SELAMAT MENYAKSIKANNNNN!!
"Baal, Lo cemburu liat--"
"Enggak! Gue gak cemburu!" sergapnya
Mendapati tanggapan seperti itu, teman-temannya hanya mengangguk paham, walaupun mereka tahu bahwa temannya ini sedang tidak percaya diri alias Cemburu!
Dikala sedang meminum teh esnya, Vero melihat dari jauh (namakamu) yang sedang celingak-celinguk mencari seseorang, sudah dipastikan gadis itu sedang mencari iqbaal, pikirnya
"Baal, (namakamu) nyariin lo tuh!" ucapnya sembari menunjuk pada (namakamu) menggunakan dagunya
iqbaal yang mendengar itupun, membalikkan tubuhnya kebelakang, dan benar saja apa yang barusaja diucapkan oleh Vero, lalu ia kembali memutarkan tubuhnya lagi, ia mendesah lalu beranjak dari duduk "Cabut!"
"e-ehh... Kok cabut? Dia udah keburu kesini baal!" tahan Rendi sembari melirik pada (namakamu) yang sedang berjalan sedikit berlari kearah mereka
"Baay.."
iqbaal memejamkan kedua matanya sekilas, ia menghela nafasnya berat lalu ia dengan malas menatap gadis itu dengan tatapan dingin, "Apa?"
"Aku mau ngomong,"
"eeuu-- Baal, kita cabut aja ya." sahut Adam sembari tersenyum kecil
"Gausah!"
"Tapi baal--"
"Gapapa dam, Kalian disini aja." ucap (namakamu) diselingin senyuman kecilnya
"Tapi (nam), Kita gaenak sama kalian, Kalian butuh space berdua," balas Adam merasa tak enak
iqbaal mendecak, "Gue bilang gausah, ya gausah! Lagian dia pasti bakalan ngomongin hal yang gak penting!" ucap iqbaal melirik sinis pada (namakamu)
"baal!" bisik Rendi menatap tajam iqbaal
"Apa? Gue bener kok!" bela pria itu
Demi apapun rasanya hati (namakamu) merasa tersayat mendengar penuturan iqbaal tadi. Rasa-rasanya, ia ingin menangis sekarang juga!
(namakamu) tersenyum nanar, ketika Rendi, Adam, dan Vero menatapnya sendu
"Iya. Gue emang bakalan ngomongin hal yang gak penting kok!"
"Yaudah, sekarang ngomongnya! Jangan buang-buang waktu," titah pria itu tanpa menatap atau melirik pada (namakamu)
Vero menghela nafasnya, "Yaudah, Duduk dulu,"
Kemudian merekapun duduk, dengan (namakamu) yang duduk disamping Rendi, sedangkan iqbaal duduk dihadapannya sembari menatap kearah lain, ia berusaha untuk mengalihkan tatapannya pada gadis yang...
Jujur hingga saat ini masih ia cintai, dan tentunya ia rindu untuk memeluk tubuh mungil itu
(namakamu) mengelap air mata yang berada disudut kedua matanya, ia tersenyum kecil "A--aku.." ia menghela nafasnya, "mau minta maaf baay,"
Hening. Setelah (namakamu) mengutarakan itu, baik iqbaal atau (namakamu) tidak membuka suara lagi, Teman-teman iqbaal memang berada disitu, tapi sebisa mungkin mereka harus bisa menutup telinga mereka rapat-rapat tanpa menutupnya menggunakan kedua tangan mereka
Karna tidak tahan dengan keheningan yang mencekam seperti ini, akhirnya (namakamu) membuka suara namun dengan cepat iqbaal potong "Baay--"
"Gue gak butuh permintaan maaf dari lo, karna lo gasalah!" ucap iqbaal menatap dingin (namakamu)
"Tapikan--"
"Mau lo ditembak sama siapapun, Mau lo pacaran sama siapapun itu, Gue gak peduli. Karna gue nyadar diri, Dan lo jangan pernah mikirin prasaan gue lagi," ucapnya sembari sesekali menunjuk pada gadis itu
"Baal, Lo jangan gitu!" ucap Vero merasa jengah atas sikap dingin iqbaal pada (namakamu)
(namakamu) mengangguk paham, "yaudah... Kalo gitu, Gue pamit! Sorry, udah ganggu waktu kalian," ucapnya melengos pergi sembari membawa perasaan yang menyakitkan atas sikap iqbaal
"Goblok lu baal! Bener-bener goblok lu!" desis Adam menatap tajam iqbaal
"Apa sih lu?"
"Apa sih lu, apa sih lu! Lu yang apa-apaan! Tega banget ya lo, bersikap dingin gitu sama (namakamu)," kesal Adam
"Lo tau gak sih? Dia hampir aja nangis gara-gara sikap lo tadi!" lanjut Rendi
iqbaal terdiam. Ia memang mengetahui disaat (namakamu) mengelap sudut matanya, namun ia pura-pura tidak peduli. Padahal, dalam hatinya ia mengerutui dirinya sendiri, kenapa ia bisa memperlakukan seperti itu pada gadis yang 'masih' ia cintai itu
"Gue terpaksa ngelakuin itu," lirihnya sembari memasang wajah sedihnya
Vero mengeryit, "Terpaksa?" ia terkekeh seperti meledek, "Terpaksa darimananya coba? Akting lo bagus banget ya baal! Ikut casting sono!" sindirnya
iqbaal mendengus kesal, ia mengusap gusar wajahnya "Gue ngelakuin itu semua, atas permintaan dia! Dia yang mau gue kaya gini, Dia yang mau gue untuk gak ikut campur sama urusan dia lagi, Dia yang mau gue jauhin dia! Apa gue salah? hah?! salah?!"
"Tapi cara lo salah baal! Kalo lo mau nurutin kemauan dia, oke... kita Support! Tapi cara lo memperlakukan dia tadi itu, salah! Dan satu hal yang harus lo tau, Dengan lo bersikap dingin kaya tadi. Bisa aja dia mikir, Kalo lo itu.." ia menunjuk pada iqbaal, "Benci sama dia, Apa lo mau dia mikir kaya gitu?" tanya Adam
iqbaal mengeryitkan kedua alisnya, "Tau darimana lo kalo dia mikir kaya gitu? Emang lo nanya sama dia?"
Adam terkekeh, "Jangan jauh-jauh tanya sama dia, Lo tanya aja sama kita bertiga! Apa memikiran kita bertiga, ketika ngeliat lo bersikap dingin kaya tadi sama dia,"
iqbaal mengangkat sebelah alisnya, bermaksud untuk menanyakan 'apa' lewat alisnya itu
"Benci." ucap Adam disertai senyuman miringnya
iqbaal yang semula bersandar pada kursipun, kini menegak, "maksud lo?"
"Benci baal, Benci. Lo tau kan artinya benci? Itu bisa kita buktiin dari cara lo ngelirik dia, Dari cara lo ngomong, Dari cara lo bersikap sama dia!" Jawab Vero
Iqbaa terdiam beku
"Dia cewek baal, Hatinya pasti sakit banget pas ngeliat lo bersikap kaya gitu! Kalo lo kek gitu sama cowok sih ya, oke! itu gak masalah! Dan kita gakbakalan adu bacot kek gini sama lo, Tapi karna ini menyangkut sama (namakamu), mau gak mau kita harus ngebelain dia. Dia terlalu baik untuk disakitin baal!" Ucap Rendi
"Rendi bener baal! Cewek sebaik (namakamu) harusnya jangan dikasarin apalagi disambut sikap kek tadi!" Lanjut Vero
"Ck! Udah dong woy! Jangan bikin gue ngerasa bersalah kek gini!" kesal iqbaal
"Ya bagus dong kalo lo ngerasa bersalah! Itu artinya, Lo masih punya hati," balas Adam santai sembari melahap kacang yang tadi ia pesan
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌 𝐀 𝐍 𝐓 𝐀 𝐍 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐀𝐧𝐧𝐢𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐧 𝐈𝐪𝐛𝐚𝐚𝐥 𝐀𝐥𝐚𝐦𝐬𝐲𝐚𝐡. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤�...