Satu Hari Sesudah Berpisah

4.4K 297 0
                                    

VOMMENT

VOMMENT

VOMMENT

VOMMENT

VOMMENT

















"Halo baay, ada apa?"

"aku jemput kamu ya? kita berangkat bareng ke kampus,"

(namakamu) terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia menjawab, "gausah baay, aku mau di anter sama papah,"

"o-oh? gitu ya? yaudah deh, gapapa!"

(namakamu) tersenyum kecil, ia tau iqbaal mungkin kecewa? "oke, see you!"

"me too,"

(namakamu) mematikan telfon itu, ia kembali melanjutkan sarapannya. Pagi ini, tepat pukul jam 9 pagi, ia akan pergi kekampus, seperti biasa kelas pagi, sebenarnya ia tidak diantar oleh Andi, papahnya. ia hanya beralibi pada iqbaal, agar pria itu tidak menjemputnya, alasannya karna, mulai sekarang ia sudah bukan prioritas pria itu lagi, meski kadang ia sedikit sedih akan hubungannya yang kandas, namun ia tetap teguh pada keputusannya, ntahlah ia kandang bimbang, labil. huh!

"loh? bukannya kamu mau berangkat sama temenmu itu ya? apa gak jadi?" tanya andi keheranan

(namakamu) menoleh sekilas, "jadi kok pah, tapi tadi aku bohong aja sama iqbaal," ucap (namakamu) terfokus pada rotinya

"kamu kenapa bohong sama iqbaal (nam)?" tanya bang dika

(namakamu) yang sedang mengunyahpun, terdiam sejenak, lalu melanjutkan kunyahannya itu "gapapa, bang."

"Dia bikin kamu kesel? atau gimana? mamah gak mau ya, kalian berantem-berantem gak jelas," kali ini Inne berucap dengan ucapan yang serius, dikeluarga (namakamu) yang paling-- amat sangat mensupport hubungan anak gadisnya itu dengan iqbaal, tak terkecuali Dian dan Dika

(namakamu) meneguk segelas airputih hingga menyisakan setengahnya, dengan pelan ia meletakkan kembali gelas itu, ka tersenyum pada inne yang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi sehingga membuatnya terkekeh, "mamah ngeliatin aku gitu banget sih? jadi takut,"

"Biarin... biarin kamu takut sama mamah, karna mamah aneh aja sama kamu, kamu yang tiba-tiba mau dijemput sama temen kamu, bukan sama iqbaal. trus tadi, kamu bohong sama dia lagi, sebenernya, kalian ada masalah? iya?" tanya inne dengan segala penasarannya

"yaelah mah, kepo banget sih!" cibir Dika disela kunyahannya

Inne memasang wajah malasnya pada Dika, "itu tandanya, mamah care sama iqbaal sama (namakamu),"

(namakamu) tersenyum kecil, mungkin ini saatnya ia memberitahu pada keluarganya tentang kandasnya hubungannya dengan iqbaal, "mah, pah, bang. eumm-- sebenernya, a-aku sama iqbaal itu udah," ia menghela nafasnya pelan, "udah gaada hubungan apa-apa lagi,"

Sontak pernyataan itu membuat Andi, Dika, dan inne tercengang, apalagi inne

"wait! m-maksud kamu apa dek??" tanya bang dika menghentikan sarapannya

"aku sama iqbaal udah, pu.. tus," jawab (namakamu) dengan pelan

"Hah?! k-kok bisa sih (nam)?" tanya inne membludak

"mah, tenang mah!" ucap Andi mengusap bahu inne

"maafin aku mah, pah, bang. aku udab ngecewain kalian, aku tau kalian mensupport banget hubungan aku sama iqbaal, tapi jujur-- aku gabisa ngasih tau alesannya kaya gimana, yang jelas, aku pribadi-- ingin membuka lembaran baru, ingin membuat iqbaal mandiri, gak bergantung terus sama aku, tapi aku bukannya gak mau direpotin sama dia mah, pah, bang! engga sama sekali, aku cuman-- gimana ya? susah ngejelasinnya," ucap (namakamu) dengan tatapan sedihnya

Sebisa mungkin inne harus meredam kekesalannya, ia tak boleh menentang keputusan sang putri, "kamu bosen sama dia sayang?" tanya inne dengan nada yang kini melembut, ia mengulurkan tangan kanannya untuk mengelus rambut sang putri

(namakamu) mengangkat kedua bahunya,  "gatau mah, mau dibilang bosen ya-- gatau deh,"

"abang ngerti apa yang kamu rasain, abang juga pernah ada diposisi kamu sekarang, semangat ya!" ucap dika tersenyum manis

(namakamu) membalas senyuman itu, "iya bang, makasih!"

"kapan putusnya dek?" tanya andi

"kemarin pah,"

"trus tanggapan dia gimana?"

(namakamu) terkekeh kecil seraya mengingat-ngingat kembali ekspresi wajah iqbaal sejak kemarin, "ya gitu deh pah, dia marah, dia kesel, sedih! tapi, aku berusaha untuk ngeyakinin dia kok, walaupun aku sama dia udah gaada hubungan apa-apa lagi, tapi kita gak akan sampai musuhan, atau y--ya semacam itulah, kita udah sama-sama dewasa, gak seharusnya kita ngelakuin hal itu, kita akan menjalankan hari-hari seperti biasa, tapi dengan status yang berbeda," balas (namakamu) sembari tersenyum kecil

Dika mengulurkan tangan kanannya kirinya untuk mengacak sekilas puncak rambut sang adik, "ciee, udah dewasa ternyata adik kecil abang ini, pah.. liat deh, adek udah gede pah!" sindir dika melirik pada (namakamu)

"ihh, abang! rambut aku jadi--"

tet!

tet!

"tuh, temen kamu udah dateng kayanya," ucap andi

"iya pah, yaudah kalo gitu-- aku berangkat ya semua, assalamualaikum."

"walaikumsalam, hatihati sayang!" teriak inne

"Hati-hati dek!" lanjut dika

"iya!" balas (namakamu)

Dipekarangan rumah, sudah ada mobil sedan yang berhenti, itu teman (namakamu), panggil saja revan. lelaki itu menunggu (namakamu) didalam mobilnya itu

bruk!!

"sorry ya van, lama." ucap (namakamu) ketika sudah masuk kedalam mobil, kali ini ia sednag memakai seatbeltnya, serasa sudah selesai ia menoleh pada revan yang sedang menjalankan mobilnya

"iya, gapapa kali. lagian, gue baru dateng, ehh-- lo udah keluar aja," balas revan melirik sekilas (namakamu)

(namakamu) terkekeh, ia lebih memilih untuk diam sembari memandangi jalanan

Merasa ada yang aneh, lantas revan bertanya, "(nam),"

(namakamu) berdehem seraya menoleh, "kenapa van?"

"Lo kok diem aja? kenapa? lagi ada problem? S-sorry, maksud gue--"

"engga kok, santai aja. gue gapapa, it's okay!"

Revan melirik sekilas pada (namakamu) dengan tatapan bingung, "ohya (nam), lo kok tumben minta jemput sama gue? biasanya juga kan lo sama si iqbaal,"

"udah gak lagi."

"hah? gak lagi gimana maksud lo?"

"ya enggak lagi van, gue sama dia udah gaada hubungan apa-apa lagi," jelas (namakamu) lembut

"putus maksud lo? kok bisa?" tanya revan kaget

(namakamu) menghela nafasnya, "panjang van ceritanya, udah lo fokus nyetir aja sana," suruh (namakamu) seraya menolehkan wajah revan yang sesekali meliriknya dengan tangan kanannya

Revan terkekeh, "iya-iya, gitu aja ngambek!"

"siapa yang ngambek sih? sok tau banget," ucap (namakamu) tersenyum pada revan

"(namakamu) putus sama iqbaal? ini kesempatan gue, untuk ngedapetin dia,"


























bersambung....







𝐌  𝐀  𝐍  𝐓  𝐀  𝐍 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang