Adakah kesempatan?

1.9K 209 4
                                    

"Gue saranin, kalau lo masih sayang sama (namakamu), Lo bilang aja sama dia, jujur sama dia.."

Iqbaal. Pria itu hanya terdiam bungkam ketika mendengar saran dari sahabatnya ini, Vero

Adam yang ada disamping iqbaal mengangguk setuju, "betul tuh betul!"

Rendi terkekeh, "apanya yang betul dam?"

"hah? ituuu.. kata si vero, betul!" jawab Adam asal

"Ahh, bacot lu pada!" kesal iqbaal melirik sinis kearah sahabatnya

"Ngapa sih lu baal? kesetanan lu?" tanya adam memasang wajah pura-pura ketakutan

"berisik dam berisik!" peringat Vero

Adam menghela nafasnya, "iya, iya!"

Tatapan Vero beralih pada iqbaal, "baal, gimana?"

iqbaal menoleh dengan malas, "Kalaupun gue jujur juga.." ia menghembuskan nafas beratnya, "dia mana peduli sama gue? sama perasaan gue? percuma juga kalau gue ajak balikan!"

"Masa sih dia gak ngasih lo kesempatan kedua? i mean, dengan cara dia ngasih lo kesempatan kedua, lo bisa merubah sikap yang dulu, mungkin bikin dia ngambil keputusan buat putus sama lo," jelas Vero

iqbaal terdiam, memikirkan dan mencerna apa yang diucap oleh Vero

"tapi sih guys," Rendi melipat kedua tangannya didada, "yang gue liat-liat, si (namakamu) tuh kek masih sayang sama lo baal," ucapnya sontak membuat tatapan bingung dari ketiga sahabatnya

"Maksud lo ren? Tau darimana lu? jangan ngada-ngada dah!" seru Adam

Rendi terkekeh kecil, ia mengubah posisi duduknya menjadi tegap, "nih ya, lo pada masih inget gak pas si-- siapa dah tuh yang waktu itu nembak si (namakamu)?" ia berusaha mengingat-ngingat orang yang dimaksud

Iqbaal memasang wajah malasnya, "si Revan,"

Rendi tersenyum lebar seraya menunjuk pada iqbaal, "Nah iya! Jadi, pas si Revan itu nembak si (namakamu), kan dia gak nerima tu cowok kan? karna, alasan pertama, ya mungkin si (namakamu) gak suka sama si Revan, dan alasan kedua adalah..." ia menjentikkan jari tengah dan jempolnya, "karna dia ngeliat, Lo baal," ia menunjuk pada iqbaal, "ada di lapangan saat itu, Kalian pasti masih inget dong, ekspresi dia pas tau kita-kita terutama iqbaal ada disana? shock kan? Dia rela nyamperin iqbaal dikantin, Dia rela nerima sikap dingin lu itu cuman demi minta maaf sama lo. Dari situ gue bisa nyimpulin kalo dia, masih sayang sama lo baal!"

"ya mungkin aja dia mau ngejaga perasaan mantan pacar yang baru aja putus ren," ucap Adam santai

Rendi menggeleng, "Yang namanya mantan itu, gaada yang se-care, sekhawatir (namakamu) guys! Lo pada mikir dong! Mantan mah yang ada, bodoamatan! Gak pedulian! ini? beda guys!"

Iqbaal sedikit tertegun akan pernyataan Rendi, apakah benar (namakamu) masih mencintainya?

"iya juga sih!" desis Vero

"tapi kalau masih sayang, kenapa dia minta putus sama iqbaal dong?" tanya Adam kebingungan

Pertanyaan itu mampu membuat mereka terdiam, sebelum akhirnya iqbaal angkat bicara

"Dia mau gue mandiri, Dia mau gue terbiasa tanpa adanya dia," jawab iqbaal seadanya

"Segitu doang?"

Iqbaal mengangguk pelan

"Ya wajar aja dia punya alesan kek gitu, Orang lunya aja ngebucin mulu sih, Gak tau tempat, waktu!" sindir Vero terkekeh

iqbaal mendengus, "ya wajar lah ver, namanya juga pacaran!"

"pacaran sih pacaran! Tapi kan kudu tau tempat, tau waktu juga baal! Lo mah dikampus pengennya pacaran mulu! Diakan juga butuh waktu sendiri buat belajar ditaman kampus, gak harus sama lo mulu!" jawab Vero santai

"Secara gak langsung, penyebab lo sama (namakamu) putus itu, karna sikap lo sendiri baal!" Ucap adam mengambil kesimpulan

Iqbaal terdiam, ia memilih untuk menundukan kepalanya

"Disini, kita gak bermaksud buat nyalahin lo, dan kita disini gak ngebelain siapa-siapa baal! Kita cuman ngomong sesuai sama apa yang kita liat doang.." ucap Rendi

iqbaal mengangkat wajahnya lalu ia menatap pada ketiga sahabatnya secara bergantian, "Apa ada kesempatan kedua buat gue?"

Ketiga sahabatnya tidak bisa menjawab apa-apa, Mereka hanya bisa diam seribu bahasa

bersambung...

𝐌  𝐀  𝐍  𝐓  𝐀  𝐍 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang