Kilu ingin bertemu dengan anda, Sire.
Langit malam ini berawan tak biasa dan salju telah turun dengan lebatnya. Ia yakin semua orang sedang meringkuk di bawah selimut masing-masing, meninabobokan anak-anak dengan dongeng tentang Dewi Salju yang mengamuk.
Oh, betapa anak-anak akan pulas tertidur sementara langit akan meluruh dengan meraung. Dan esok matahari akan menyapa seperti biasa, seperti tidak pernah terjadi badai sehebat apapun malam ini.
"Bent, bawa aku ke tempat Kilu. Bangunkan aku bila badainya memburuk."
Pengawal itu mengangguk, patuh menjalankan perintah tuannya, sementara kereta kuda mulai bergerak menghela salju-salju di jalan. Mereka berangkat ke Sanctuary.
Beberapa minggu lalu wanita pengendali air itu datang kehadapan Sire, meminta bantuannya. Ia lelaki yang pantang mengingkari janji, maka dikabulkannya lah permohonan wanita itu.
Meski ia heran kenapa wanita itu tidak memintanya membangkitkan pengendali hebat lainnya atau penyihir sekelas Sage untuk menjalankan misinya.
Harus dia, Sire, tak bisa yang lain. Phoenix itu telah melebur dalam dirinya, dan dialah kunci Tanah Tertinggi.
Menghidupkan yang mati memang butuh waktu, apalagi yang telah terkubur di bawah tanah terlalu lama. Tapi wanita itu memiliki jantungnya yang telah disimpan lebih dulu di Sanctuary, membuat proses pemulihan kembali tubuh yang telah hilang itu menjadi lebih mudah.
Harusnya bulan depan Kilu bisa menyelesaikannya.
Kilu... wanita itu juga tidak ia mengerti mengapa rela menghabiskan hidup dan kekuatannya di dalam tempat sakral itu, mengisolasi dirinya sendiri, namun pada saat yang sama juga melihat dunia melalui para zombienya. Memberikan mereka tubuh yang sempurna, memberikan mereka energi kehidupan seperti tak ada bedanya dengan orang biasa yang bernafas dan bergerak.
Tapi pikiran mereka adalah pikiran sang necromancer, dan perasaan mereka adalah perasaan wanita itu juga, Kilu.
Sayang, Kilu telah lama membunuh perasaannya sendiri.
"Sire," panggil Bent lamat-lamat, kereta mereka berhenti di tengah riuh angin, "badainya telah tiba."
Terdengar suara desahan nafas, sebelum sebuah cahaya perak keluar dari kereta, menerangi seluruh kawah. Ada semacam suara berfrekuensi sangat tinggi yang hanya mampu ditangkap oleh hewan-hewan seperti kelelawar, namun lewat begitu saja dari telinga manusia.
Dan badai pun berhenti.
Bent mencambuk lagi kuda-kuda, membuat kereta kembali berjalan mengikuti petunjuk Polaris. Tuannya di belakang kembali memejamkan mata, percaya bahwa pengawal itu bisa membawanya dengan aman sampai Sanctuary.Malam masih panjang.
~**~
KAMU SEDANG MEMBACA
FAIRI : Istana Kaca (Buku 2) ✔
FantasíaUsai meninggalkan Menara Langit, Fairi melanjutkan perjalanannya ke Barat untuk mencari penyihirnya dan mengobati sakitnya... atau ia akan mati di tangan orang yang memberinya kekuatan? disclaimer: cover image isn't mine, i took it from pinterest.