BAB 8

181 100 85
                                    

"Hari minggu besok, kamu bisa ikut ke rumahku. Itu tempat kejadian berlangsung, mungkin kamu bisa dapat informasi dari sana."

"Pasti dapat. Aku bakal bantu kamu dan Ara. Aku nggak akan biarin pelaku berkeliaran bebas, Gam."

Agam berdiri dari duduknya, mengulurkan tangan kepada Nova, membantunya berdiri. Gadis itu menerima uluran tangan Agam dan menjabatnya dengan kuat. "Jadi, kita baikan?"

Agam mengulas senyum simpul, "Kita baikan."

***********

Nova mendongakkan kepalanya menatap mansion megah di hadapannya. Ia mulai melangkah perlahan memasuki mansion itu. Tatapannya berbinar terpana melihat betapa luasnya mansion Agam.

Keberadaan dua air mancur membuat mansion itu semakin terlihat mewah. Salah satu air mancur yang memiliki kolam besar itu, seolah menggoda Nova untuk berenang di sana. Gadis itu juga tertarik pada lapangan basket pribadi yang cukup luas. Ia tidak bisa membayangkan harta kekayaan yang dimiliki Agam. Dari kejauhan dia bisa melihat sebuah gazebo yang terlihat nyaman. Pokoknya harus rebahan disitu, batinnya berkata.
Namun belum sempat melangkah kesana, pandangannya tertuju pada garasi mobil yang sangat luas, tentu saja lengkap dengan deretan mobil mewah yang berjejer rapi.

 Namun belum sempat melangkah kesana, pandangannya tertuju pada garasi mobil yang sangat luas, tentu saja lengkap dengan deretan mobil mewah yang berjejer rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nova," ujar seseorang menyadarkan Nova dari dunianya. Nova menoleh ke sumber suara dan melihat Agam dengan setelan casual sedang menatapnya penasaran. "Kenapa nggak masuk aja?"

Nova sedikit tergagap mendengar pertanyaan Agam, namun cepat-cepat dia mengendalikan diri. "Aku lihat-lihat dulu. Habis rumah kamu besar banget, Gam. Keren deh." Nova tertawa kecil mengingat aksi bodohnya tadi yang berlari mengelilingi air mancur sambil bernyanyi.

Agam hanya membalas dengan senyum tipis, "Ayo kita masuk, supaya nggak terlalu malam selesainya." Agam memimpin jalan masuk ke dalam mansion. "Kenapa tadi nggak mau dijemput? Rumahmu kan lumayan jauh dari sini."

"Tadi aku diantar Papi, karena Papi ada meeting di restoran di dekat sini. Lagipula rumahku nggak sejauh itu, Gam. Cuma 30 menit doang."

"Kalau gitu nanti aku antar kamu pulang," ucap Agam singkat. Nova mengulas senyum tipis, "Terserah kamu aja."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE PHENAKISM [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang