"Sayangg" panggil Darina sembari menggelendot di lengan Arsen
"Hm?" jawabnya tanpa memalingkan wajah dari beberapa kertas di pegangannya
Darina menerusuk ke leher Arsen sehingga sekarang berada di pangkuannya "Kapan libur lagi?aku pengen jalan jalan"
"Masih lama, lagian kan sebentar lagi mau ke rumah nenek kamu?"
Bibir Darina mengerucut, ia ikut menatapi kertas kertas itu "Kamu jangan capek capek ya, aku gak mau kamu sakit"
Arsen menaruh dagunya di kepala Darina "He em"
"Nonton yuk?"
"Apa?"
"Habibie Ainun 3"
Arsen mendecak "Kan kemaren udah sama Sela?"
"Ya pengen lagi, kangen elus elusan di tempat gelap" kata Darina bercanda
Tangan Arsen mencubit tangan Darina pelan "Anak kecil"
"Koas kamu selesai masih lama?"
"Lumayan, setangah tahun lagi"
Darina mengangguk angguk "Bentar lagi aku juga skripsi"
"Masih satu tahun lagi, Darina"
Darina tersenyum lebar "Ehehe iya deng.Abis itu jadi psikiater dehh"
Pandangan Arsen berganti dari kertasnya ke tangan Darina yang membiru "Ini kenapa?"
Mata Darina melihat ke lain arah, seperti orang panik "In- ini.. kena meja, iya kena meja"
"Dibilangin pelan pelan, jangan teledor"
Kepalanya mengangguk "Iya"
"Sen"
"Kenapa"
Darina memainkan jari Arsen "Kamu istirahatnya masih lama kan?"
"Iya, satu jam lagi"
Tubuh Darina lalu menyesuaikan tempat yang pas "Aku tidur dulu ya?udah lama gak tidur kaya gini, pengen"
Senyum kecil itu Arsen tak bisa sembunyikan "Iya"
Arsen menggigit bibirnya menahan senyumannya.Ia teringat dengan moment pertama kali Darina tidur di rengkuhannya, waktu itu hujan.Mereka terjebak di warung makan dekat gunung yang mereka hendak daki.Mereka bersama dengan teman teman yang lain harus bersempit sempitan berbagi tempat tidur
"Bang Devan!"
"Apa?"
Bibir Darina mengerucut "Terus kalo lo sama mas Niko gue sama siapa?"
Devan mendecak "Ya sama pacar lo lah"
"Gak mau!" katanya sembari menghentakan kakinya
Kemudian Arsen muncul dan menatap mereka bertiga "Lo lagi berantem sama dia?" tanya Devan
Arsen hanya mengangkat bahunya "Enggak tau"
"Ihh tuh kan, nyebelin.Yaudah gue di luar aja"
Darina berjalan keluar, melewati beberapa kamar yang sudah diisi banyak orang.Beberapa menyiul pada Darina.Bibirnya mengekerut, ia ketakutan.Ini memang pondok tempat seperti itu, makanya semenjak tadi Darina marah pada Arsen, wanita wanita itu menggoda Arsen tapi Arsen tidak merespon apa apa, membiarkan tangan tangan nakal itu memegang tangan Arsen, padahal hanya detik itu yang Darina lihat
Padahal, aslinya Arsen sudah menolak secara halus serta menyingkirkan tangan mereka lalu pergi untuk mandi
Tangan Arsen meraih tangan Darina "Gak usah ngambek gini, udah malem.Besok masih perjalanan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfie 〣 EXO Sehun
RomansLayaknya seorang kakak yang selalu membimbing, seorang teman yang selalu menemani, dan seorang kekasih yang mencintaimu, aku akan menjadi alasan kenapa kau bangun tiap pagi dengan senyuman. Perjalanan cinta monyet anak SMA sama abang kampus sampe ja...