"Aku kumpulan dulu, nanti kalo mau sesuatu chat aja" kata Arsen sembari mengambil kunci mobilnya
Tak lupa kecupan di dahi Darina ia layangkan walaupun hanya wajah datar yang ia dapatkan.Arsen tau Darina masih marah dengan hal kemarin, tapi ia tau Darina sangat menyayanginya sama seperti Arsen menyayangi Darin apapun yang terjadi
Tatapan kosong Darina buyar saat ia mendengar dering apartement menandakan Arsen telah pergi dari sana.Darina membuka ponselnya dan melihat wallpaper utama yang menampilkan dirinya bersama Arsen
"Kenapa gue harus milih?"
Pikiran Darina larut semakin dalam, semalam ia memimpikan Arsen bertugas jauh darinya dan ia melihat Arsen bersama dengan perempuan lain yang lebih berwibawa dan anggun darinya.Tentu saja itu mimpi yang sangat buruk baginya
Matanya sembab, namun tadi pagi ia sempat menutupinya dengan concealer jadi Arsen tidak melihatnya.Semalam ia terbangun pukul 12 lebih 5 menit.Darina memikirkan semuanya.Biasanya memang tidak sampai menangis, tapi karena tamunya sedang datang jadi perasaanya jadi makin sensitif
Ia jadi mengingat saat Arsen pertama kali membuatnya menangis.Pada saat itu bulan Januari saat hujan pukul 9 sore di taman kota.Darina mengeluarkan semua keluhannya malam itu.Tentang bagaimana kakunya Arsen, bagaimana dirinya sangat sebal dengan perilaku Arsen yang menganggapnya seperti adik kecil biasa
Arsen yang selalu menganggap Darina itu terlalu lebay dan juga seperti anak kecil.Semua Darina rasakan, hingga malam itu.Malam dimana mereka pergi ke undangan pernikahan teman Arsen.Arsen terlalu sibuk dengan teman temannya hingga melupakan Darina yang tidak terlalu suka berada di tengah orang yang tidak ia kenal
"Sampe kapan kamu mau kaya anak kecil?kamu udah 17 tahun, Darin.Kamu harus belajar dewasa.Ngerti lah sama keadaan"
Darina merasakan hujan yang makin lebat "Sampe gue tua!kenapa?karna ini diri gue.Lo seharusnya ngertiin gue dong, udah berapa kali gue aware kan, kalo gue itu childish dan lo selalu bilang lo mau terima gue!"
Tangan Arsen mengepal, ia tidak pernah semarah ini "Itu dulu, waktu kamu masih kelas 11, sekarang kamu udah gede, udah mau kuliah.Gak bisa kejebak di masa SMA mulu"
"Kenapa emangnya?umur itu cuma sebatas angka, terserah gue lah mau gimana.Lagian gue gak suka ada yang nentang gini.Intinya lo mau putus sama gue kan?ini alesan lo aja.Kalo putus yaudah bilang aja gak usah nyalain sifat gue gini" jawab Darina dengan nada tinggi
Darina berbalik, hendak meninggalkan Arsen disana tapi lengannya di tahan oleh Arsen "Gak ada yang minta putus dan gak ada yang bilang lo boleh pergi"
Tangisan Darina mulai terdengar semakin keras.Malam itu terasa begitu berat bagi mereka berdua.Bulan ke 6 mereka menjalin hubungan dan baru kali ini Darina menangis karena Arsen
"Aku gak mau putus.Aku sayang sama kamu, sebagai seorang pacar bukan adik.Aku memang gini orangnya, kaku dan gak bisa ngegambarin perasaan aku.Aku gak akan minta maaf begitu juga kamu, kita gak salah" jelas Arsen
Mata Darin menatap Arsen yang menatapnya dengan lekat.Tubuhnya memeluk tubuh Arsen dengan kuat dan menangis disana.Malam itu, pertengkaran hebat terjadi tapi menghasilkan suatu hal yang baik.Sekarang, Arsen tidak sekaku dulu dan bisa menerima Darin yang memang sangat aktif,berisik, dna sedikit berlebihan
Dering telfon menyadarkan lamunan Darina.Ia menghapus air mata yang tanpa persetujuannya itu keluar.Tertera nama Arsen disana.Tak ada minat Darin untuk mengangkatnya.Kepalanya pusing, mual dan juga tidak berselera untuk melakukan sesuatu
Arsen❤️
Angkat, aku mau ngomong sesuatuYou
Kenapa gak tadi aja?Arsen❤️
Baru sekarang ingetnya, angkat pleaseYou
Gak mau
Aku pusing, mau istirahatSetelah melihat keterangan bahwa pesannya hanya dibaca, Darina menutup matanya lalu mulai terlelap
---
"Jadi menurut papi gimana?aku ambil gak?"
Daniel meletakkan cangkir teh di meja yang ada di depannya "Dari dulu papi gak pernah maksa kamu jadi sesuatu yang papi pengenin.Kenapa?karna papi juga gak mau hidup di balik bayang-bayang orang lain"
Arsen masih memperhatikan Daniel seksama "Tapi saat itu, mami kamu bener-bener mencita-citakan punya suami yang punya gedung tinggi menjulang.Waktu itu papi yang walaupun pinter tapi males mikir.Papi dulu udah masuk ke tata boga karna papi suka masak.Tapi setelah denger pernyataan mami kamu, papi langsung cabut beasiswa itu dan ngambil jurusan bisnis dengan jalur tes.Jadi posisi papi itu sama kamu sama.Tinggal kamunya aja gimana papi bakal terus dukung kamu"
"Arsen mau nolong orang Pi, Arsen mau jadi berguna sama kaya yang mendiang mami bilang.Tapi eyang dulu bilang, peran seorang tentara itu tidak ada harganya.Arsen juga pengen banget jadi tentara.Kalo Darin sih gak mau Pi punya suami tentara, Arsen jadi bingung banget.Di sisi lain juga Arsen gak mau kehilangan Darin Pi, Darin itu yang paling bisa ngontrol emosi aku, dia yang ngertiin aku"
Suasana ruang keluarga itu menjadi serius "Kamu yakin Darina jodoh kamu?"
Mata Arsen menatap lurus ke depan "Yakin awalnya, tapi setelah masalah ini Arsen rada ragu, baru kali ini Darin bener bener gak rela aku ngelakuin hal, walaupun menurut aku hal ini bener"
"Lalu?Kamu bakal diem aja sama keraguan kamu?" Tanya Daniel dengan sorot mata yang makin serius
Sebelum Arsen menjawab Daniel sudah berkata duluan "Di saat kamu ngerasa hubungan kamu itu sudah cukup serius, kamu harus yakin sama itu.Jangan asal milih sesuatu yang baru yang kamu kira itu bakal menjadi yang terbaik bagi kamu padahal kamu belum tau apa-apa.Kamu tanyakan sama diri kamu lagi, apakah kamu sanggup hidup tanpa Darina yang selama ini selalu sama kamu?kamu sanggup hidup tanpa dia demi menjalani keinginan waktu kecil kamu?"
Kata-kata Daniel membuat perasaan Arsen kalang kabut, benar kata Papinya, Darina bukanlah hanya pacar biasa yang dengan gampang ia putuskan apabila Arsen menemukan sesuatu yang baru
"Arsen ngerti Pi, yaudah papi lanjut istirahatnya, Arsen pergi dulu" katanya sambil berdiri lalu meninggalakan rumah mewah tersebut
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfie 〣 EXO Sehun
RomanceLayaknya seorang kakak yang selalu membimbing, seorang teman yang selalu menemani, dan seorang kekasih yang mencintaimu, aku akan menjadi alasan kenapa kau bangun tiap pagi dengan senyuman. Perjalanan cinta monyet anak SMA sama abang kampus sampe ja...