, New York 16:00

Stella barusan tiba di apartemennya. Ia tengah duduk menatap lelah langit-langit kosong apartemennya. Ia mendesah pelan.

Tak lama terdengar suara pintu diketuk. Dengan langkah gontai ia bangkit dan menghampiri pintu tersebut lalu dibukanya. Pria tinggi menjulang dengan mengenakan jas hitam tengah berdiri menatap tajam Stella setelah membuka pintu.

Tanpa basa-basi pria tersebut memberikan dua buah paper bag hitam.

"Mohon maaf mengganggu waktu anda nona, Tuan Vernon memerintahkan saya untuk memberikan ini kepada anda," dengan menunduk sopan pria itu mengulurkan paper bag yang dipegangnya.

Stella mematung beberapa detik yang masih tak menerima paper bag tersebut.

"Eehmm, apa ini?," tanya Stella dengan wajah bingung.

"Saya tidak tahu nona, tapi mohon cepat diterima," ujar pria tersebut.

Stella kemudian mengulurkan tangannya untuk menerima dua paper bag tersebut. Pria itu kemudian undur diri untuk pamit.

Sampai di dalam apartemen, Stella kemudian mencoba membaca tulisan putih yang tertera pada paper bag tersebut.

"Chanel?," membuat Stella terkejut, menahan napas dan mulutnya melongo lebar.

Stella tahu jika merk yang satu ini bukan sembarang merk. Terbukti jika konsumennya kebanyakan orang kaya dan terkenal. Satu hal lagi, merk ini adalah merk fashion paling populer yang ada di dunia.

Dibukanya paper bag pertama berisi sandal heels berwarna silver yang terbuat dari bahan polyester dan logam. Dengan sol terbuat dari kulit sintentis yang nyaman dipakai. Tinggi haknya hanya 2.25 inch.

Stella kemudian membuka paper bag kedua, yang berisi dress hitam dilapisi sedikit gliter dengan lengan sedikit turun.

Lama Stella diam dalam keterkejutannya ponselnya berdering. Nama tertera disana, Vernon.

"Kau sudah menerima barang pemberianku?,"

"Untuk apa kau mengirimkan ini semua?! Aku bisa memakai punyaku sendiri!," ujar Stella dengan nada tinggi.

"Aku hanya ingin kau terlihat memesona di pesta nanti, berdandanlah yang cantik, aku akan menjemput pukul 7," ujar Vernon yang kemudian menutup ponselnya secara sepihak.

Stella meremas ponselnya menahan kesal. Ia merasa tak enak pada Vernon pasalnya barang yang diberikan oleh Vernon adalah barang mewah.

Tak lama Reyna muncul dari dalam kamar. Ia berjalan pelan menghampiri Stella.

"Kau bangun tidur?," tanya Stella yang melihat Reyna berantakan.

Reyna berusaha memperjelas penglihatannya dengan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Hmmm, apa lagi yang pengangguran lakukan selain pergi tidur," dengan sedikit parau khas bangun tidur.

Reyna mengalihkan pandangannya pada barang dihadapan Stella.

"Kau membelinya?! Berapa banyak gaji yang kau terima sehingga bisa membeli barang seperti ini?!," tanya Reyna yang tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.

Stella yang mendengar hanya bisa menatap sebal dan kemudian mendesah pelan.

"Aku tidak membelinya Reyna, ini pemberian Vernon," terang Stella sambil melihat Reyna yang meneliti barangnya satu per satu.

Reyna membelalakkan matanya. "Vernon? Yang memberi?,". Stella hanya menggangguk mantap.

"Kenapa Vernon membelikanmu barang mahal ini?,"

A Man From HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang