59

148 19 2
                                    

Chapter 59 : Never Cry for Him

Arsen menatap layar ponselnya yang masih tidak menunjukan adanya notifikasi dari Darina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsen menatap layar ponselnya yang masih tidak menunjukan adanya notifikasi dari Darina. Ini sudah 2 jam lamanya, ada urusan apa Darina di rumah sakit selama itu? Tidak mungkin kan ia sakit? Baru tadi siang ia melihat wajahnya yang sedih karena harus ditinggal oleh dirinya pergi ke rumah sakit

Atau kemungkinan lainnya yaitu Darina menjanguk seseorang, tapi menjenguk tidak berarti Darina tidak memegang ponsel bukan? Arsen rasa dia tidak melakukan kesalahan fatal yang membuat gadisnya itu tidak menjawab satupun pesan darinya. Namun kegundahannya buyar saat salah satu dokter junjungan disini memanggilnya

"Nak Arsen, karena Dirga tidak bisa ikut saya check pasien kanker yang baru pindah kemarin, kamu saja ikut ya?"

Arsen mengangguk "Baik dok"

Arsen lalu berjalan beriringan dengan dokter yang usianya sudah cukup uzur itu "Kamu mau ambil spesialis tidak, Sen?"

"Ambil dok"

"Apa?"

"Anak dok"

Dokter Dicky menatapnya "Secakap dan selincah kamu cuma mau jadi dokter anak? Ayolah nak Arsen, ambil salah satu di bedah aja"

Arsen tersenyum kikuk, "Saya gak mau terlalu punya jadwal yang padat, dok"

"Yasudah dokter bedah anak, simple kan?"

"Iya nanti saya pertimbangkan lagi, dok.Terima kasih sarannya"

Dokter Dicky mengangguk dan menepuk pelan bahu Arsen sembari membuka pintu kamar VVIP. Arsen mengikuti di belakangnya tentu saja. Namun pandangannya terkunci saat melihat siapa yang ada di ranjang rumah sakit tersebut

"Gimana Gavin? Sudah mendingan? Obatnya bekerja tidak?"

Gavin tersenyum sambil melirik ke arah Darina. "Iya dok, saya jadi lebih kerasa ringan badannya"

"Itu.. cewek kamu jangan dibiarin tidur di lenganmu gitu, nanti tangan kamu kebas"

Arsen masih terdiam di dekat pintu sembari menatap Darina yang sedang ada di pelukan Gavin. Arsen lalu melangkah mendekati mereka. Ia mengecek infusnya lalu menatap Gavin dengan tatapan yang tak bisa di artikan.Darina tidak menjawabnya karena bersama Gavin? Ia tidur di rengkuhan laki-laki lain?

Terlihat Darina sedikit terganggu akan percakapan antara Gavin dan Dokter Dicky. Ia membuka matanya lalu mendudukan dirinya di ranjang, masih belum sadar di belakangnya ada Arsen yang menatap punggungnya datar. Sudah lama semenjak Arsen merasakan gejolak di dadanya, sudah lama Arsen tak melihat Darina sedekat ini dengan laki-laki lain.. dengan Gavin

"Gavin Praditama Kaivan, umur 20 tahun. Riwayat penyakit usus buntu, tekanan darah normal, suhu tubuh 35 derajat. Pemberian obat terakhir pukul 2 siang" ujar Arsen membaca papan data pasien

Boyfie 〣 EXO SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang