20. Membeku

98 9 0
                                    

DUAARRRRRRRRR!!!!!!!!

Mereka terhempas ke segala arah akibat kekuatan Kilu, sang Necromancer. Fairi merasa ia terguling paling jauh akibat sama sekali tidak menyiapkan perisai.

B dan Gemma yang berhasil memblok serangan itu, langsung maju menerjang, disusul yang lainnya. Alde masih sempat memeriksa kondisi Fairi sebelum ikut menyerang para zombie tengkorak yang menatap mereka dengan mata bolongnya.

Sementara itu, cewek pengendali air ini masih terpaku di tempat menyaksikan pertarungan teman-temannya. Ia bisa dengan jelas melihat aliran kekuatan necromancer yang melewati tanah dan kemudian terhubung ke para zombie tanpa tulang itu. Tampak serabut-serabut berwarna perak berkerlip dari bawah kaki Kilu, kadang tampak kadang hilang di permukaan tanah.

Di depan, kedua musuhnya tampak sedang membicarakan sesuatu yang serius di kursi mereka, sama sekali tidak terlihat sedang mengerahkan kekuatannya. Padahal, di langit atas mereka dan yang menaungi seluruh wilayah Barat, petir masih menyambar-nyambar dengan ganas.

Pria itu bisa mengendalikan kekuatannya sampai sehebat itu!

Ada yang mengusik pikiran Fairi semenjak datang kesini; ia bisa merasakan detak jantung Kilu dan Yilduz tapi anehnya kedua benda itu tak bisa ia identifikasi di mana letak persisnya, dan juga tak bisa ia cekal! Baru kali ini pengendalian darahnya terasa nggak berguna.

Bagaimana caranya ia melawan kalau seperti ini?

Apa ia harus mencoba menghancurkan semua jantung di sini?

DHUAAARRRR!!!

Lagi, cewek itu terlempar akibat ledakan kekuatan Kilu. Kali ini tubuhnya menghantam tembok. Ia sempat mendengar Alde berteriak memanggil namanya, sebelum ledakan lain terdengar di medan pertempuran di depannya.

Suara Kilu kembali menyapanya setelah agak hening;

"Kenapa diam saja, Fai? Apa kau sedang berpikir apa yang sedang dilakukan ibumu?" tanya sang necromancer meletakkan tangannya di dagu.

Fairi mengedipkan mata. Ibunya?

"Dimana dia?"

"Utara, sedang membuka segel Relic dengan Cleo." wanita itu lantas tersenyum dingin, "kalau kekuatan itu bisa kudapatkan, semua manusia pasti akan kubinasakan. Ah, kecuali sepertimu yang punya kekuatan bagus."

Suara ledakan terdengar dari arah pertempuran temannya, membuat Fairi menoleh; Satu zombie telah terlepas tengkoraknya dan beberapa ruas tulang rusuknya akibat dikeroyok Alde dan B, tapi sejurus kemudian langsung kembali utuh. Sementara zombie kakeknya sedang dihantam Leon yang masih berubah menjadi golem, Maddox dan Tara sedang berjibaku dengan zombie lainnya.

"Percuma! Benda ini nggak akan hancur." suara Gemma terdengar gemas sebelum ia melancarkan serangannya lagi, kali ini mematahkan tulang kaki si zombie tengkorak.

"Hancurkan jadi debu." usul Alde, bergabung dengannya. Mereka berdua pun kembali mencari cara menumbangkan musuhnya.

Fairi masih terlihat nggak beranjak dari tempatnya, membuat lelaki penyihir yang sedang duduk di kursinya melemparkan bola perak berisi petir ke arah cewek itu. Telat menyadari, Fairi berusaha menghalau dengan perisai esnya dan ia beruntung bola itu tak begitu kuat. Namun setelah itu, Yilduz kembali mengeluarkan kekuatannya; kali ini petir yang kuat dan langsung menghajar cewek berambut merah itu.

ARRRGGHHHH!!

"Nggak usah main-main dengan mereka, Kilu, cepat habiskan saja." perintah Yilduz pada wanita

di sampingnya. Kilu mengangkat bahunya sambil tersenyum manis, "kalau mau Sire seperti itu."

Wanita itu lantas mengangkat tangannya, bersiap membuat ledakkan lainnya ke arah musuh-musuhnya dan menghabisi mereka.

FAIRI : Istana Kaca (Buku 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang