-Part 8-

17.3K 634 3
                                    

Tiba-tiba senyum itu pudar seiring ia mengingat perkataan Alden. Ia merasa geram kenapa Alden mencampuri urusannya. Ia menggenggam erat setir mobil hingga kuku jarinya memutih.

Cleveland Apartement, New York, 20:00

Tangan dengan jari-jari lentik tengah membuka pintu berwarna cokelat. Pandangannya mengedar keseluruh ruangan. Hanya cahaya lampu temaram yang mengisi penjuru ruangan tersebut.

"Aku pulang," teriak Reyna yang melepas sepatu ketsnya dan meletakkannya dirak sepatu yang tak jauh dari pintu utama.

Ia menghela napas panjang. Kemudian Reyna menatap meja ruang tamu. Ia mengerutkan dahinya penuh tanda tanya. Ada dua cangkir teh disini. Satu cangkir kosong tak terisi apapun, dan satu lagi tersisa teh yang kemungkinan setengah cangkir.

Stella yang selepas keramas keluar dari pintu kamar mandi langsung menghampiri dimana Reyna berada.

"Ahhh, kau sudah pulang rupanya," ujar Stella yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Apa tadi kau kedatangan seorang tamu?," kata Reyna heran.

"Tunggu dulu, kau pulang naik apa? kau pulang diantar dengan siapa?," lanjut Reyna.

"Oke oke aku akan menjawab satu persatu, aku diantar oleh Vernon, emm tapi aku tidak memintanya untuk datang menjemputku," jawab Stella cepat.

"Dia datang secara tiba-tiba, dan dia bertamu di sini, dan aku juga tidak memintanya untuk mampir," sahut Stella melanjutkan.

Reyna hanya tersenyum hambar mendengar penuturan Stella. Ia menyangka pasti antara Stella dan Vernon ada hubungan lebih dari sekedar orang lain. Tidak biasanya Stella sedekat ini pada seorang pria kecuali sahabatnya Willie.

"Katakan bagaimana perasaan mu padanya?," tanya Reyna cepat.

Stella yang tak tahu maksud pembicaraan Reyna hanya menatap bingung.

"Kau ini bicara apa? Kenapa ketika kau pulang tiba-tiba menanyakan hal yang tak masuk akal," ucap Stella yang tak mengerti.

Reyna memutar bola matanya jengah. Kenapa sahabatnya yang terkenal cerdas ini tak bisa mengerti pembicaraan lawan bicaranya.

"Begini Stella sayang, aku tak pernah mengenalmu berdekatan dengan seorang pria, justru itu aku heran kenapa kau bisa sedekat itu dengan Vernon, apa kau diguna-guna oleh pesonanya?," ujar Reyna menjelasakan.

Stella yang mendengar penjelasan membelalakan matanya terkejut.

"Zaman sekarang mana ada hal-hal seperti itu, kau ini kalau bicara selalu tidak bisa difilter, kau ingat sekali lagi, aku tidak ada perasaan apapun padanya, titik!," ujar Stella menekan kalimat terakhir sambil bangkit dari duduknya berlalu pergi ke kamar.

"Hey! Stella aku hanya penasaran hey!," teriak Reyna mengekor pada Stella

***

Goliard Mansion, New York, 22:00

Vernon sedang duduk di mini bar bersama dengan laptop serta segelas vodka dihadapannya. Ia tengah menatap foto sepasang remaja ia ambil tadi di apartemen Stella yang kini telah menjadi wallpaper di laptopnya tersebut. Pikirannya berputar pada sepuluh tahun silam.

Flash Back On

"Kau tahu, hal apakah yang paling mengagumkan yang ada di dunia ini?" ujar Vernon pada wanita yang tengah duduk di sebelahnya.

Sejenak wanita tersebut tengah berpikir.

"Emmmm..ketika kau mempunyai uang berlimpah mungkin," jawab wanita tersebut sambil tertawa.

A Man From HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang