"Hari ini kita berkumpul untuk menyaksikan ikatan suci dua insan penyihir; Julius Eleanor dan Tauri Xanan."
Eleanor, dikawal ibu dan adiknya maju dan berlutut di altar. Begitupula dengan Xanan yang diapit oleh ayahnya dan Aldebaran, maju dan berlutut di samping mempelai wanita. Para pendamping ikut berlutut di belakang pengantin, sembari memegang bahunya, seakan menguatkan.
Ritual pernikahan dilanjutkan dengan orang suci membacakan sumpah pernikahan, adab, hingga aturan perkawinan. Akhir dari itu semua adalah sang pendamping berdiri dan melepaskan tangan mereka, perlahan mundur ke belakang hingga tinggal kedua mempelai yang ada di altar.
Fairi yang ditinggal Alde, baru saja menyadari bahwa ia berada di tempat yang mungkin tidak seharusnya. Adiknya Alde, Fiona, dan ibu mereka menatapnya lekat. Cewek itu hanya membalas dengan senyum gugup.
Apa ia harus kembali ke kursinya?
"Oh, kamu yang waktu itu." ujar Fiona akhirnya mengenali wajahnya. Cewek penyihir itu memandangi wajah Fairi lekat selama beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum.
"Halo." balas sang pengendali air membalas senyumnya.
Ibu mereka berbisik sesuatu di telinga putrinya, dan mereka berdua terlibat pembicaraan yang tidak dapat didengar Fairi.
Wow, so awkward!
Bahkan ketika Aldebaran kembali dan berdiri di sampingnya sembari menggenggam tangannya lagi seperti sesuatu yang sangat wajar dan sudah sering mereka lakukan, Fairi hanya mampu menelan rasa shocknya bulat-bulat.
Kenapa jadi begini?
Fairi mengedarkan pandangan dan kekagetannya tercermin pada sebagian tamu di ruangan itu, terutama teman-temannya dari Selatan. Ares dan Finn mengernyit dalam, Quentine masih belum bisa menutup mulutnya yang terbuka lebar, dan Eric..
Fairi menelan ludah, cowok itu seperti bersiap mengubah dirinya menjadi api dan mengamuk di sana.
Saat pandangan mereka bertemu, Eric seakan berusaha bangkit dari duduknya, namun tangan Quentine dan Finn lebih cepat dan kuat untuk memaksanya tetap di kursinya. Sang Pangeran sedikit protes namun pengumuman bahwa upacara telah selesai dan mereka telah menjadi suami istri, mengalihkan perhatiannya.
Terdengar suara tepuk tangan membahana. Namun pemandangan Maddox yang masih menatap Fairi dengan cengiran geli yang sangat lebar, sulit diabaikan.
Setelah upacara itu selesai, kedua pengantin berjalan menuju pelaminan di taman luar, diikuti oleh para tamu undangan. Fairi bergerak mengikuti Fiona yang telah lebih dulu pergi, namun Alde menahan tangannya.
"Apa makanan kesukaanmu? Di sini semua menu ada." tanya cowok itu tiba-tiba.
"Kebab."
Alde mengangguk, mulai berjalan setelah tamu terakhir meninggalkan ruangan. Mereka masih bergandengan tangan ketika tiba di luar. Taman tempat pesta diadakan itu telah dihias seindah mungkin dengan semua dekorasinya terbuat dari es yang telah dibentuk dengan berbagai macam rupa. Anehnya, tak sedikitpun hawa dingin baik karena es itu maupun permulaan musim dingin yang tiba, mampu masuk ke sana.
"Dimana kamu makan kebab? Seingetku Rachel gak pernah masak itu."
"Di pasar, waktu aku balik ke Selatan."
Mereka telah sampai di depan meja yang menyediakan makanan lezat itu dalam piring besar. Alde mengambilkuntuk Fairi dan dirinya sendiri, masih mengamati makanan itu dan melihat cewek itu memakannya dengan lahap.
"Enak banget!" Fairi tersenyum lebar, namun mengernyit begitu melihat cowok itu masih memegang kebabnya dengan utuh. "Kamu nggak suka?"
"..suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAIRI : Istana Kaca (Buku 2) ✔
FantasyUsai meninggalkan Menara Langit, Fairi melanjutkan perjalanannya ke Barat untuk mencari penyihirnya dan mengobati sakitnya... atau ia akan mati di tangan orang yang memberinya kekuatan? disclaimer: cover image isn't mine, i took it from pinterest.