Malamnya Darina ditemani Arsen menunggu Gavin. Darina beberapa kali berjalan ke berbeda arah, melakukan pekerjaan yang bisa ia kerjakan tanpa mengganggu istirahat Gavin, entah itu menata buah, membereskan sampah, menata persediaan makanan-makanan ringan, apapun asal dirinya tidak diam saja
Arsen menatap Darina yang tidak bisa diam itu. Arsen lalu mendecak saat Darina berusaha memindahkan lemari es kecil untuk mengambil sesuatu di sana. Arsen berdiri dan menggantikan posisi Darina dan memindahkan lemari es kecil itu dengan mudah dan mengambil scarf Darina yang ternyata jatuh disana
"Makasih"
"Iya, tidur sana udah malem"
Darina mengangguk lalu berjalan ke arah sofa yang cukup besar itu. Arsen mengikuti dari belakang sembari menggeret kursi yang ada di ujung lain ruangan itu. Arsen mengambil juga selimut tambahan yang disediakan ruang VVIP ini. Tak lupa tadi memberikan jaketnya sebagai bantal agar kepala Darina tidak tersiksa
"Gak bisa tidur" ujar Darina sembari menatap mata Arsen yang teduh
Arsen lalu mengangkat tangannya untuk membelai rambut Darina lembut, memberikan pijatan-pijatan lembut di sekitar leher dan pelipis Darina. Ia tahu pasti Darina banyak pikiran saat ini, sebenarnya hanya satu tapi bisa membuatnya tidak tenang tentu saja
"Sen"
"Hm?"
"Kira-kira Gavin bisa sembuh gak?"
Arsen sempat memberhentikan gerakan tangannya sebentar, tapi akhirnya melanjutkan lagi "Umur gak ada yang tahu, Rin. Cuma kalo berbicara rasional aja, stadium 4 kemungkinannya kecil banget. Dia ditangani udah telat dan belum menerima terapi apa-apa"
"Terus?"
"Kalo dia mau berjuang, bisa aja Tuhan kasih jalan.Berdoa aja" ujar Arsen lembut
"Sen"
"Kenapa?"
"Gajadi hehe"
Arsen tertawa kecil lalu mencubit pelan pipi Darina "Akhirnya ketawa juga"
Darina memberhentikan gerakan Arsen dengan memegang tangannya "Aku sayang banget sama kamu"
"Tiba-tiba gini?"
Arsen menarik tangan Darina yang memegangnya, menciumnya lembut "Sama, aku juga"
Darina menghela nafasnya "Kamu gak dingin?dipake aja lah ini jaketnya, aku gak papa kok"
"Enggak, aku udah biasa sama suhu rumah sakit"
"Sen, jangan nyerah sama aku ya, please. Jangan pergi" ujar Darina pelan
Arsen mengerutkan dahinya "Kamu kok mikirnya gitu?"
Darina mengeratkan selimutnya "Yang tadi sore.. aku sempet ngerasa aku kehilangan kamu waktu kamu gak ngerespon ucapan aku"
Hening
Untuk beberapa saat Arsen melihat ke lain arah. Dirinya saja tidak tahu kenapa tadi tubuhnya mendadak kaku dan tidak merespon ucapan Darina. Seakan akan setiap sel di tubuhnya menolak saat Arsen ingin memeluk gadis itu, padahal dirinya sangat enggan melihat gadis itu menangis dan selalu ingin menenangkannya
"I'm sorry, aku gak bermaksud gitu" jawab Arsen
Mata Darina sudah mulai menyipit, ia hanya merespon dengan anggukan. Arsen tersenyum kecil melihat itu, ia lalu memajukan tubuhnya untuk memberi kecupan singkat di kepala gadis itu
"Good night, don't worry, i'll never let you go"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfie 〣 EXO Sehun
RomanceLayaknya seorang kakak yang selalu membimbing, seorang teman yang selalu menemani, dan seorang kekasih yang mencintaimu, aku akan menjadi alasan kenapa kau bangun tiap pagi dengan senyuman. Perjalanan cinta monyet anak SMA sama abang kampus sampe ja...