-Part 30-

9.2K 288 4
                                    

"Lalu, apa tujuan mereka?" tanya Lenard.

"Menyerangmu, Vernon. Dan yang lebih buruk lagi kedua Klan tersebut mengadakan kerja sama. Dan tidak menutup kemungkinan jika akan ada banyak Klan lagi yang akan meruntuhkan Klan Gunslingers,"

Sejenak Lenard tertegun mendengar penjelasan Paman Hans. Sedangkan Vernon masih bersikap tenang mendengarnya seakan tidak merasa terancam seklipun.

"Dan satu fakta lagi, bahwa Diego saat ini tercatat sebagai karyawan baru di hotel milikmu" sorot mata Paman Hans menatap Vernon dengan tajam.

Mendengar ucapan Paman Hans membuat Vernon mengepalkan tangannya hingga kuku jarinya memutih. Terlihat raut wajah Vernon yang menyeramkan berubah dengan sangat cepat.

"Tunggu dulu! Dari mana Paman tau mengenai semua ini?," tanya Lenard penasaran.

"Aku mempunyai seorang informan yang mendapat informasi dari salah satu agenku itu,"

"Dengan menyamar begitu?," tebak Lenard yang hanya dibalas anggukan oleh Paman Hans.

"Kalau agenmu mengetahui hal ini, berarti ia tahu dimana keberadaan Barton, dimana dia?," sergah Vernon dengan tatapan mematikan.

"Agenku masih mencari titik kordinat dimana Barton berada, Barton tidak bisa kita remehkan lagi seperti dulu, kini ia lebih cerdik, dan mengenai informasi agen ku itu, ia hanya mendapat informasi dari warga setempat," jelas Paman Hans.

"Berani sekali warga itu membagi informasi dengan agenmu itu paman" Lenard tersenyum hambar karena tak bisa membayangkan jika warga itu tertangkap oleh kawanan Barton.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?," tanya Lenard yang saat ini cemas.

"Mengenai masalah di hotel aku akan mengadakan inspeksi secara mendadak besok pagi untuk mencari tahu seberapa banyak Diego bergerak mengenai seluk beluk hotel. Tidak usah beri tahu orang yang ada di hotel jika besok aku akan kesana, oh yaa satu lagi, beberapa jam yang lalu aku dikejar oleh seseorang dengan plat mobilnya adalah G94 0996, daerahnya mengacu pada negara bagian illinois, aku minta kau selidiki itu juga," ujar Vernon tiba-tiba, sembari bangkit dari duduknya dan meninggalkan mereka berdua.

Melihat Vernon pergi begitu saja membuat Paman Hans menghembuskan napas putus asa. "Apa kau melihat perubahan pada diri anak itu? Vernon tak pernah gegabah mengambil keputusan seperti ini sebelumnya,"

"Ya.. mungkin karena ia sedang jatuh cinta," ucap Lenard asal.

Paman Hans yang sedang menuangkan brendy nya pun mendadak berhenti. "Jatuh cinta?," tanya Paman Hans.

"Ingatkah Paman dengan wanita yang dibawa Vernon ketika dihari pernikahan Paman?,"

"Tentu saja aku ingat, wanita itu sangat cantik"

"Ya," Lenard menjetikkan jarinya cepat. "Wanita itulah yang membuat Vernon kasmaran,"

"Aku pernah memperingatkannya untuk tidak pernah jatuh cinta pada siapapun, tapi kenapa dia sekarang mengingkarinya?," Paman Hans kemudian meneguk pelan brendynya sembari menikmati cairan itu membasahi kerongkongannya.

***
Vernon memasuki kamarnya yang sedikit temaram. Suasana di kamar tersebut seakan sepi tidak ada orang sama sekali.

"Kenapa sangat sunyi? Dimana Stella?," pikir Vernon.

Ia kemudian menghempaskan tubuhnya pada ranjang miliknya. Sejenak ia memejamkan matanya hingga tersadar ingin mencari Stella.

"Apa dia sudah tidur?Lalu dimana wanita itu tidur?," batin Vernon.

A Man From HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang