Seorang lelaki berparas tampan tengah duduk sendiri disebuah cafe ditemani segelas cangkir cokelat hangat yang tadi barusaja ia pesan. Ia hanya menatap cangkir itu tanpa niat untuk menyeruputnya
"huh,"
Lelaki ini berkali-kali menghela nafasnya, Difikirannya kali ini hanya ada satu nama yaitu (Namakamu)
"Kenapa kamu selalu ada difikiran aku terus sih (nam)? kita udah hampir sebulan putus, tapi kenapa aku belum bisa moveon?"
Ia mengusap gusar wajahnya, ingin sekali ia menangis, sembari berteriak sekencang-kencangnya, tapi ia tahu tempat dan hell! ia tidak mungkin melakukan hal itu, memalukan sekali!
"iqbaal ya?"
Lelaki yang barusaja dipanggil namanya ini, mendongakkan kepalanya seraya mengeryitkan kedua alisnya, seseorang yang barusaja memanggilnya ini terkekeh
"boleh gue duduk?"
iqbaal terdiam sejenak, namun detik selanjutnya ia mengangguk ragu, "silakan," ucapnya sembari menunjuk kearah kursi kosong yang berada di hadapannya ini
Seseorang ini-- wanita ini tepatnya duduk dihadapan iqbaal sembari terus tersenyum manis pada iqbaal yang menatapnya datar
"Lo lupa sama gue baal?"
iqbaal tertegun mendengar pertanyaan itu, ia terus mengingat siapa wanita yanga di hadapannya ini, terlihat dari kerutan kening yang semakin berkerut
"Gue, Raisha. Temen SMA lo,"
Setelah mendengar pernyataan itu, lantas membuat iqbaal terdiam, "Raisha? Temen SMA gue?" Detik kemudian, ia tersenyum lebar, "ohh! Raisha si anak Cheerleader itu ya? Wahahaha, gue baru inget masa!" pekiknya sembari menggelengkan kepalanya
Bukannya tersenyum seperti awal, Raisha malah menatap kesal pada iqbaal, "Gausah, bawa-bawa Cheerleader juga kali! itu dulu baal!"
iqbaal mengangguk disela tawanya, "Oke, oke! Sorry." ia merubah wajahnya menjadi tenang, "Ohya, by the way kok lo ada diindo sih? setau guekan, lo lanjut sekolah di luar,"
Raisha menghela nafasnya, ia menggeleng pelan, "Gue gak betah di singapore baal!"
iqbaal mengangguk paham, "Trus, Ceritanya sekarang lo pindah kesini gitu?" dibalas anggukan dari raisha
"Pindah kemana?" tanya iqbaal sembari menopang dagunya dengan kedua tangannya
"Gue udah keterima di UI, Lo juga di UI kan?"
iqbaal memasang wajah kagetnya, "wait? UI? Kapan lo applynya?"
Raisha terkekeh melihat ekspresi iqbaal, ia mengangkat kedua bahunya, "maybe, y-yaa 1 week ago! Gue lupa, tapi gue bersyukur lah, langsung diterima,"
"iya, gue juga ikut seneng! Congrast ya,"
Raisha mengangguk, "thanks!"
iqbaal melirik chocolate drink yang belum ia minum, ia mengambil dan meminumnya, lalu ia menyimpannya kembali, dengan raut wajah yang sedikit tak enak
"Dingin ya?"
iqbaal tersenyum kecil, "iya! Salah gue juga sih, gak cepet-cepet minum,"
Raisha mengeryit, "Kok gitu? Kenapa lo? Lagi ada masalah ya? Mau curhat?"
Pertanyaan itu membuat iqbaal terkekeh, "masih bawel aja ya lo? Gak pernah berubah!"
Raisha melirik sinis, "yee! Gue kan pekaan orangnya, Jadi wajar--"
"iya, iya! Gitu aja ngambek lu!"
"Dih? Siapa yang ngambek sih baal? Ngeselin lo gak pernah ilang ya! kesel gue,"
iqbaal mengulurkan tangan kanannya, untuk mengacak puncak rambut Raisha, "Bawel!"
"Ish, iqbaal! Lo apa-apaan sih? pake diacak segala!" kesalnya sembari merapihkan kembali rambutnya
iqbaal tersenyum menatap ekspresi kesal Raisha, "sha, sha. Tetep lucu ya lu? Heran gue!"
bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌 𝐀 𝐍 𝐓 𝐀 𝐍 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐀𝐧𝐧𝐢𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐧 𝐈𝐪𝐛𝐚𝐚𝐥 𝐀𝐥𝐚𝐦𝐬𝐲𝐚𝐡. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤�...